Thursday, March 24, 2016

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR – DASAR ILMU TANAH Acara 1 “Sidik Cepat Penetapan Tekstur, Struktur dan Konsistensi Tanah di Laboratorium”

LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR – DASAR ILMU TANAH
Acara 1
“Sidik Cepat Penetapan Tekstur, Struktur dan Konsistensi Tanah di Laboratorium





Disusun Oleh:

NAMA       : Jeky Miharja
NPM                    : E1J0144
Co-Ass        : ZAINAL ARIFIN





LABORATORIUM ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2015


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. TEKSTUR

1.      Latar Belakang
Sifat kimia, fisika dan mineralogi partikel tanah tergantung pada ukuran partikelnya. Semakin kecil ukuran partikel maka luas permukaannya semakin besar. Jadi, luas permukaan fraksi liat > fraksi debu > fraksi pasir. Tekstur tanah diartikan sebagai proporsi pasir, debu dan liat. Partikel ukuran lebih dari 2 mm, bahan organik dan agen perekat seperti kalsium  karbonate harus dihilangkan sebelum menentukan tekstur. Tanah bertekstur sama misal geluh berdebu mempunyai sifat fisika dan kimia yang hampir sama dengan syarat mineralogi liat. Tekstur tanah ditentukan di lapangan dengan cara melihat gejala konsistensi dan rasa perabaan menurut bagan alir dan di laboratorium dengan metode pipet atau metode hydrometer. Tekstur tanah menentukan tata air, tata udara, kemudahan pengolahan dan struktur tanah.
2. Tujuan Praktikum
1.      Menentukan kelas tekstur dengan metode rasa perabaan di laboratorium
2.      Melatih mahasiswa menguasai sidik cepat penetapan tekstur sebelum melakukan deskripsi profil di lapangan

1.2STRUKTUR TANAH
1. Latar Belakang
Merupakan gumpalan tanah yang berasal dari partikel-partikel tanah yang saling merekat satu sama lain karena adanya perekat misalnya eksudat akar, hifa jamur, lempung, humus, dll. Ikatan partikel tanah berwujud sebagai agregat tanah yang membentuk dirinya
Sruktur tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil dari butiran-butiran atanah. Gumpalan ini terjadi karena butir-butir pasir, debu dan liat terikat satu sama lain oleh perekat seperti : bahan organic, oksida besi dll. Didaerah curah hujan yang tinggi umumnya ditemukan struktur tanah remah atau gramuler dipermukaan dan gumpal dihorison bawah.
Pengamatan struktur tanah di lapangan terdiri dari :
1.       tipe struktur (lempeng, tiang, gumpal, remah, granuler, butir tunggal, pejal)ÞPengamatan bentuk dan susunan agregat tanah
2.       klas struktur (sangat halus, halus, sedang, kasa, sangat kasar)ÞBesarnya agregat
3.       derajad struktur (tidak beragregat, lemah, sedang, kuat)ÞKuat lemahnya bentuk agregat
Tujuan praktikum
1.      Menentukan bentuk, ukuran dan kekuatan struktur tanah secara cepat.
2.      Melatih mahasiswa dalam penetapan struktur berbagai macam tanah sebelum terjun ke lapangan.

