Thursday, March 14, 2019

LAPORAN DASGRON

laporan dasgron adalah laporan mata kuliah dasar-dasar agronomi..

Saturday, September 15, 2018


ikan arwana silver brazil :






LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PEMBIAKAN VEGETATIF DAN MANAJEMEN NURSERY


LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PEMBIAKAN
VEGETATIF DAN MANAJEMEN NURSERY
ACARA X
MANAJEMEN PRODUKSI : PERENCANAAN PRODUKSI DAN PERENCANAAN RUANG






Oleh  :

Nama          : Jeky Miharja
Hari/shift    : Kamis/ 14.00-16.00
Co-Ass       : Debby Rosya Dhini
                    





LABORATORIUM AGRONOMI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSTAS BENGKULU
2016


BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
            Manajemen produksi merupakan kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasi pengguna sumber-sumber daya yang berupa SDM, sumber daya alat dan sumberdaya dana serta bahan, secara efektif dan efisien untuk menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang atau jasa (Assauri, 2004).
            Manajemen produksi sangat diperlukan dalam kegiatan produksi pembibitan tanaman tahunan, khusunya yang bertujuan untuk bisnis usaha. Pelaksanaan manajemen ini akan mempermudah, membuat lebih teratur tahap demi tahap kegiatan, dan kita bisa merencanakan kegiatan selanjutnya sehingga kita dapat mempersiapkan lebih awal. Adapun contoh komoditi dalam pengaplikasian manajemen produksi ini adalah kakao, dengan pembibitan generative.
Tahapan utama yang sering ada dalam suatu nursery adalah :
1.      Persemaian benih
2.      Perbanyakan vegetative
3.      Pemeliharaan awal
4.      Pemeliharaan lanjut
            Praktikum manajemen produksi ini penting dilakukan karena sangat berpengaruh dalam kegiatan pembibitan baik dalam skala kecil maupun pada skala besar untuk usaha. Selain itu, penggunaan laha jua dapat dimanfaatkan seefesien mungkin.
                                                                                          

1.2 Tujuan
            Adapun tujuan praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu :
1.      Mahasiswa dapat memahami pentingnya  melakukan perencanaan dalam memperoduksi tanaman nursery.
2.      Mahasiswa berlatih merencakan produksi tanaman nursery dalam  kurun waktu tertentu
3.      Mahasiswa mampu membuat bagan kebutuhan ruang dan lahan untuk memproduksi tanamn nursery
4.      Mahasiswa mampu membuat rancangan kebutuhan bahan tanam kebutuhan ruang


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


            Perencanaan produksi juga dapat didefinisikan sebagai proses untuk memproduksi barang-barang pada suatu periode tertentu sesuai dengan yang diramalkan atau dijadwalkan melalui pengorganisasian sumber daya seperti tenaga kerja, bahan baku, mesin dan peralatan lainnya. Perencanaan produksi menuntut penaksir atas permintaan produk atau jasa yang diharapkan akan disediakan perusahaan di masa yang akan datang. Dengan demikian, peramalan merupakan bagian integral dari perencanaan produksi (Anis dkk, 2007).
            Perencanaan tata ruang merupakan metode-metode yang digunakan oleh sektor publik untuk mengatur penyebaran penduduk dan aktivitas dalam ruang yang skalanya bervariasi. Perencanaan tata ruang terdiri dari semua tingkat penatagunaan tanah, perencanaan lingkungan, (Wikipedia, 2016)
Manajemen Produksi adalah suatu proses pengubahan/konversi dari sumberdaya yang merupakan input menjadi barang atau jasa yang dilakukan oleh suatu organisasi berdasarkan tujuannya (Mikolehi, 2009). Sedangakan menurut Wikipedia (2016), manajemen produksi adalah penerapan system  manajemen yang mengatur dan mengarahkan proses yang mengubah masukan menjadi keluaran berupa barang atau jasa yang sesuai kebutuhan konsumen.  Manajemen Produksi Tanaman adalah Ilmu terapan yang menggabungkan fungsi-fungsi manajemen dalam kegiatan budidaya tanaman untuk menghasilkan suatu produk baik berupa benih/bibit/bahan tanam, hasil tanaman maupun keindahan dan kenyamanan. (Mikolehi, 2009).
            Tanaman kakao termasuk  suku dari Sterculiaceae yang banyak diusahakan oleh para pekebun, perkebunan swasta, dan perkebunan negara. Tanaman kakao dapat diperbanyak dengan cara generativ ataupun vegetatif. Perbanyakan generative dengan benih dari klon-klon induk yang terpilih.  . Namun, banyak juga kakao diperbanyak secara vegetatif untuk meningkatkan mutu dan hasil. Budidaya kakao sangat ditentukan oleh tersedianya benih dan bibit yang baik untuk menjamin tersedianya benih yang bermutu ( Cahyono 2010). Setelah 3 bulan, bibit kakao telah memiliki minimal 18-24 helai daun, diameter batang sekitar 8 mm, dan tinggi 50 – 60 cm. Bibit ini pun sudah siap untuk ditanam di lapangan atau bisa pula diokulasi dan disambung untuk memperbaiki kualitas bibit kakao yang dihasilkan (Subiantoro, 2009)
           


