LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR – DASAR ILMU TANAH
ACARA 4
“KADAR LENGAS, BERAT
VOLUME, BERAT JENIS,DAN POROSITAS TOTAL TANAH”
![]() |
Oleh:
Nama : Jeky Miharja
NPM :
E1J014144
Co-Ass : Zainal Arifin
LABORATORIUM ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Kadar lengas dalam ilmu
tanah terdapat sedikit perbedaan dengan kadari air. Kadar air tanah mencakup
air dan bahan yang terlarut di dalamnya sedangkan kadar air tanah mengandung
pengertian air murni yang terkandung dalam tanah. Dalam kenyatannya, air yang
ada di dalam tanah merupakan suatu larutan bukan air murni. Nilai kadar lengas
tanah berkisar antara 0,2 g/g pada tanah mineral yang dikering anginkan,
sekitar 0,5 g/g pada tanah mineral yang jenuh, hingga mencapai 3,0 g/g pada
tanah-tanah organik yang jenuh.
Berat volume (BV) tanah merupakan rasio antara berat dan
volume total contoh tanah termasuk volume ruang pori yang ada di dalamnya.
Berat jenis (BJ) tanah adalah rasio antara berat total partikel-partikel padat
tanah dengan volume total partikel-partikel padat tanah dengan volume ruang
pori yang ada diantara partikel. Nilai BV pada tanah hutan berkisar antara 0,5
– 4,0 g/cm3 sementara itu nilai BJ sangat mendekati 2,65 g/cm3. Nilai BV dan BJ
yang terendah kemungkinan ditemui pada horizon Organik yang kaya bahan organik
sedangkan nilai tertinggi ditemui pada horizon B dan C. untuk BV, variasi tadi
dapat pula dipengaruhi oleh sistem pengolahan lahan misalnya penggunaan
alat-alat berat pada penebangan pohon dapat meningkatkan nilai BV secara
drastis.
Salah satu aspek fisik tanah yang sangat penting dalam
bidang pertanian dan kehutanan adalah struktur tanah yang diartikan sebagai
susunan partikel-partikel primer menjadi partikel-partikel sekunder (agregat) termasuk pori-pori yang
ada diantyaranya. Volume ruang pori yang ada didalam tanah dinyatakan sebagai
porositas total (Pt) dan didefinisikan sebagao fraksi dari volume total tanah
yang ditempati oleh pori-pori. Porositas tanah sangat penting dalam berbagai
aspek seperti pergerakan dan ketersedian air dan udara dalam tanah serta untuk
tumbuh akar.
1.2
TUJUAN
1.2.1
Menetapkan kadar lengas tanah
kering angin.
1.2.2
Menetapkan kadar lengas tanah
jenuh
1.2.3
Menetapkan kadar lengas tanah
kapasitas lapang
1.2.4
Menetapkan berat volume
beberapa contoh tanah
1.2.5
Menetapkan berat jenis beberapa
contoh tanah
1.2.6
Menetapkan porositas total
tanah melalui pengukuran langsung
1.2.7
Menghitung nilai porositas
total tanah dnegan menggunakan BV dan BJ.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
KADAR LENGAS
Lingkup lengas tanah adalah petunjuk
umum tentang keadaan lengas tanah. Secara kasar menunjukan tanah berada dalam
keadaan kering atau lembab berdasarkan keadaan dalam penggal baku tanah (Soil
ontrol ection), yaitu mintakat antara jeluk 10 dan 30 cm dalam tanah lempungan
atau antara 30 dan 90 cm dalam tanah pasiran.
