LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR – DASAR ILMU TANAH
Acara 1
“Sidik Cepat
Penetapan Tekstur, Struktur dan Konsistensi Tanah di Laboratorium”

Disusun Oleh:
NAMA : Jeky
Miharja
NPM : E1J0144
Co-Ass : ZAINAL ARIFIN
LABORATORIUM ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. TEKSTUR
1. Latar Belakang
Sifat
kimia, fisika dan mineralogi partikel tanah tergantung pada ukuran partikelnya.
Semakin kecil ukuran partikel maka luas permukaannya semakin besar. Jadi, luas
permukaan fraksi liat > fraksi debu > fraksi pasir. Tekstur tanah diartikan
sebagai proporsi pasir, debu dan liat. Partikel ukuran lebih dari 2 mm, bahan
organik dan agen perekat seperti kalsium karbonate harus dihilangkan
sebelum menentukan tekstur. Tanah bertekstur sama misal geluh berdebu mempunyai
sifat fisika dan kimia yang hampir sama dengan syarat mineralogi liat. Tekstur
tanah ditentukan di lapangan dengan cara melihat gejala konsistensi dan rasa
perabaan menurut bagan alir dan di laboratorium dengan metode pipet atau metode
hydrometer. Tekstur tanah menentukan tata air, tata udara, kemudahan pengolahan
dan struktur tanah.
2. Tujuan Praktikum
1. Menentukan
kelas tekstur dengan metode rasa perabaan di laboratorium
2. Melatih
mahasiswa menguasai sidik cepat penetapan tekstur sebelum melakukan deskripsi
profil di lapangan
1.2. STRUKTUR TANAH
1. Latar Belakang
Merupakan
gumpalan tanah yang berasal dari partikel-partikel tanah yang saling merekat
satu sama lain karena adanya perekat misalnya eksudat akar, hifa jamur,
lempung, humus, dll. Ikatan partikel tanah berwujud sebagai agregat tanah yang
membentuk dirinya
Sruktur tanah merupakan
gumpalan-gumpalan kecil dari butiran-butiran atanah. Gumpalan ini terjadi
karena butir-butir pasir, debu dan liat terikat satu sama lain oleh perekat
seperti : bahan organic, oksida besi dll. Didaerah curah hujan yang tinggi
umumnya ditemukan struktur tanah remah atau gramuler dipermukaan dan gumpal
dihorison bawah.
Pengamatan struktur tanah di lapangan terdiri dari :
1.
tipe struktur (lempeng, tiang, gumpal, remah,
granuler, butir tunggal, pejal)ÞPengamatan
bentuk dan susunan agregat tanah
2.
klas struktur (sangat halus, halus, sedang,
kasa, sangat kasar)ÞBesarnya
agregat
3.
derajad struktur (tidak beragregat, lemah,
sedang, kuat)ÞKuat lemahnya bentuk agregat
Tujuan praktikum
1. Menentukan
bentuk, ukuran dan kekuatan struktur tanah secara cepat.
2. Melatih
mahasiswa dalam penetapan struktur berbagai macam tanah sebelum terjun ke
lapangan.