BAB III
METODOLOGI




3.1 Alat dan Bahan
          Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu alat tulis dan informasi tentang pembibitan tanamn yang akan di buat manajemen produksinya , contohnya kakao.

3.2 Cara Kerja
1.      Masing-masing mahasiswa membuat rencana suatu usaha produksi nursery. Dientukan jenis usaha, luasan lahandan target evaluasi ( 1 tahun).
2.      Dipahami system budidaya dari tanamn yang dipilih.
3.      Ditentukan jumlah produk yang akan dipasarkan dan periode pemasaran.
4.      Dihitung kebutuhan bahan tanam pada setiap kegiatan.
5.      Dihitung kebutuhan ruang dan lahan.
6.      Dibuat bagan kebutuhan bagan dan ruang/lahan selama periode 1 tahun





BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Pengamatan
Tabel.1 Prakiraan Kebutuhan Bahan Pangan
No
Tahap Kegiatan
Jumlah Tanaman
1
Target Penjualan
10.000
2
Tingkat kegagalan saat pemeliharaan  10 %
11.000
3
Tingkat kegagalan saat pemindahan ke polybag  5%
11.550
4
Kegagalan saat pengecambahan  3 %
11.896,5
 = 11.900



Tabel.2 Kebutuhan ruang untuk kegiatan pembibitan kakao 1 tahun
No
Tahap Kegiatan
Luas ruang (m2)
Waktu
(minggu ke)
1
Persemaian
(Jarak tanam 2,5 cm x 5 cm x 11.900
15 m2
1-2
32-34
2
Pemindahan ke Polybag dan pemeliharaan
(Jarak tanam 60cm x 60 cm  x  11.550
4158  m2
2-16
34-48