Lengas tanah ialah air yang terdapat
dalam tanah yang terikat oleh berbagai kakas, yaitu kakas ikat matrik, osmosis,
dan kapiler. Kakas ikat matrik dibangkitkan oleh zarah tanah. Kakas ini
mengikat sejalan dengan peningkatan permukaan zarah dan kerapatan muatan
elektrostatik zarah tanah. Kakas ikat osmosis dibangkitkan oleh zat terlarut
dalam air, maka kakas ini mengikat sejalan dengan peningkatan kepekatan larutan
air. Kakas ikat kapiler dibangkitkan oleh pori-pori tanah berkaitan dengan
tegangan muka air. Makin sempit pori-pori tanah, maka makin cekung meniscus
air, kakas kapiler makin tinggi. Jumlah ketiga kakas ikat tadi disebut
“potensial lengas tanah”, “tegangan lengas tanah”, “tekanan lengas tanah”, atau
“isapan lengas tanah” dan menjadai ukuran kemampuan tanah menyimpan air melawan
kakas gravitasi yang menarik air ke luar tubuh tanah. (Notohadiprawiro, 119:
1999)
Makin besar usaha yang diperlukan,
tegangan lengas makin tinggi. Tegangan lengas tanah 0 cm H2O atau 0
bar berarti tidak ada tegangan lengas tanah. Air dalam tanah berada dalam
keadaan bebas berkenaandenga jumlahnya yang berlebihan. Tanah jenuh air, dalam
keadaan kering-tanur, tanah nyaris tidak mengandung air, dan tegangan lengas
tanah mencapai maksimum sebesar 107 cm H2O atau 104
bar. (Notohadiprawiro, 120: 1999)
Penetapan kadar lengas
tanah dapat dilakukan secara tidak langsung atau langsung. Metode langsung diartikan
sebagai metode dimana air dikeluarkan dari sampel misalnya melalui evaporasi
selanjutnya jumlah air yang dikeluarkan tersebut ditentukan. Cara yang paling
umum digunakan dalam menentukan jumlah air yang dikeluarkan adalah dengan
mengukur kehilangan berat sample. (Gardner,1986)
Kadar lengas kapasitas lapang adalah
kandungan air yang tersekap oleh sistem tanah setelah air kakas berat yang
berlebih mengatus dan setelah laju gerakkan air ke bawah banyak berkurang. Nilai lengas kapasitas lapang pada berbagai
tanah akan setara dengan nilai kesetaraan lengas atau nilai pF 2,7.
(Poerwowidodo, 1992:119)
Penetapan kadar lengas
tanah dapat dilakukan secara tidak langsung atau langsung. Metode langsung
diartikan sebagai metode dimana air dikeluarkan dari sampel misalnya melalui
evaporasi selanjutnya jumlah air yang dikeluarkan tersebut ditentukan.
Penetapan kadar lengas secara tidak
langsung dilakuan dengan mengevaluasi perubahan sifat-sifat bahan yang
berkorelasi dengan keberadaan air di dalam tanah. (Poerwowidodo, 1992)
2.2
BERAT VOLUME
Berat volume (BV) tanah merupakan
rasio antara berat dan volume total contoh tanah, termasuk volume ruang pori
yang ada didalamnya, berat volume (BV)dapat juga diartikan kerapatan isi, bulk
densitiy, kerapatan bongkah. Sedangkan kerapatan isi adalah berat tanah kering
mutlak persatuan volume bongkah dalam g/cm3 atau ton/m3.
Volume bongkah meliputi volume padatan ditambah volume total pori. BV tanah
mineral berkisar antara 1,1 – 1,8. Tanah gambut BV nya sekitar 0,5. (Schoeder,
1984)
Keragaman
berat volume tanah sangat bergantung pada jenis fraksi penyusunan tanah
termasuk tekstur tanah. Tanah-tanah yang bertekstur jarang biasanya biasanya
mempunyai berat volume yang lebih rendah dibandingkan dengan tanah yang agak
pejal. Pertumbuhan akar akan terhambat pada
tanah-tanah yang mempunyai berat volume lebih dari 1,6 g/cm3.
Perkembangan akar akan terhenti pada tanah yang mempunyai berat volume antara
1,7 hingga 1,9 g/cm3 sementara itu nilai berat jenis sangat
mendekati 2,65 g/cm3 dengan standar deviasi tidak lebih dari 0,15 g/cm3.