1.3KONSISTENSI TANAH
1. Latar Belakang
Konsistensi adalah derajad kohesi dan adhesi antara partikel-partikel tanah dan ketahanan massa tanah terhadap perubahan bentuk oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang mempengaruhi bentuk tanah. Konsistensi ditentukan oleh tekstur tanah dan struktur tanah. Cara penentuan ,lapangan : memijit tanah dalam kondisi kering, lembab dan basah ,laboratorium : Angka-angka Atterberg
Penentuan di lapangan :
·                     Kondisi kering : kekerasan (lepas, lunak, keras)
·                     Kondisi lembab keteguhan (lepas, gembur, teguh)
·                     Kondisi basah : kelekatan dan plastisitas
Penentuan di laboratorium : menentukan Batas Cair (BC), Batas Lekat (BL), Batas Gulung (BG) dan Batas Berubah Warna (BBW) :
·         Batas Cair : kadar air yang dapat ditahan oleh tanah
·         Batas Lekat adalah kadar air dimana tanah tidak melekat ke logam
·         Batas Berubah Warna adalah batas air dimana air sudah tidak dapat diserap oleh akar tanaman karena terikat kuat oleh tanah
·         Jangka Olah (JO) : kadar air dimana tanah mudah diolah (BL-BG
·         Derajad keteguhan (DT) : BC-BG
·         Surplus positif : Bl > BC artinya tanah mudah merembeskan air;
·         Surplus negatif : BL < BC : tanah sukar merembeskan air
Penetapan konsistensi tanah dapat dilakukan dalam tiga kondisi, yaitu: basah, lembab, dan kering. Konsistensi basah merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah di atas kapasitas lapang (field cappacity). Konsistensi lembab merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang. Konsistensi kering merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara.
Dalam keadaan lembab, tanah dibedakan ke dalam konsistensi gembur (mudah diolah) sampai teguh ( agak sulit dicangkul). Dalam keadaan kering tanah dibedakan kedalam konsistensi lunak sampai keras. Dalam keadaan basa dibedakan plastisitasnya yaitu dari plastis sampai tidak plastis atau kelekatannya yaitu dari tidak lekat sampai lekat.
Dalam keadaan lembab atau kering konsistensi tanah ditentuka dengan meremas segumpal tanah. Bila gumpalan tersebut mudah hancur, maka tanah dikatakan berkonsistensi gembur bila lembab atau lunak bila kering. Bila gumpalan tanah sukar hancur dengan remasan tersebut tanah dikatakan berkonsistensi teguh (lembab) atau keras (kering).

2. Tujuan Praktikum
1.      Menetapkan konsistensi tanah dalam keadaan basah, lembab dan kering
2.      Melatih mahasiswa alam penetapan konsistensi tanah sebelum terjun kelapangan