4.2 Pembahasan
Manajemen  produksi tanaman adalah ilmu terapan yang menggabungkan fungsi-fungsi manajemen dalam  kegiatan budidaya tanaman untuk menghasilkan suatu produk baik berupa benih/bibit/bahan tanam, hasil tanaman maupun keindahan dan kenyamanan. (Mikolehi, 2009). Pada praktikum ini, komoditi yang akan dirancang produksinya yaitu kakao dengan luas laha yang tersedia yaitu 5000 m2.. Jumlah bibit yang akan dijual yaitu 10.000 bibit. Untuk memperoleh jumlah yang tidak kurang dari target, maka dipersiapkan benih yang akan disemai lebih besar dari jumlah target tersebut. Perkiraan jumlah benih yang disiapkan dapat dihitung dari berapa persen kegagalan dari setiap tahapan kegiatan pada saat produksi bibit tersebut.
Pada pembibitan kakao, tahap kegiatannya cukup sederhana, yaitu penyemaian dan pemindahan ke polybag kemudian pemeliharaan. Persentase kegagalan dibutuhkan untuk mengetahui seberapa banyak benih yang harus ditambah jumlahnya agar mencapai jumlah target. Persentase kegagalan yaitu kemungkinan benih yang mati pada saat tahap kegiatan. Pada tanaman bibit kakao sebelum pada masa siap tanam ada masa pemeliharaan selama tiga bulan atau lebih. Kegagalan bibit hidup dapat terjadi pada masa ini baik pada tanaman kakao maupun tanamn lain. Persentase kegagalan  hidup pada tanamn kakao di masa pemeliharaan diperkirakan yaitu 10%.  Maka benih yang disiapkan yaitu (10% x 10.000) + 10.000 adalah 11.000.
Tahap sebelum memasuki masa pemeliharaan yaitu pemindahan bibit ke polybag. Pada saat kegitan ini juga besar kemungkinan terjadi kegagalan hidup bibit muda tanamn. Persentase kegagalan hidup bibit kakao yaitu 5 %. Maka benih yang harus disiapkan yaitu (5% x 11.000) + 11.000 adalah 11.550 biji. Sebelum bibit dipindah ke polybag, benih harus disemai terlebih dahulu. Pada saat penyemaian ini, sering terjadi kegagalan benih yang tumbuh. Persentase kegagalan benih kakao tumbuh yaitu 3%  karena benih dari varietas unggul.  Namun jika masih varietas local, persentase kegagalan tumbuh benihnya masih tinggi, dapat mencapai 10-30 %. Hal tersebut dapat dikatakan daya kecambahnya rendah. Jumlah benih kakao yang disiapkan yaitu (3% x 11.550) + 11.550 adalah 11.897 = 11.900. Jadi, dari uraian dari setiap tahap tersebut kita mengetahui jumlah benih yang harus disemai agar jumlah target tercapai.
Berdasarkan luas lahan dan jumlah bibit yang harus dicapai, kegiatan produksi dimulai pada minggu ke18. Persemaian sampai minggu ke 20. Kemudian pemindahan bibit ke polybag dan pemeliharaan  pada minggu ke 20-34. Penyemaian ke dua dilakukan pada minggu ke 32-34 karena masih ada area yang kosong. Kemudian pemindahan bibit ke polybag dan pemeliharaan ke dua dilakukan pada minggu ke 48. Oleh karena itu dalam produksi pembibitan kakao hanya dapt dilakukan 2 kali.
Alasan praktikan memulai pada minggu ke 18 karena luas lahan yang sedikit yaitu 0.5 ha.. Apabila produksi dimulai pada awal minggu, maka sumber pemasukan dari lahan tersebut akan berhenti karena hampir semua lahan terpakai untuk pemeliharaan yaitu 4158  m2. Untuk melanjutkan pemasukan dalam memenuhi kebutuhan, praktikan merencanakan menanam padi seluas  mulai minggu 1, menanam sayuran sebagai selingan pemasukan seperti selada, cabai dan sayuran yang bernilai ekonomi tinggi pada masa itu. Lahan penanaman cabai diatur sedemikian rupa agar tidak terganggu oleh lahan pemeliharaan bibit kakao.  Apabila cabai tidak produktif lagi, akan dilakukan rotasi tanaman dengan kacang tanah. Setelah produksi bibit kakao periode kedua selesai , lahan pemeliharaan tersebut akan digunakan sebagai lahan budidaya padi lagi. Padi diperkirakan akan dipanen pada minggu ke 14 dan selama 4 minggu untuk menangani panen dan pasca panen padi serta komoditi lain. Pada minggu ke 18 mulai mempersiapkan benih dan area penyemaian serta dilakukan penyemaian.  Benih akan berkecambah setelah satu minggu walau masih sebahagian kecil, dan dapat dimulai pemindahan ke polybag sampai pada minggu ke 20.
Pada minggu ke 20-34 dilakukan pemeliharaan meliputi penyiraman, pemupukan dan pengendalian OPT. Penyiraman mutlak perlu dilakukan agar bibit tidak mengalami kekeringan. Saat musim kemarau, penyiraman dilakukan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari, sedangkan saat musim hujan penyiraman disesuaikan dengan keadaan media tanam dalam polibag. Pemupukan pada bibit kakao dilakukan setiap 14 hari sekali sampai bibit berumur 3 bulan. Pemupukan dilakukan dengan pupuk urea yang telah dilarutkan dalam air. Larutan pupuk urea dibuat dengan konsentrasi 1%, ini berarti dalam 1 liter larutan terkandung pupuk urea sebanyak 10 gram.Setiap bibit disiram larutan pupuk hingga 100 ml. Setelah penyiraman pupuk, bibit perlu disiram kembali menggunakan air bersih agar larutan pupuk urea yang menempel pada bagian tanaman luruh. Pengendalian hama penyakit pada pembibitan kakao dilakukan tergantung pada kondisi serangan. Jika hama dan penyakit seperti kutu putih, aphis, kumbang kecil, atau cendawan pembusuk menyerang bibit, pengendalian dapat dilakukan dengan aplikasi insektisida sesuai dosis. Pengendalian gulma dapat dilakukan secara manual. Setelah 3 bulan, bibit kakao telah memiliki minimal 18-24 helai daun, diameter batang sekitar 8 mm, dan tinggi 50 – 60 cm. Bibit ini pun sudah siap untuk ditanam di lapangan atau bisa pula diokulasi dan disambung untuk memperbaiki kualitas bibit kakao yang dihasilkan.

