Saturday, September 15, 2018

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PEMBIAKAN VEGETATIF DAN MANAJEMEN NURSERY


LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PEMBIAKAN
VEGETATIF DAN MANAJEMEN NURSERY
ACARA X
MANAJEMEN PRODUKSI : PERENCANAAN PRODUKSI DAN PERENCANAAN RUANG






Oleh  :

Nama          : Jeky Miharja
Hari/shift    : Kamis/ 14.00-16.00
Co-Ass       : Debby Rosya Dhini
                    





LABORATORIUM AGRONOMI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSTAS BENGKULU
2016


BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
            Manajemen produksi merupakan kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasi pengguna sumber-sumber daya yang berupa SDM, sumber daya alat dan sumberdaya dana serta bahan, secara efektif dan efisien untuk menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang atau jasa (Assauri, 2004).
            Manajemen produksi sangat diperlukan dalam kegiatan produksi pembibitan tanaman tahunan, khusunya yang bertujuan untuk bisnis usaha. Pelaksanaan manajemen ini akan mempermudah, membuat lebih teratur tahap demi tahap kegiatan, dan kita bisa merencanakan kegiatan selanjutnya sehingga kita dapat mempersiapkan lebih awal. Adapun contoh komoditi dalam pengaplikasian manajemen produksi ini adalah kakao, dengan pembibitan generative.
Tahapan utama yang sering ada dalam suatu nursery adalah :
1.      Persemaian benih
2.      Perbanyakan vegetative
3.      Pemeliharaan awal
4.      Pemeliharaan lanjut
            Praktikum manajemen produksi ini penting dilakukan karena sangat berpengaruh dalam kegiatan pembibitan baik dalam skala kecil maupun pada skala besar untuk usaha. Selain itu, penggunaan laha jua dapat dimanfaatkan seefesien mungkin.
                                                                                          

1.2 Tujuan
            Adapun tujuan praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu :
1.      Mahasiswa dapat memahami pentingnya  melakukan perencanaan dalam memperoduksi tanaman nursery.
2.      Mahasiswa berlatih merencakan produksi tanaman nursery dalam  kurun waktu tertentu
3.      Mahasiswa mampu membuat bagan kebutuhan ruang dan lahan untuk memproduksi tanamn nursery
4.      Mahasiswa mampu membuat rancangan kebutuhan bahan tanam kebutuhan ruang


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


            Perencanaan produksi juga dapat didefinisikan sebagai proses untuk memproduksi barang-barang pada suatu periode tertentu sesuai dengan yang diramalkan atau dijadwalkan melalui pengorganisasian sumber daya seperti tenaga kerja, bahan baku, mesin dan peralatan lainnya. Perencanaan produksi menuntut penaksir atas permintaan produk atau jasa yang diharapkan akan disediakan perusahaan di masa yang akan datang. Dengan demikian, peramalan merupakan bagian integral dari perencanaan produksi (Anis dkk, 2007).
            Perencanaan tata ruang merupakan metode-metode yang digunakan oleh sektor publik untuk mengatur penyebaran penduduk dan aktivitas dalam ruang yang skalanya bervariasi. Perencanaan tata ruang terdiri dari semua tingkat penatagunaan tanah, perencanaan lingkungan, (Wikipedia, 2016)
Manajemen Produksi adalah suatu proses pengubahan/konversi dari sumberdaya yang merupakan input menjadi barang atau jasa yang dilakukan oleh suatu organisasi berdasarkan tujuannya (Mikolehi, 2009). Sedangakan menurut Wikipedia (2016), manajemen produksi adalah penerapan system  manajemen yang mengatur dan mengarahkan proses yang mengubah masukan menjadi keluaran berupa barang atau jasa yang sesuai kebutuhan konsumen.  Manajemen Produksi Tanaman adalah Ilmu terapan yang menggabungkan fungsi-fungsi manajemen dalam kegiatan budidaya tanaman untuk menghasilkan suatu produk baik berupa benih/bibit/bahan tanam, hasil tanaman maupun keindahan dan kenyamanan. (Mikolehi, 2009).
            Tanaman kakao termasuk  suku dari Sterculiaceae yang banyak diusahakan oleh para pekebun, perkebunan swasta, dan perkebunan negara. Tanaman kakao dapat diperbanyak dengan cara generativ ataupun vegetatif. Perbanyakan generative dengan benih dari klon-klon induk yang terpilih.  . Namun, banyak juga kakao diperbanyak secara vegetatif untuk meningkatkan mutu dan hasil. Budidaya kakao sangat ditentukan oleh tersedianya benih dan bibit yang baik untuk menjamin tersedianya benih yang bermutu ( Cahyono 2010). Setelah 3 bulan, bibit kakao telah memiliki minimal 18-24 helai daun, diameter batang sekitar 8 mm, dan tinggi 50 – 60 cm. Bibit ini pun sudah siap untuk ditanam di lapangan atau bisa pula diokulasi dan disambung untuk memperbaiki kualitas bibit kakao yang dihasilkan (Subiantoro, 2009)
           


BAB III
METODOLOGI




3.1 Alat dan Bahan
          Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu alat tulis dan informasi tentang pembibitan tanamn yang akan di buat manajemen produksinya , contohnya kakao.