Nilai BV dari Bj yang terendah ditemui pada horizon O yang banyak mengandung
bahan organik dan tertinggi pada horizon B. ( Suhardi, 1997 )
Berat volume tanah umumnya ditetapkan
dengan menggunakan metode ring sampel (core
method) dan metode lilin. Metode ring sampel dilakukan pada contoh tanah
utuh di dalam ring sampel, sedangkan metode lilin dilakukan pada pada agregat
atau bongkah tanah yang telah dilapisi dengan lilin. Kedua metode tersebut
memiliki kelebihan dan kelemahan
masing-masing. Metode pertama lebih mewakili kondisi tanah yang
sebenarnya namun lebih rumit, sedangkan metode kedua lebih mudah dilakukan
namun kurang mencerminkan kondisi tanah yang diwakilinya.
2.3
BERAT JENIS
Nilai berat jenis sangat mendekati 2,65 g/cm3 dengan standar deviasi
tidak lebih dari 0,15 g/cm3. Nilai BV dari Bj yang terendah ditemui
pada horizon O yang banyak mengandung bahan organik dan tertinggi pada horizon
B. ( Suhardi, 1997 ).
Pengukuran BV pada
prinsipnya dilakukan dengan menghitung berat partikel-partikel padatan tanah
total termasuk volume padatan, cairan dan udara. Pengukuran BJ dilakukan dengan
menetapkan berat partikel-partikel padatan dan volume dari padatan itu sendiri, tidak termasuk
udara dan volume cairan. BV umumnya ditentukan dengan metode ring sampel dan
metode lilin sedangkan BJ tanah umumnya ditetapkan dengan menggunakan metode
Pyonometer. Meskipun pyonometer itu sendiri dapat juga diganti dengas gelas ukur, prinsip kerja keduanya
adalah sama. Variasi dari metode ini juga terjadi pada larutan yang digunakan
untuk menetapkan volume partikel padatan. Sabagaian ahli merekomendasikan
minyak tanah, sedangkan yang lain cukup dengan menggunakan aquades.
2.4
POROSITAS TANAH
Salah satu aspek fisik
tanah yang sangat penting dalam bidang pertanian dan kehutanan dalah struktur
tanah, yang artinya sebagai susunan partikel-partikel primer menjadi
partikel-partikel sekunder (agregat), termasuk pori-pori yang ada
diantaranya.
Porositas adalah proporsi
ruang pori total (ruang kosong) yang terdapat dalam satuan volume tanah yang
dapat ditempati oleh air dan udara, sehingga merupakan indikator kondisi
darinase dan aerasi tanah. (Ali Hanafiah, 79:2005)
Pengukuran porositas total tanah pada
prinsipnya adalah menentukan volume ruang pori yang ada diantara
partikel-partikel padatan, nilai Pt dapat ditentukan melalui dua cara yaitu pengukuran dan perhitungan.
Metode yang umum digunakan ialah menggunakan contoh tanah utuh di dalam ring
sampel. Metode lain adalah dengan menggunakan metode thinsection (Klami, 1992 )
BAB III
BAHAN DAN METODE PRATIKUM
3.1
Kadar Lengas Tanah Kering Angin (La) : Metode Gravimerik
Bahan dan Alat
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum adalah
tanah kering angin, cawan dan oven.
Cara Kerja
8 Menimbang botol tembaga yang berguna untuk mengeringkan tanah di
dalam oven (Wb)
8 Memasukkan 10 gram contoh tanah ke dalam botol diatas dan kemudian
menmbangnya.
8 Mengeringkan tanah yang terdapat dalam botol itu pada suhu 1050C
selama 24 jam kemudian mengukur atau menghitung ( Wbt ).