           

BAB V
KESIMPULAN



            Setelah melaksanakan praktikum ini, praktikan  dapat menyimpulkan bahwa:
1.      Pentingnya tujuan perencanaan dalam memproduksi tanaman nursery Pelaksanaan manajemen ini akan mempermudah, membuat lebih teratur tahap demi tahap kegiatan, dan kita bisa merencanakan kegiatan selanjutnya sehingga kita dapat mempersiapkan lebih awal.
2.      Praktikan berencana memproduksi bibit kakao dala waktu setahun
3.      Bagan kebutuhan ruang dan lahan untuk produksi kakao dapat dibuat oleh praktikan yaitu pada bagian hasil.
4.      Kebutuhan bahan tanam untuk mencapai 10.000 bibit kakao adalah 11.900  benih kakao dengan lahan persemaian 15 m2  dan lahan pemeliharaan bibit dalam polybag  adalah 4158  m2



DAFTAR PUSTAKA


Assauri, Sofjan. 2004. Manajemen Produksi Dan Operasi, Edisi Revisi Lembaga. Penerbit             Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta
Anis, M., S.Nandiroh, D.A.Utami. 2007. Optimasi Perencanaan Produksi Dengan Metode Goal   ProgrammingJ. Ilmiah Teknik Industri Vol. 5(3) :133 - 143
Mikolehi, 2009. Pembibitan Kakao. http://alamtani.com/pembibitan-kakao.html                                          [Diakses pada 16 November 2016)
Cahyono Bambang. 2010. Sukses Bertanam Coklat. Jakarta: Pustaka Mina [Ditjenbun] Direktorat Jendral Perkebunan. 2011
Subiantoro ,Rijadi. 2009. Teknik Pembibitan Tanaman Kakao. Politeknik    Negeri Lampung
           

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PEMBIAKAN VEGETATIF DAN MANAJEMEN NURSERY

PERBANYAKAN TANAMAN Perbanyakan tanaman secara vegetatif


Text Box:


 

PERBANYAKAN TANAMAN
Perbanyakan tanaman secara vegetatif


BAB  I. PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Pemahaman tentang konsep dan aspek pada Mata Diklat Dasar-Dasar Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif merupakan salah satu bagian yang penting dalam kegiatan perbanyakan tanaman secara vegetatif. Pengetahuan tentang konsep perbanyakan tanaman secara vegetatif sangat penting untuk diketahui agar dapat dipahami pengertian perbanyakan tanaman secara vegetatif dan membedakan pengelompokan dalam perbanyakan tanaman secara vegetatif. Selain itu, juga perlu didukung pengetahuan tentang arti penting dari perbanyakan tanaman secara vegetatif agar dapat dipahami perlunya dilakukan perbanyakan tanaman secara vegetatif ditinjau dari aspek anatomi, fisiologi, dan genetik. Pemahaman tentang konsep perbanyakan tanaman secara vegetatif juga perlu didukung dengan pengetahuan tentang teknik-teknik yang dapat digunakan dalam perbanyakan tanaman secara vegetatif.
Perbanyakan tanaman secara vegetatif juga perlu pemahaman tentang pengatahuan aspek-aspek pentingnya meliputi aspek anatomi, fisiologi, dan genetik. Aspek anatomi perbanyakan tanaman secara vegetatif berkaitan dengan pengetahuan struktur internal dari akar, batang, dan daun untuk  memahami proses terbentuknya akar adventif pada stek dan cangkok dan terbentuknya penyatuan sambungan pada penyusuan, okulasi, dan sambungan. Aspek fisiologi perbanyakan tanaman secara vegetatif yang perlu diketahui adalah peranan secara fisiologis berbagai hormon tanaman dalam mempengaruhi proses pertumbuhan hasil perbanyakan tanaman. Aspek genetik perbanyakan tanaman secara vegetatif berkaitan dengan keseragaman dan keragaman secara genetik tanaman yang diperbanyak secara vegetatif. Ketiga aspek tersebut apabila dipahami dengan benar diharapkan akan menunjang keberhasilan dalam pelaksanaan perbanyakan tanaman secara vegetatif.
B.     Tujuan
Bertujuan memahami apa itu perbanyakan tanaman
1.            Dapat membedakan perbanyakan vegetatif alami dan buatan.

PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF  BUATAN

Perkembangbiakan vegetatif secara buatan adalah perkembangbiaknya tumbuhan tanpa perkawinan, dengan bantuan campur tangan manusia.
a.       Mencangkok
Mencangkok adalah suatu cara mengembangbiakkan tumbuhan dengan jalan menguliti batang yang ada lalu bungkus dengan tanah agar akarnya tumbuh. Jika akar sudah muncul akar yang kokoh, maka batang tersebut sudah bisa dipotong dan ditanam di tempat lain. Pengambilan batang tanaman yang sudah tumbuh akarnya, dapat dilakukan pada tanaman: dikotil, berkambium, bergetah, berkayu. Contoh: mangga, jeruk, jambu air, rambutan, sawo.
Keuntungan mencangkok antara lain lebih cepat berbuah, cepat berkembangbiaknya, batang pendek, mempunyai sifat yang sama dengan induknya. Sedangkan kerugiannya antara lain perakaran tidak kuat, induk cepat mati jika banyak dicangkok, hasil lebih sedikit.
b.       Stek
Adalah menanam bagian tertentu tumbuhan tanpa menunggu tumbuhan akar baru terlebih dahulu. Bagian yang distek adalah: batang, tangkai, dan daun.
1.      Stek batang : ketela pohon, tebu, sirih.
2.      Stek daun : cocor bebek, begonia, sansivera.
3.      Stek tangkai : kembang sepatu, mawar.
c.       Okulasi/menempel
Adalah dengan cara menempelkan mata tunas dari satu tumbuhan ke batang tumbuhan lain yang sejenis. Tujuannya menggabungkan dua sifat baik pada tumbuhan sehingga didapatkan tanaman baru yang mempunyai sifat lebih baik dari tanaman induk. Contoh: mangga, belimbing. Alpukat.
d.      Sambung Pucuk
Adalah menyatukan pucuk dengan batang bawah dari tumbuhan yang sejenis. Tujuannya menggabungkan dua sifat baik pada tumbuhan sehingga didapatkan tanaman baru yang mempunyai sifat lebih baik dari tanaman induk. Contoh: kembang sepatu, durian, kopi, jambu.



e.       Runduk
Adalah dengan cara mengerat sedikit batang kemudian merundukkan ke dalam tanah. Ini dapat dilakukan pada batang tanaman yang panjang dan lentur. Contoh: melati, alamanda, apel, dan mawar pagar.
f.       Kultur Jaringan
Yaitu mengambil jaringan tertentu (tunas, daun, akar) dan dikembangkan dalam media khusus. Contoh: kelapa sawit, anggrek.