1.3. KONSISTENSI TANAH
1. Latar Belakang
Konsistensi
adalah derajad kohesi dan adhesi antara partikel-partikel tanah dan ketahanan
massa tanah terhadap perubahan bentuk oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang
mempengaruhi bentuk tanah. Konsistensi ditentukan oleh tekstur tanah dan struktur
tanah. Cara penentuan ,lapangan : memijit tanah dalam kondisi kering, lembab dan basah ,laboratorium :
Angka-angka Atterberg
Penentuan di lapangan :
·
Kondisi kering : kekerasan
(lepas, lunak, keras)
·
Kondisi lembab keteguhan
(lepas, gembur, teguh)
·
Kondisi basah : kelekatan dan
plastisitas
Penentuan di laboratorium : menentukan Batas
Cair (BC), Batas Lekat (BL), Batas Gulung (BG) dan Batas Berubah Warna (BBW) :
·
Batas Cair : kadar air yang
dapat ditahan oleh tanah
·
Batas Lekat adalah kadar air
dimana tanah tidak melekat ke logam
·
Batas Berubah Warna adalah
batas air dimana air sudah tidak dapat diserap oleh akar tanaman karena terikat
kuat oleh tanah
·
Jangka Olah (JO) : kadar air
dimana tanah mudah diolah (BL-BG
·
Derajad keteguhan (DT) : BC-BG
·
Surplus positif : Bl > BC
artinya tanah mudah merembeskan air;
·
Surplus negatif : BL < BC :
tanah sukar merembeskan air
Penetapan konsistensi tanah dapat
dilakukan dalam tiga kondisi, yaitu: basah, lembab, dan kering. Konsistensi
basah merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah di
atas kapasitas lapang (field cappacity). Konsistensi lembab merupakan penetapan
konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang.
Konsistensi kering merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air
tanah kering udara.
Dalam keadaan lembab, tanah dibedakan
ke dalam konsistensi gembur (mudah diolah) sampai teguh ( agak sulit
dicangkul). Dalam keadaan kering tanah dibedakan kedalam konsistensi lunak
sampai keras. Dalam keadaan basa dibedakan plastisitasnya yaitu dari plastis
sampai tidak plastis atau kelekatannya yaitu dari tidak lekat sampai lekat.
Dalam keadaan lembab atau kering
konsistensi tanah ditentuka dengan meremas segumpal tanah. Bila gumpalan
tersebut mudah hancur, maka tanah dikatakan berkonsistensi gembur bila lembab
atau lunak bila kering. Bila gumpalan tanah sukar hancur dengan remasan
tersebut tanah dikatakan berkonsistensi teguh (lembab) atau keras (kering).
2. Tujuan Praktikum
1. Menetapkan
konsistensi tanah dalam keadaan basah, lembab dan kering
2. Melatih
mahasiswa alam penetapan konsistensi tanah sebelum terjun kelapangan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
Tekstur tanah menunjukkan komposisi
partikel penyusun tanah (separat) yang dinyatakan sebagai perbandingan proporsi
(%) relatif antara fraksi pasir, fraksi debu dan fraksi liat.
Tekstur
merupakan sifat kasar-halusnya tanah dalam percobaan yang ditentukan oleh
perbandingan banyaknya zarah-zarah tunggal tanah dari berbagai kelompok ukuran,
terutama perbandingan antara fraksi-fraksi lempung, debu, dan pasir berukuran 2
mm ke bawah .
Tanah terdiri
dari butir-butir yang berbeda dalam ukuran dan bentuk, sehingga diperlukan
istilah-istilah khusus yang memberikan ide tentang sifat teksturnya dan akan
memberikan petunjuk tentang sifat fisiknya. Untuk ini digunakan nama kelas
seperti pasir, debu, liat dan lempung. Nama kelas dan klasifikasinya ini, merupakan
hasil riset bertahun-tahun dan lambat laun digunakan sebagai patokan. Tiga
golongan pokok tanah yang kini umum dikenal adalah pasir, liat dan lempung,Pembagian kelas tektur
yang banyak dikenal adalah pembagian 12 kelas tekstur menurut USDA.Nama kelas tekstur
melukiskan penyebaran butiran, plastisitas, keteguhan, permeabilitas kemudian pengolahan
tanah, kekeringan, penyediaan hara tanah dan produktivitas berkaitan dengan
kelas tekstur dalam suatu wilayah geogtrafis.
Struktur
tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan keruangan
partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk agregat.