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah (separat) yang dinyatakan sebagai perbandingan proporsi (%) relatif antara fraksi pasir, fraksi debu dan fraksi liat.
       Tekstur merupakan sifat kasar-halusnya tanah dalam percobaan yang ditentukan oleh perbandingan banyaknya zarah-zarah tunggal tanah dari berbagai kelompok ukuran, terutama perbandingan antara fraksi-fraksi lempung, debu, dan pasir berukuran 2 mm ke bawah .
       Tanah terdiri dari butir-butir yang berbeda dalam ukuran dan bentuk, sehingga diperlukan istilah-istilah khusus yang memberikan ide tentang sifat teksturnya dan akan memberikan petunjuk tentang sifat fisiknya. Untuk ini digunakan nama kelas seperti pasir, debu, liat dan lempung. Nama kelas dan klasifikasinya ini, merupakan hasil riset bertahun-tahun dan lambat laun digunakan sebagai patokan. Tiga golongan pokok tanah yang kini umum dikenal adalah pasir, liat dan lempung,Pembagian kelas tektur yang banyak dikenal adalah pembagian 12 kelas tekstur menurut USDA.Nama kelas tekstur melukiskan penyebaran butiran, plastisitas, keteguhan, permeabilitas kemudian pengolahan tanah, kekeringan, penyediaan hara tanah dan produktivitas berkaitan dengan kelas tekstur dalam suatu wilayah geogtrafis.
   Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan keruangan partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk agregat. Dalam tinjauan morfologi, struktur tanah diartikan sebagai susunan partikel-partikel primer menjadi satu kelompok partikel (cluster) yang disebut agregat, yang dapat dipisah-pisahkan kembali serta mempunyai sifat yang berbeda dari sekumpulan partikel primer yang tidak teragregasi. Dalam tinjauan edafologi, sejumlah faktor yang berkaitan dengan struktur tanah jauh lebih penting dari sekedar bentuk dan ukuran agregat. Dalam hubungan tanah-tanaman, agihan ukuran pori, stabilitas agregat, kemampuan teragregasi kembali saat kering, dan kekerasan (hardness) agregat jauh lebih penting dari ukuran dan bentuk agregat itu sendiri.(Kajian Struktur Tanah Lapis Olah). Dari jurnal tersebut dapat disimpulkan bahwa struktur tanah merupakan susunan dari partikel-partikel tanah yang membentuk agregat. Agregat terbentuk diawali dengan suatu mekanisme yang menyatukan partikel-partikel primer membentuk kelompok atau gugus (cluster) dan dilanjutkan dengan adanya sesuatu yang dapat mengikat menjadi lebih kuat (sementasi). Pembentukan agregat tanah melalui proses penjonjotan yang dilanjutkan dengan agregasi dengan atau tanpa diikuti proses sementasi,di dalam suspensi, partikel-partikel primer yang mempunyai potensial elektrokinetik (zeta) tinggi akan saling tolak menolak. Ketika energi potensial turun, tumbukan antar partikel ini melemah sehingga menghasilkan antar partikel primer saling berdekatan dan terbentuklahjonjot. Jonjot ini akan tetap stabil sepanjang kehadiran agensia flokulasi. flokulasi dapat juga terjadi sebagai hasil dari atraksi elektrostatik antara ujung muatan positif lempung yang satu dengan permukaan negatif lempung yang lain, sehingga terbentuk ukuran yang jauh lebih besar, yang akhirnya mengendap sebagai hasil gaya gravitasi atau gaya beratnya sendiri.
Konsistensi tanah menunjukkan integrasi antara kekuatan daya kohesi butir-butir tanah dengan daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. Keadaan tersebut ditunjukkan dari daya tahan tanah terhadap gaya yang akan mengubah bentuk.
Air tanah berfungsi sebagai pelarut unsur hara dalam tanah dan membawa unsure hara tersebut kepermukaan akar tumbuhan.Dalam jaringan tumbuhan air sangat dibutuhkan dalam pengangkutan unsure hara yang diserap akar keseluruh bagian tumbuhan. Tanah mempunyai horizon-horizon yang bervariasi dari suatu lokasi kelokasi lain. Hal ini disebabkan karena tingkat kedewasaan tanah.Tanah muda, dewasa dan tua memiliki jumlah lapisan yang berbeda.
Bila tebal lapisan air menipis, tegangan pada batas antara air dengan udara meningkat dan akhirnya begitu besar sehingga menghentikan gerakan air ke bawah. Air dalam ruang pori makro tidak ada lagi, tetapi masih terdapat dalam pori mikro.

Penetapan konsistensi tanah dapat dilakukan dalam  tiga kondisi, yaitu:
a.       Basah
b.      Lembab
c.       Kering
Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah. Tana-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada tanah bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau liat.