PEMBAHASAN
A.    Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif
            Perbanyakan secara vegetatif adalah perbanyakan tanaman menggunakan bagian – bagian vegetatif tanaman seperti akar, batang dan daun. Bahan tanaman yang berasal dari bagian vegetatif disebut bibit. Baik perbanyakan secara vegetatif ( benih ) maupun perbanyakan secara vegetatif ( bibit ), kedua – duanya digunakan petani karena masing – masing mempunyai kelebihan.
            Selain itu setiap jenis tanaman mempunyai sifat spesifik dalam kaitanyan dengan bahan tanaman ini. Tanaman – tanaman seperti : padi, jagung, kedelai, kacang tanah, gamdum, kelapa sulit diperbanyak secara vegetatif kecuali dengan menggunakan teknik kultur jaringan. Sedangkan tanaman rambutan, apel, kopi, kakao,tebu, ubikayu, ubijalar, dan lainya lebih baik diperbanyak secara vegetatif.
B.     Siklus Hidup Aseksual Atau Vegetatif
            Pada perbanyakan secara aseksual atau vegetatif genotip dari tanaman induk diwarisi secara sempurna. Bagian – bagian tanaman pada fase siklus seksual maupun dapat digunakan sebagai bahan tanaman awal. Bahan yang dipilih untuk perbanyakan karena sifat vegetatifnya dan diambil sebelum mencapai fase dewasa akan tetapi menunjukan sifat juvenilnya. Bahan tanaman yang dipilih karena sifat bunga dan buahnya tidak lagi menunjukan sifat juvenilnya ataupun transisinya dan tetap secara biologis dewasa.
            Dengan demikian perlu dikatahui fase vegetatif dan fase pembungaan. Fase vegetatif adalah fase pertumbuhan tanaman dengan perpanjangan akar dan batang, peningkatan volume tanaman dan perluasan daun. Pada fase pembungaan perpanjangan batang berakhir dan beberapa titik tumbuh berubah menjadi kuncup dan akhirnya membentuk buah dan biji.
            Perbanyakan secara vegetatif mencakup beberapa cara antaralain : stek ( batang, akar dan daun ) okulasi dan penyambungan tidak seperti perbanyakan secara generatif yang dapat di tanam langsung dilapangan, kecuali untuk benih yang berukuran kecil, untuk perbanyakan secara vegetatif biasanya perlu disemaikan dulu sebelum ditanam dilapangan.
           



Persemaian, diperlukan dengan maksud untuk :
1.      Memudahkan pemeliharaan tanaman, misalnya penyiraman yang harus dilakukan pagi dan sore
2.      Menyediakan media tanam yang sangat bagus, misalnya permukaan tanah halus dan bila perlu dicampur pasir
3.      Mengurangi biaya dan tenaga kerja, misalnya bila harus menggunakan naungan daripada membuat naungan tersebar diseluruh lahan lebih murah membuat naungan dibedengan persemaian
4.       Memeberi kesempatan menyeleksi tanaman yang baik untuk dipindah dilapangan sehingga akan mengurangi persentase sulaman, dan
5.      Pada jenis – jenis tanaman tertentu dengan transplanting ( pindah tanam ) memungkinkan diperoleh pertumbuhan tanaman dan diperoleh pertumbuhan tanaman dan hasil panen yang lebih tinggi.

2.      Perkembangbiakan Vegetatif  Buatan
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, cepat berbuah, dan menyerupai induknya, pembiakan ini sengaja dibantu manusia. Tujuannya adalah untuk memperoleh tumbuhan baru dengan cepat dan tidak bergantung pada musim. Pembiakan secara vegetatif buatan di antaranya adalah cangkok, stek, okulasi, enten, dan runduk. Berikut ini beberapa cara pembiakan secara vegetatif buatan :

A. CANGKOK
Mencangkok adalah mengembangbiakkan tanaman agar cepat berbuah dan mempunyai sifat-sifat yang sama dengan induknya. Jika tanaman induknya berbuah manis, maka cangkokannya menghasilkan buah yang manis pula. Selain itu, mencangkok lebih cepat memberikan hasil jika dibandingkan dengan menanam bijinya. Tanaman yang dapat dicangkok adalah tanaman yang mempunyai batang kayu dan berkambium, seperti jambu, rambutan, dan mangga. Namun tanaman hasil cangkokan memiliki beberapa kelemahan. Tanaman hasil cangkokan hanya memiliki akar serabut, sehingga mudah tumbang/roboh dan umur tanaman lebih pendek dibandingkan tumbuhan yang di tanam dari biji.
Berikut adalah cara  mencangkok tanaman. Sediakan Alat dan bahan yang digunakan dalam mencangkok, antara lain : tali pengikat/rafia, pisau yang tajam, serabut kelapa atau plastik, gunting, tanah yang subur , dan cabang/ranting yang akan kita cangkok.
Langkah - langkah mencangkok adalah sebagai berikut berikut :
1.      Pilih cabang atau ranting yang tidak terlalu tua ataupun terlalu muda.
2.      Kuliti hingga bersih cabang atau ranting tersebut sepanjang 5-10 cm.
3.      Kerat kambiumnya hingga bersih, dan angin-anginkan.
4.      Tutup dengan tanah, kemudian dibungkus dengan plastik atau sabut kelapa.  
5.      Ikat pada kedua ujungnya seperti membungkus permen. Bila menggunakan plastik,lubangi plastiknya terlebih dahulu agar air siraman bisa keluar dan tanah tidak terlalu basah.
6.      Jaga kelembaban tanah dengan cara menyiramnya setiap hari (jika musim kemarau).
7.      Setelah banyak akar yang tumbuh, potong cabang atau ranting tersebut, kemudian tanam di pot. Setelah tumbuh dengan baik baru ditanam di tanah. 