8 Menghitung kadar lengas tanah kering, La (dalam g/g) dengan
menggunakan rumus :
La = (Wbta-Wbt) / ( Wbt – wb )
8 Memperoleh nilai kadar lengas berdasarkan berat kering tanah kering
dengan satuan g/g
3.2
Kadar lengas Tanah jenuh
(Lj) dan kapasitas lapang (Ll)
Bahan dan Alat
Contoh tanah utuh, ring sampel, kasa,
karet, bak untuk penjuhan contoh tanah, rak, timbangan dan oven.
Cara
Kerja:
8 Merendam kembali ring sampel yang berisi contoh tanah hingga
permukaan air berada sekita 2 cm dibawah permukaan tanah selama 24 jam
8 Memindahkan ring sampel beserta isinya yang jenuh ai ke timbangan
kemudian mencatat beratnya (Wstj).
8 Meletakkan contoh tanah diatas rak dan membiarkan air yang ada
didalamnya keluar melalui proses gravitasi dan penguapan selama 24 jam.
Kemudian menimbang kembali berat sampel dan isinya (Wstl).
8 Pada bagian bawah ring sampel ditutup kain kasa dan mengikat dengan
karet.
8 Memasukkan ring sampel ke dalam oven dan mengringkannya pada suhu
1050C selama 48 jam kemudian menimbang ring sampel (Wst).
8 Membersihkan ring sampel dari contoh tanah kemudian meninbangnya
(Ws)
8 Menghitung nilai kadar lengas tanah jenuh, Lj, dan tanah kapasitas
lapang, Lkl (semua dalam g/g) dengan menggunakan rumus:
3.3
Berat Volume (Metode Ring
sampel)
Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan dalam
acara ini adalah ring sampel berisi contoh tanah utuh, timbangan dan oven.
Cara
Kerja:
8 Mengukur luas Penampang (A) dan tinggi (H) dari ring sampel yang
digunakan dalam penetapan Lj dan Ll. Kemudian menghitung volume ring sampel
tersebut
8 Menghitung nilai BV dengan persamaan:
3.4
Berat Jenis
Bahan dan Alat
Alat dan bahannya adalah tanah kering yang telah
dihaluskan, prcnometer, akuades, timbangan, tunggku pemanas dan oven. Cara
kerjanya :
q
Menimbang pycnometer (termasuk
penutupnya) yang bersih dan kering (Wp). Bila pycnometer tidak tersedia maka
gelas ukur (25,50 atau 100 mL) dapat digunakan dalam praktikum ini.
q
Menambahkan 10 g tanah kering
angin yang telah diayak . Apabila gelas ukur yang digunakan maka menambahkan 50
g tanah. Selanjutnya membersihkan pycnometer dari tanah yang mungkin menempel
kemudian menimbang (Wpt ).
q
Menimbang 10 g duplikat contoh
tanah dan menetapkan kadar airnya dengan mengeringkannya di oven (1050C)
selama 12 jam. Mengoreksi nilai Wpt dengan cara menguranginya dengan berat
dalam duplikat contoh tanah.
q
Mengisi pycnometer dengan air
akuades kemudian mencuci tanah yang menempel di leher bagian dalam hingga
masuik ke tabung. Membuang udara yang terperangkap di dalam agrgat dengan
mendidihkan air secara perlahan selama beberapa menit dan mencegah kehilangan
tanah oleh meluapnya.
q
Mendidihkan akuades di tabung
terpisah kemudian mendinginkan pada suhu ruang.
q
Mendinginkan pycnometer beserta
isinya pada suhu ruang kemudian menambahkan akuades hinga memenuhi pycnometer
kemudian memasukkan alat penutup dan mengeringkan dan bersihkan bagian luar
bejana reaksi tersebut dengan kain kering.
q
Menimbang pycnometer dan isinya
(Wpta) dan mengukur suhu suspensi setelah didingan pada suhu ruang.
q
Mengeluarkan isi pycnometer
kemudan mencuci isinya sampai bersih.