BAB III
METODOLOGI

A.    Bahan dan Alat
a)      Tekstur
         Bahan yang digunakan berupa contoh tanah kering angin < 2mm , botol semprot dan akuades. Sedangkan alat yang digunakan terdiri dari cangkul ,pisau sekop, dan meteran
b)      Stuktur tanah
     Bahan yang digunakan berupa contoh bongkahan tanah dari berbagai lapisan dan jenis tanah ,sedangkan alat yang digunakan terdiri dari cangkul ,pisau,sekop dan meteran.
c)      Konsistensi tanah
      Bahan yang digunakan berupa contoh bongkahan tanah dari berbagai lapisan dan aquades,sedangkan alat yang digunakan terdiri dari cangkul ,pisau,sekop dan meteran.
B.     Cara Kerja
a.       Tekstur
     Penetapan kelas tekstur denagn metode rasa perabaan mengikuti bagian alir yang dikemukakan oleh Notohadiprawiro(1985) pada gambar  1.1
b.      Struktur Tanah
Penetapan struktur dengan metode langsung melihat di lapangan
c.       Konsistensi Tanah
Ø  Kelekatan (stickiness) ditentukan dengan menekan gumpalan kecil tanah diantara ibu jari dan jari telunjuk . Nilai kelekatan dibagi menjadi:
§  tidak lekat . setelah ditekan tidak ada tanah yang menempel pada ibu jari/ jari telunjuk
§   agak  lekat. Setelah ditekan tanah menempel pada kedua jari tetapi akan lepas dan tidak meninggalkan bekas pada salah satu jari tersebut.
§   Lekat . setelah ditekan tanah menempel di kedua jari . saat jari lepas tanah cenderung streched dan tetap menempel pada kedua jari.
§  Sangat lekat . setelah ditekan tanah menempel erat di kedua jari , streched dan tidak lepas dari kedua jari
Konsistensi Tanah Basah
Ø  Keliatan = plastisitas (plasticy) ,ditentukan dengan membuat tanah stik diantara ibu jari dan jari telunjuk . nilai plastisitas tanah dibagi menjadi:
§  tidak plastis . gelintir tanah tidak dapat dibentuk .
§   agak plastis gelintir tanah dapat dibentuk tetapi tmudah berubah bentuk.
§  plastis . gelintir tanah dapat dibentuk untuk mengubah bentuknya dibutuhkan tekanan sedang .
§  sangat plastis gelintir tanah dapat dibentuk dengan baik dan sangat tahan terhadap tekanan.
Konsistensi Tanah Lembab
Untuk penentuan konsistensi dipilih tanah yang lembab lalu diremas remas dengan tangan . nilai konsistensi ditentukan sebagai berikut :
0.      Lepas (loose).tanah tidak dapat berbentuk gumpalan
1.      Sangat gembur (very friable)tanah sangat mudah hancur oleh sedikit tekanan ,tetapi dapat disatukan lagibila kita kepal.
2.      Gembur (friable) tanah mudah hancur dengan tekanan lemah sampai sedang diantara ibu jari dengan telunjuk dan dapat disatukan lagi bila dikepal
3.      Teguh (firm).tanah dapat dihancurkan dengan tekanan sedang pada ibu jari dan jari telunjuk
4.      Sangat teguh (very firm) .tanah hanya hancur dengan tekanan kuat .
5.      Luar biasa teguh (extremely firm). Tanah tidak dapat dihancurkan diantara ibu ibu jari dan jari telunjuk ,dan hanya dapat dipecahkan sedikit demi sedikit.
Konsistensi Tanah Kering
Untuk mengevaluasi konsistensi tanah kering dipilih tanah kering angin dan dihancurkan dengan tangan .nilai konsistensi ini adalah :
0.      Lepas (loose) tanah tidak saling menempel
1.      Lunak (soft). Masa tanah sangat mudah dihancurkan dan mudah hancur menjadi tepung atau butir butir tunggal
2.      Agak keras . tanah mudah dipecahkan demgan menekan ibu jari dan jari telunjuk.
3.      Keras . tanah mempunyai resistensi sedang dan sulit dipecahkan diantara ibu jari dan jari telunjuk.
4.      Sangat keras .tanah sangat resisten terhadap tekanan,dapat dipecahkan dengan tangan tapi tidak pecah dengan ibu jari dan telunjuk
5.      Luar biasa keras . tanah luar biasa ini resisten terhadap tekanan dan tidak dapat dipecahkan dengan tangan.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengamatan
No.
Tipe Tanah
Jeluk (cm)
Tekstur
Struktur
Warna
Keterangan
Konsistensi
1.
Top Soil
2-7 cm
Sandy Clay Loam
Gumpal bersudut
10 YR 3/6
70%
Lepas
2.
Sub Soil
7-27 cm
Clay
Clay
2,5 YR 6/8
70%
Lunak