Dalam tinjauan morfologi, struktur tanah diartikan sebagai susunan
partikel-partikel primer menjadi satu kelompok partikel (cluster) yang
disebut agregat, yang dapat dipisah-pisahkan kembali serta mempunyai sifat yang
berbeda dari sekumpulan partikel primer yang tidak teragregasi. Dalam tinjauan
edafologi, sejumlah faktor yang berkaitan dengan struktur tanah jauh lebih
penting dari sekedar bentuk dan ukuran agregat. Dalam hubungan tanah-tanaman,
agihan ukuran pori, stabilitas agregat, kemampuan teragregasi kembali saat
kering, dan kekerasan (hardness) agregat jauh lebih penting dari ukuran dan
bentuk agregat itu sendiri.(Kajian Struktur Tanah Lapis Olah).
Dari jurnal tersebut dapat disimpulkan bahwa struktur tanah merupakan susunan
dari partikel-partikel tanah yang membentuk agregat. Agregat terbentuk diawali
dengan suatu mekanisme yang menyatukan partikel-partikel primer membentuk kelompok
atau gugus (cluster) dan dilanjutkan dengan adanya sesuatu yang dapat mengikat
menjadi lebih kuat (sementasi). Pembentukan
agregat tanah melalui proses penjonjotan yang dilanjutkan dengan agregasi
dengan atau tanpa diikuti proses sementasi,di dalam suspensi, partikel-partikel
primer yang mempunyai potensial elektrokinetik (zeta) tinggi akan saling tolak
menolak. Ketika energi potensial turun, tumbukan antar partikel ini melemah
sehingga menghasilkan antar partikel primer saling berdekatan dan terbentuklahjonjot.
Jonjot ini akan tetap stabil sepanjang kehadiran agensia flokulasi. flokulasi
dapat juga terjadi sebagai hasil dari atraksi elektrostatik antara ujung muatan
positif lempung yang satu dengan permukaan negatif lempung yang lain, sehingga
terbentuk ukuran yang jauh lebih besar, yang akhirnya mengendap sebagai hasil
gaya gravitasi atau gaya beratnya sendiri.
Konsistensi tanah menunjukkan integrasi antara kekuatan
daya kohesi butir-butir tanah dengan daya adhesi butir-butir tanah dengan benda
lain. Keadaan tersebut ditunjukkan dari daya tahan tanah terhadap gaya yang
akan mengubah bentuk.
Air tanah berfungsi sebagai pelarut unsur hara dalam
tanah dan membawa unsure hara tersebut kepermukaan akar tumbuhan.Dalam jaringan
tumbuhan air sangat dibutuhkan dalam pengangkutan unsure hara yang diserap akar
keseluruh bagian tumbuhan. Tanah mempunyai horizon-horizon yang bervariasi dari
suatu lokasi kelokasi lain. Hal ini disebabkan karena tingkat kedewasaan
tanah.Tanah muda, dewasa dan tua memiliki jumlah lapisan yang berbeda.
Bila tebal lapisan air
menipis, tegangan pada batas antara air dengan udara meningkat dan akhirnya
begitu besar sehingga menghentikan gerakan air ke bawah. Air dalam ruang pori
makro tidak ada lagi, tetapi masih terdapat dalam pori mikro.
Penetapan konsistensi tanah dapat dilakukan dalam tiga kondisi, yaitu:
a. Basah
b. Lembab
c. Kering
Kemampuan
tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah. Tana-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada
tanah bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah
umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau
liat.
BAB III
METODOLOGI
A. Bahan
dan Alat
a) Tekstur
Bahan
yang digunakan berupa contoh tanah kering angin < 2mm , botol semprot
dan akuades. Sedangkan alat yang digunakan terdiri dari cangkul ,pisau sekop,
dan meteran
b) Stuktur tanah
Bahan yang digunakan
berupa contoh bongkahan tanah dari berbagai lapisan dan jenis tanah ,sedangkan
alat yang digunakan terdiri dari cangkul ,pisau,sekop dan meteran.
c) Konsistensi
tanah
Bahan yang
digunakan berupa contoh bongkahan tanah dari berbagai lapisan dan
aquades,sedangkan alat yang digunakan terdiri dari cangkul ,pisau,sekop dan
meteran.