B. STEK
Stek adalah cara mengembangbiakkan tanaman dengan menggunakan bagian dari batang tumbuhan tersebut.  Bagian tanaman yang dapat ditanam dapat berupa batang, tangkai, atau daun. Tidak semua tumbuhan dapat disetek. Stek daun dapat dilakukan pada tanaman cocor bebek dan begonia. Stek akar dapat dilakukan pada tanaman sukun dan stek batang dapat dilakukan pada tanaman singkong. Stek tangkai dapat dilakukan pada tanaman mawar. Contoh tanaman yang dikembangbiakan dengan stek adalah ubi kayu, tebu, kangkung, dan mawar.

C. SAMBUNG
Menyambung atau mengenten bertujuan menggabungkan dua sifat unggul dari individu yang berbeda. Misalnya, untuk menyokong tumbuhan dibutuhkan jenis tumbuhan yang memiliki akar kuat. Sementara untuk menghasilkan buah atau daun atau bunga yang banyak dibutuhkan tumbuhan yang memiliki produktivitas tinggi. Tumbuhan yang dihasilkan memiliki akar kuat dan produktivitas yang tinggi. Contoh tumbuhan yang bisa disambung adalah tumbuhan yang sekeluarga. Contohnya, tomat dengan terung.
Berikut ini adalah cara mengenten tanaman :
Alat dan bahan : pisau/cutter yang steril, tali rafia, dua jenis tumbuhan (terung dan tomat) 
Cara menyambung tanaman :
1.      Pilih tanaman untuk batang bawah dan batang atas yang sehat. Batang bawah berdiameter lebih besar daripada batang atas.
2.      Gunakan pisau steril dan tajam, untuk memotong batang bawah dengan bentuk huruf V, dan potong batang atas dengan bentuk V terbaik. Panjang batang atas idealnya 3-8 cm.
3.      Masukkan batang atas tersebut ke dalam celah batang bawah, lalu ikat sambungan itu dengan sealtape, atau potongan plastik bening (dari kantong plastik gula pasir). Usahakan sambungan tidak terkena air.
4.      Untuk mengurangi penguapan dan mempercepat tumbuhnya tunas, sisakan 2-4 helai daun pada batas atas; dan potong daun tersebut menjadi setengahnya atau pangkas semua daun.
5.      Bungkus batang yang disambung tadi dengan kantong plastik, dan letakkan di tempat teduh selama sekitar 7-10 hari.
6.      Dalam kurun waktu itu akan terlihat munculnya tunas daun. Buka kantong plastiknya; dan taruh di bawah matahari. 