3.2 Cara Kerja
1.      Masing-masing mahasiswa membuat rencana suatu usaha produksi nursery. Dientukan jenis usaha, luasan lahandan target evaluasi ( 1 tahun).
2.      Dipahami system budidaya dari tanamn yang dipilih.
3.      Ditentukan jumlah produk yang akan dipasarkan dan periode pemasaran.
4.      Dihitung kebutuhan bahan tanam pada setiap kegiatan.
5.      Dihitung kebutuhan ruang dan lahan.
6.      Dibuat bagan kebutuhan bagan dan ruang/lahan selama periode 1 tahun





BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Pengamatan
Tabel.1 Prakiraan Kebutuhan Bahan Pangan
No
Tahap Kegiatan
Jumlah Tanaman
1
Target Penjualan
10.000
2
Tingkat kegagalan saat pemeliharaan  10 %
11.000
3
Tingkat kegagalan saat pemindahan ke polybag  5%
11.550
4
Kegagalan saat pengecambahan  3 %
11.896,5
 = 11.900



Tabel.2 Kebutuhan ruang untuk kegiatan pembibitan kakao 1 tahun
No
Tahap Kegiatan
Luas ruang (m2)
Waktu
(minggu ke)
1
Persemaian
(Jarak tanam 2,5 cm x 5 cm x 11.900
15 m2
1-2
32-34
2
Pemindahan ke Polybag dan pemeliharaan
(Jarak tanam 60cm x 60 cm  x  11.550
4158  m2
2-16
34-48



4.2 Pembahasan
Manajemen  produksi tanaman adalah ilmu terapan yang menggabungkan fungsi-fungsi manajemen dalam  kegiatan budidaya tanaman untuk menghasilkan suatu produk baik berupa benih/bibit/bahan tanam, hasil tanaman maupun keindahan dan kenyamanan. (Mikolehi, 2009). Pada praktikum ini, komoditi yang akan dirancang produksinya yaitu kakao dengan luas laha yang tersedia yaitu 5000 m2.. Jumlah bibit yang akan dijual yaitu 10.000 bibit. Untuk memperoleh jumlah yang tidak kurang dari target, maka dipersiapkan benih yang akan disemai lebih besar dari jumlah target tersebut. Perkiraan jumlah benih yang disiapkan dapat dihitung dari berapa persen kegagalan dari setiap tahapan kegiatan pada saat produksi bibit tersebut.
Pada pembibitan kakao, tahap kegiatannya cukup sederhana, yaitu penyemaian dan pemindahan ke polybag kemudian pemeliharaan. Persentase kegagalan dibutuhkan untuk mengetahui seberapa banyak benih yang harus ditambah jumlahnya agar mencapai jumlah target. Persentase kegagalan yaitu kemungkinan benih yang mati pada saat tahap kegiatan. Pada tanaman bibit kakao sebelum pada masa siap tanam ada masa pemeliharaan selama tiga bulan atau lebih. Kegagalan bibit hidup dapat terjadi pada masa ini baik pada tanaman kakao maupun tanamn lain. Persentase kegagalan  hidup pada tanamn kakao di masa pemeliharaan diperkirakan yaitu 10%.  Maka benih yang disiapkan yaitu (10% x 10.000) + 10.000 adalah 11.000.
Tahap sebelum memasuki masa pemeliharaan yaitu pemindahan bibit ke polybag. Pada saat kegitan ini juga besar kemungkinan terjadi kegagalan hidup bibit muda tanamn. Persentase kegagalan hidup bibit kakao yaitu 5 %. Maka benih yang harus disiapkan yaitu (5% x 11.000) + 11.000 adalah 11.550 biji. Sebelum bibit dipindah ke polybag, benih harus disemai terlebih dahulu. Pada saat penyemaian ini, sering terjadi kegagalan benih yang tumbuh. Persentase kegagalan benih kakao tumbuh yaitu 3%  karena benih dari varietas unggul.  Namun jika masih varietas local, persentase kegagalan tumbuh benihnya masih tinggi, dapat mencapai 10-30 %. Hal tersebut dapat dikatakan daya kecambahnya rendah. Jumlah benih kakao yang disiapkan yaitu (3% x 11.550) + 11.550 adalah 11.897 = 11.900. Jadi, dari uraian dari setiap tahap tersebut kita mengetahui jumlah benih yang harus disemai agar jumlah target tercapai.
Berdasarkan luas lahan dan jumlah bibit yang harus dicapai, kegiatan produksi dimulai pada minggu ke18. Persemaian sampai minggu ke 20. Kemudian pemindahan bibit ke polybag dan pemeliharaan  pada minggu ke 20-34. Penyemaian ke dua dilakukan pada minggu ke 32-34 karena masih ada area yang kosong. Kemudian pemindahan bibit ke polybag dan pemeliharaan ke dua dilakukan pada minggu ke 48. Oleh karena itu dalam produksi pembibitan kakao hanya dapt dilakukan 2 kali.
Alasan praktikan memulai pada minggu ke 18 karena luas lahan yang sedikit yaitu 0.5 ha.. Apabila produksi dimulai pada awal minggu, maka sumber pemasukan dari lahan tersebut akan berhenti karena hampir semua lahan terpakai untuk pemeliharaan yaitu 4158  m2. Untuk melanjutkan pemasukan dalam memenuhi kebutuhan, praktikan merencanakan menanam padi seluas  mulai minggu 1, menanam sayuran sebagai selingan pemasukan seperti selada, cabai dan sayuran yang bernilai ekonomi tinggi pada masa itu. Lahan penanaman cabai diatur sedemikian rupa agar tidak terganggu oleh lahan pemeliharaan bibit kakao.  Apabila cabai tidak produktif lagi, akan dilakukan rotasi tanaman dengan kacang tanah. Setelah produksi bibit kakao periode kedua selesai , lahan pemeliharaan tersebut akan digunakan sebagai lahan budidaya padi lagi. Padi diperkirakan akan dipanen pada minggu ke 14 dan selama 4 minggu untuk menangani panen dan pasca panen padi serta komoditi lain. Pada minggu ke 18 mulai mempersiapkan benih dan area penyemaian serta dilakukan penyemaian.  Benih akan berkecambah setelah satu minggu walau masih sebahagian kecil, dan dapat dimulai pemindahan ke polybag sampai pada minggu ke 20.
Pada minggu ke 20-34 dilakukan pemeliharaan meliputi penyiraman, pemupukan dan pengendalian OPT. Penyiraman mutlak perlu dilakukan agar bibit tidak mengalami kekeringan. Saat musim kemarau, penyiraman dilakukan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari, sedangkan saat musim hujan penyiraman disesuaikan dengan keadaan media tanam dalam polibag. Pemupukan pada bibit kakao dilakukan setiap 14 hari sekali sampai bibit berumur 3 bulan. Pemupukan dilakukan dengan pupuk urea yang telah dilarutkan dalam air. Larutan pupuk urea dibuat dengan konsentrasi 1%, ini berarti dalam 1 liter larutan terkandung pupuk urea sebanyak 10 gram.Setiap bibit disiram larutan pupuk hingga 100 ml. Setelah penyiraman pupuk, bibit perlu disiram kembali menggunakan air bersih agar larutan pupuk urea yang menempel pada bagian tanaman luruh. Pengendalian hama penyakit pada pembibitan kakao dilakukan tergantung pada kondisi serangan. Jika hama dan penyakit seperti kutu putih, aphis, kumbang kecil, atau cendawan pembusuk menyerang bibit, pengendalian dapat dilakukan dengan aplikasi insektisida sesuai dosis. Pengendalian gulma dapat dilakukan secara manual. Setelah 3 bulan, bibit kakao telah memiliki minimal 18-24 helai daun, diameter batang sekitar 8 mm, dan tinggi 50 – 60 cm. Bibit ini pun sudah siap untuk ditanam di lapangan atau bisa pula diokulasi dan disambung untuk memperbaiki kualitas bibit kakao yang dihasilkan.