B. Cara
Kerja
a. Tekstur
Penetapan kelas
tekstur denagn metode rasa perabaan mengikuti bagian alir yang dikemukakan oleh
Notohadiprawiro(1985) pada gambar 1.1
b. Struktur Tanah
Penetapan struktur dengan metode
langsung melihat di lapangan
c. Konsistensi
Tanah
Ø Kelekatan
(stickiness) ditentukan dengan menekan gumpalan kecil tanah diantara ibu jari
dan jari telunjuk . Nilai kelekatan dibagi menjadi:
§ tidak lekat .
setelah ditekan tidak ada tanah yang menempel pada ibu jari/ jari telunjuk
§ agak lekat.
Setelah ditekan tanah menempel pada kedua jari tetapi akan lepas dan tidak
meninggalkan bekas pada salah satu jari tersebut.
§ Lekat .
setelah ditekan tanah menempel di kedua jari . saat jari lepas tanah cenderung
streched dan tetap menempel pada kedua jari.
§ Sangat lekat .
setelah ditekan tanah menempel erat di kedua jari , streched dan tidak lepas
dari kedua jari
Konsistensi Tanah Basah
Ø Keliatan =
plastisitas (plasticy) ,ditentukan dengan membuat tanah stik diantara ibu jari
dan jari telunjuk . nilai plastisitas tanah dibagi menjadi:
§ tidak plastis .
gelintir tanah tidak dapat dibentuk .
§ agak
plastis gelintir tanah dapat dibentuk tetapi tmudah berubah bentuk.
§ plastis .
gelintir tanah dapat dibentuk untuk mengubah bentuknya dibutuhkan tekanan
sedang .
§ sangat plastis
gelintir tanah dapat dibentuk dengan baik dan sangat tahan terhadap tekanan.
Konsistensi Tanah Lembab
Untuk penentuan konsistensi dipilih
tanah yang lembab lalu diremas remas dengan tangan . nilai konsistensi
ditentukan sebagai berikut :
0. Lepas
(loose).tanah tidak dapat berbentuk gumpalan
1. Sangat gembur
(very friable)tanah sangat mudah hancur oleh sedikit tekanan ,tetapi dapat
disatukan lagibila kita kepal.
2. Gembur
(friable) tanah mudah hancur dengan tekanan lemah sampai sedang diantara ibu
jari dengan telunjuk dan dapat disatukan lagi bila dikepal
3. Teguh
(firm).tanah dapat dihancurkan dengan tekanan sedang pada ibu jari dan jari
telunjuk
4. Sangat teguh
(very firm) .tanah hanya hancur dengan tekanan kuat .
5. Luar biasa
teguh (extremely firm). Tanah tidak dapat dihancurkan diantara ibu ibu jari dan
jari telunjuk ,dan hanya dapat dipecahkan sedikit demi sedikit.
Konsistensi Tanah Kering
Untuk mengevaluasi konsistensi tanah
kering dipilih tanah kering angin dan dihancurkan dengan tangan .nilai
konsistensi ini adalah :
0. Lepas (loose)
tanah tidak saling menempel
1. Lunak (soft).
Masa tanah sangat mudah dihancurkan dan mudah hancur menjadi tepung atau butir
butir tunggal
2. Agak keras .
tanah mudah dipecahkan demgan menekan ibu jari dan jari telunjuk.
3. Keras . tanah
mempunyai resistensi sedang dan sulit dipecahkan diantara ibu jari dan jari
telunjuk.