4.2 Pembahasan
Dalam melakukan percobaan ini daapat diketahui bahwa pada setiap horizon-horizon tanah memiliki warnah ,tekstur, struktur, kosentrasi dan pada kedalama yang berbeda, biasanya ini disebabakan faktor dari unsur hara yang berbeda disetiap horizon tanah.
Biasanya horizon tanah yang memiliki unsur hara yang banyak biasanya kondisi tanahnya dalam keadan subur sedangkan yang kurang memiliki unsur hara biasanya memiliki tanah yang kurang subur. Biasanya tanah memiki tekstur dan konsitensi tanah dapat terlihat dari bentuk atau struktur tanah dibagian atas bisanya memiliki sifat tanah yang gembur.sehingga tanah yang dibagian atas biasanya memiliki unsur hara yang baiakdan bayak mengandung bahan organik dibandingakan jumlah unsur hara di bagian tanah yang bawah.
Pada peratikum ini kami membedakan tanah yang top soil dan sub soil.
Tanah top soil ukuran jeluknya lebih dangkal ketimbang tanah sub soil,jeluk top soil berkisar antara 2-7 cm sedangkan sub soil 7 – 27 cm. Seadngkan bentuk tekstur untuk top soil berbentuk sandy clay loam sedangkan bentuk sub soil berbentuk clay. Sedankan untuk sturktur top soil berbentuk gumpul bersudut sedangakan struktur sub soil berbentuk clay. Untuk warana tanah top soil berwarna 10 YR 3/6  sedangkan warnah sub soil 2,5 YR 6/8.
Untuk kosentrasinya top soil memiliki kosentrasi lepas sedangkan untuk kosentarasi sub soil memiliki lunak.
  Jadi untuk tanah top soil dan sub soil memiliki jeluk,warna,tekstur,struktur,dan konsentrasi berbeda dalam tiap permukan tanah sehingga dapat dilihat perbedaan nyata anatara tanah top soil dan sub soil.
BAB V
KESIMPULAN
  1. Horizon tanah memiliki warna yang berbeda sesuai dengan batasan tiap horizon tanah  
  2. Perbedaan sifat – sifat tanah sesuai dengan tekstur, struktur, konsistensi dan perakaran pada setiap horizonnya. lapisan –lapisan pembentukan tanah sangant berpengaruh pada ketebalan solum tanah
  3. Bentuk struktur tanah terdiri dari remah,gempal,tidak bersudut,gempal bersudut,kolom,prisma dan butir tunggal.

Jawab Pertanyaan
1.      Apakah saudara mengalami kesulitan dalam mengikuti bagan alir penetapan tekstur tanah? Ya,karena saat tanah menjadi pasta liat susah antara membedakan kadar air antara BG dan BC.dan juga pada kelompok geluh lempungan pada kedalaman 2,5 -5 cm susah dalam menentukan kelompok geluh lempungan yang mana antara geluh lempung pasiran,debuan dan  lempungan.
2.      Dari berbagai contoh tanah yang saudara amati,faktor apakah kira-kira yang mempengaruhi perbedaan sifat-sifat struktur dan konsistensi tanah?
Dari bentuk struktur tanah seperti granuler,remah,lempeng,gumpal,gumpal bersudut,prisama,kolom dll,dan juga kondisi tanaman yang tumbuh pada tanah tersebut shingga akan membedakan konsisitensi tanah  yang kita amati tersebut.









DAFTAR PUSTAKA

Buchman, Harry O,dkk. 1969. Ilmu Tanah. Jakarta : Bhratara Karya Aksara  
Hakim, Nurhajati .1986. Buku Diktat Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Lampung : Universitas Lampung
Anonim. 20013. Penuntun Praktikum DDIT. Bengkulu : Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.
Poerwowidodo. 1992. Metode Selidik Tanah. Surabaya : Usaha Nasional



No comments:

Post a Comment

LAPORAN MAGANG KELAPA SAWIT

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG TEKNIK PEMULIAAN TANAMAN KELAPA SAWIT ( Elaeis guineensis Jacq) DI PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT (PPKS) M...