D. TEMPEL (OKULASI)
Menempel atau okulasi adalah menempelkan tunas pada batang tanaman sejenis yang akan dijadikan induk. Tumbuhan yang akan ditempeli harus yang kuat. Tempel (okulasi) bertujuan menggabungkan dua tumbuhan berbeda sifatnya. Nantinya, akan dihasilkan tumbuhan yang memiliki dua jenis buah atau bunga yang berbeda sifat.  Contohnya, okulasi pada bunga mawar akan menghasilkan dua warna atau lebih yang berbeda. Tumbuhan tersebut akan terlihat lebih indah karena bunganya berwarna-warni. Pada buah mangga, batang bawah memiliki perakaran kuat dan dalam serta tahan terhadap penyakit akar. Batang atas berbuah banyak dan besar serta rasa manis. Dengan okulasi batang atas ke batang bawah, maka akan didapatkan pohon mangga yang perakarannya kuat dan tahan terhadap penyakit sekaligus berbuah lebat dan manis. Selain itu okulasi juga mempercepat tanaman berbuah karena batang atas sudah melewati masa muda.
Berikut ini adalah cara mengokulasi tanaman : Alat dan bahan : tali rafia, pisau/cutter, duua jenis tumbuhan ( batang bawah dan batang atas). Langkah-langkah mengokulasi tanaman :
1.      Siapkan batang bawah, umur tanaman tergantung dari jenis tanaman apa yang akan diokulasi. 
2.      Siapkan batang atas berupa kulit kayu dan mata tunas dari induk tanaman yang berkualitas baik dan memiliki sifat unggul. 
3.      Iris dan sayat batang bawah dengan panjang 2-3 cm, lebar 1-1,5 cm.  
4.      Sisipkan mata tunas ke irisan yang telah dibuat pada batang bawah, lakukan dengan cepat. Jangan sampai luka sayatan kering. Pastikan tidak ada celah antara luka sayatan dengan mata tunas.
5.      Ikat tempelan menggunakan tali rafia, arah pengikatan dari bawah ke atas sehingga tali tersusun rapat seperti genting dan tidak ada celah kecuali pada bagian mata tunas.
6.      Setelah 2 minggu, lihat mata tunas. Jika berwarna hijau kemerahan atau hitam berarti okulasi gagal. Sedangkan jika warnanya masih hijau segar dan melekat pada batang pokok berarti okulasi berhasil dan ikatannya sudah boleh dilepas. Waktu pengikatan bisa sampai 3 minggu.
7.      Bila telah ada kepastian bahwa mata tempelan sudah hidup, segera potong batang yang berada di atas mata tempelan, tujuannya agar sumber makanan tertuju pada tunas dari tempelan. Jika tidak, tempelan akan mati. Panjang pemotongan batang dan jarak pemotongan dari mata tempelan berbeda-beda tergantung dari jenis tanaman yang diokulasi. (sumber : Balai Besar Pengembangan dan Perluasan Kerja (BBPPK) Lembang ).

E. MERUNDUK
Merunduk adalah membengkokkan sebagian cabang kemudan membenamkannya ke dalam tanah. Pada batang yang ditimbun tersebut diharapkan tumbuh akar. Tumbuhan yang dapat dikembangbiakkan dengan merunduk di antaranya arbei, apel, tebu, stroberi, dan melati.  
Berikut ini cara melakukan perbanyakan dengan merunduk : Pilih cabang tanaman yang sudah tua, kuat dan panjang;
1.      Bersihkan cabang tanaman bagian tengah dari daun dan kotoran yang menempel;
2.      Bengkokkan cabang tanaman ke tanah hingga sedikit dari bagian tengah cabang menyentuh tanah
3.      Kubur cabang tanaman tadi dengan menggunakan tanah;
4.      Biarkan selama beberapa hari sambil menyiram gundukan tanah tersebut;
5.      Setelah akar dari bagian tengah cabang tadi muncul, pisahkan tanaman baru dari tanaman induk dengan memotong cabang tanaman tadi dari batang utamanya;
6.      Tanaman baru siap dipindahkan ke media tanam.


BAB  IV. KESIMPULAN

 Perbanyakan tanaman secara vegetatif terbagi atas 2.
1.      Perbanyakan secara vegetatif mengikuti sifat asli induknya.
2.      Dengan perbanyakan vegetatif kita dapat memperbanyak tanaman dengan mudah.



















DAFTAR PUSTAKA
Sleper D.A. dan J.M. Poehlman. 2006. Breeding Field Crops. Edisi ke-5. Wiley-Blackwell. Hal. 3.
McCouch, S. (2004). "Diversifying selection in plant breeding". PLoS Biol 2 (10): e347.DOI:10.1371/journal.pbio.0020347. Diakses pada 24 Agustus 2010.
Sisworo W.H. Membangun Kembali Swa Sembada Beras. [sic!]. Makalah yang disampaikan dalam ? tanggal 26 April 2007.  Laman Bundesverband Deutscher Pflanzenzüchter e.V.
Gewin Virginia . 2003. Genetically Modified Corn— Environmental Benefits and Risks. PLOS Biology 1: e8. DOI:10.1371/journal.pbio.0000008
Zohary, D. & Hopf, M. 2000. Domestication of Plants in the Old World. Oxford Univ. Press. London.
Purugganan, M.D. (2009-02-12). "The nature of selection during plant domestication" (pdf). Nature 457: 843-8. DOI:10.1038/nature07895.






Diposting oleh Alkadrin Manui di 05.12 

LAPORAN MAGANG KELAPA SAWIT

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG TEKNIK PEMULIAAN TANAMAN KELAPA SAWIT ( Elaeis guineensis Jacq) DI PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT (PPKS) M...