           

BAB V
KESIMPULAN



            Setelah melaksanakan praktikum ini, praktikan  dapat menyimpulkan bahwa:
1.      Pentingnya tujuan perencanaan dalam memproduksi tanaman nursery Pelaksanaan manajemen ini akan mempermudah, membuat lebih teratur tahap demi tahap kegiatan, dan kita bisa merencanakan kegiatan selanjutnya sehingga kita dapat mempersiapkan lebih awal.
2.      Praktikan berencana memproduksi bibit kakao dala waktu setahun
3.      Bagan kebutuhan ruang dan lahan untuk produksi kakao dapat dibuat oleh praktikan yaitu pada bagian hasil.
4.      Kebutuhan bahan tanam untuk mencapai 10.000 bibit kakao adalah 11.900  benih kakao dengan lahan persemaian 15 m2  dan lahan pemeliharaan bibit dalam polybag  adalah 4158  m2



DAFTAR PUSTAKA


Assauri, Sofjan. 2004. Manajemen Produksi Dan Operasi, Edisi Revisi Lembaga. Penerbit             Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta
Anis, M., S.Nandiroh, D.A.Utami. 2007. Optimasi Perencanaan Produksi Dengan Metode Goal   ProgrammingJ. Ilmiah Teknik Industri Vol. 5(3) :133 - 143
Mikolehi, 2009. Pembibitan Kakao. http://alamtani.com/pembibitan-kakao.html                                          [Diakses pada 16 November 2016)
Cahyono Bambang. 2010. Sukses Bertanam Coklat. Jakarta: Pustaka Mina [Ditjenbun] Direktorat Jendral Perkebunan. 2011
Subiantoro ,Rijadi. 2009. Teknik Pembibitan Tanaman Kakao. Politeknik    Negeri Lampung
           

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PEMBIAKAN VEGETATIF DAN MANAJEMEN NURSERY

No comments:

Post a Comment

LAPORAN MAGANG KELAPA SAWIT

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG TEKNIK PEMULIAAN TANAMAN KELAPA SAWIT ( Elaeis guineensis Jacq) DI PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT (PPKS) M...