4. Sangat keras
.tanah sangat resisten terhadap tekanan,dapat dipecahkan dengan tangan tapi
tidak pecah dengan ibu jari dan telunjuk
5. Luar biasa
keras . tanah luar biasa ini resisten terhadap tekanan dan tidak dapat
dipecahkan dengan tangan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengamatan
|
No.
|
Tipe Tanah
|
Jeluk (cm)
|
Tekstur
|
Struktur
|
Warna
|
Keterangan
|
Konsistensi
|
|
1.
|
Top Soil
|
2-7 cm
|
Sandy Clay Loam
|
Gumpal bersudut
|
10 YR 3/6
|
70%
|
Lepas
|
|
2.
|
Sub Soil
|
7-27 cm
|
Clay
|
Clay
|
2,5 YR 6/8
|
70%
|
Lunak
|
4.2 Pembahasan
Dalam melakukan percobaan ini daapat
diketahui bahwa pada setiap horizon-horizon tanah memiliki warnah ,tekstur,
struktur, kosentrasi dan pada kedalama yang berbeda, biasanya ini disebabakan
faktor dari unsur hara yang berbeda disetiap horizon tanah.
Biasanya horizon tanah yang memiliki
unsur hara yang banyak biasanya kondisi tanahnya dalam keadan subur sedangkan
yang kurang memiliki unsur hara biasanya memiliki tanah yang kurang subur.
Biasanya tanah memiki tekstur dan konsitensi tanah dapat terlihat dari bentuk
atau struktur tanah dibagian atas bisanya memiliki sifat tanah yang
gembur.sehingga tanah yang dibagian atas biasanya memiliki unsur hara yang
baiakdan bayak mengandung bahan organik dibandingakan jumlah unsur hara di bagian tanah yang bawah.
Pada peratikum ini kami membedakan
tanah yang top soil dan sub soil.
Tanah top soil ukuran jeluknya lebih dangkal
ketimbang tanah sub soil,jeluk top soil berkisar antara 2-7 cm sedangkan sub
soil 7 – 27 cm. Seadngkan bentuk tekstur untuk top soil berbentuk sandy clay
loam sedangkan bentuk sub soil berbentuk clay. Sedankan untuk sturktur top soil
berbentuk gumpul bersudut sedangakan struktur sub soil berbentuk clay. Untuk
warana tanah top soil berwarna 10 YR 3/6 sedangkan warnah sub soil 2,5 YR 6/8.
Untuk kosentrasinya top soil memiliki kosentrasi
lepas sedangkan untuk kosentarasi sub soil memiliki lunak.
Jadi untuk tanah top soil dan sub soil memiliki
jeluk,warna,tekstur,struktur,dan konsentrasi berbeda dalam tiap permukan tanah
sehingga dapat dilihat perbedaan nyata anatara tanah top soil dan sub soil.
BAB V
KESIMPULAN
- Horizon tanah memiliki warna yang berbeda sesuai dengan batasan tiap horizon tanah
- Perbedaan sifat – sifat tanah
sesuai dengan tekstur, struktur, konsistensi dan perakaran pada setiap
horizonnya. lapisan –lapisan pembentukan tanah sangant berpengaruh pada
ketebalan solum tanah
- Bentuk struktur tanah terdiri dari
remah,gempal,tidak bersudut,gempal bersudut,kolom,prisma dan butir
tunggal.
Jawab Pertanyaan
1. Apakah
saudara mengalami kesulitan dalam mengikuti bagan alir penetapan tekstur tanah?
Ya,karena saat tanah menjadi pasta liat susah antara membedakan kadar air
antara BG dan BC.dan juga pada kelompok geluh lempungan pada kedalaman 2,5 -5
cm susah dalam menentukan kelompok geluh lempungan yang mana antara geluh
lempung pasiran,debuan dan lempungan.
2. Dari
berbagai contoh tanah yang saudara amati,faktor apakah kira-kira yang
mempengaruhi perbedaan sifat-sifat struktur dan konsistensi tanah?
Dari bentuk struktur
tanah seperti granuler,remah,lempeng,gumpal,gumpal bersudut,prisama,kolom
dll,dan juga kondisi tanaman yang tumbuh pada tanah tersebut shingga akan
membedakan konsisitensi tanah yang kita
amati tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Buchman, Harry O,dkk. 1969. Ilmu
Tanah. Jakarta : Bhratara Karya Aksara
Hakim, Nurhajati .1986. Buku Diktat
Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Lampung : Universitas Lampung
No comments:
Post a Comment