q
Menghitung BJ dengan persamaan
berikut :
3.5
Porositas Total (Metode Ring Sampel)
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan adalah ring sampel yang
berisi contoh tanah utuh, bak berisi air, timbangan dan oven. Cara kerjanya :
q
Mengalikan nilai Lj yang
diperoleh dari persamaa Lj = (Wst–Wst) /
(WSt-Ws) dengan BI yang diperoleh dari persamaan BV = (Wst–Ws) / V kemudian
membagi dengan Bj air.
q
Hasil perkalian dan pembagian
tersebut diperoleh kadar lengas volumetrik tanah jenuh dengan satuan Cm3
per cm3 tanah
q
Dalam kondisi jenuh semua ruang
pori tanah yang terisi oleh air. Oleh sebab itu nilai kadar lengas volumtrik
diatas adalah juga nilai porositas total
tanah. Kemudian menghitung porositas total tanah dengan menggunakan rumus :
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Kadar lengas kering udara
|
Sampel
|
Wb (g)
|
Wbtj (g)
|
Wbt (g)
|
La (g/g)
|
|
Top soil
|
26,8
|
36,8
|
36,2
|
0,06
|
|
Sub soil
|
21,5
|
35,5
|
34,5
|
0,11
|
Tabel 2. Kadar lengas kapasitas lapang dan jenuh
|
Sampel
|
Wstj (g)
|
Wstl (g)
|
Wst (g)
|
Ws (g)
|
Lj (g/g)
|
Ll (g/g)
|
|
Top soil
|
356,8
|
357
|
249,9
|
77,8
|
0,62
|
0,62
|
|
Sub soil
|
375,5
|
336
|
275,2
|
77,2
|
0,50
|
1,75
|
Tabel 3. Berat Volume
|
Sampel
|
Wst (g)
|
Ws (g)
|
V (cm3)
|
BV(g/cm3)
|
|
Top soil
|
249,9
|
77,8
|
188,57
|
0,91
|
|
Sub soil
|
275,2
|
77,2
|
192,42
|
1,02
|
d ring sampel top soil = 7 cm
d ring sampel sub soil = 7 cm
T ring sampel top Soil = 4,9 cm
T ring sampel sub Soil = 5,2 cm
Tabel 4. Berat
Jenis
|
Sampel
|
a
|
b
|
c
|
d
|
t1
|
Bj1
|
t2
|
Bj2
|
|
Top
soil
|
32,09
|
80,82
|
47,08
|
88,41
|
28,2
|
0,9963
|
29
|
0,9960
|
|
Sub
soil
|
32,2
|
81,4
|
42
|
88,7
|
28,7
|
0,9963
|
28,4
|
0,9963
|
Tabel 5. Porositas
Total
|
Sampel
|
Lj
|
BV
|
Bj
|
Pt
|
|
Top soil
|
0,62
|
0,91
|
9,48
|
91
|
|
Sub soil
|
0,50
|
1,02
|
9,42
|
89
|
Perhitungan:
Kadar
lengas kering udara
Kadar
lengas Tanah jenuh (Lj)

Kadar
lengas Kapasitas lapang (Lkl)

Berat
Volume

Berat
Jenis


Porositas
Total
4.2
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil perhitungan, kadar
lengas kering angin (La) pada setiap lapisan terdapat variasi dimana lapisan I
(top soil) mempunyai nilai yang lebih besar dari nilai La pada lapisan II (sub
soil). Berurutan semakin kecil, apabila bandingkan menurut teori maka nilai
kadar lengas berkisar 0,2 g/g pada tanah yang telah dikering anginkan. Sedangkan
pada hasil percobaan diperoleh lapisan I (top soil) = 0,06 g/g, dan pada lapisan
II (sub soil) = 0,11 g/g. Adanya perbedaan antara teori dengan hasil percobaan ini.
Dapat dilihat nilai La pada lapisan tanah top soil sama dengan nilai teori,
sedangkan lapisan tanah sub soil nilai La nya jauh dari teori. Dikarenakan oleh
jumlah pori yang terdapat pada tanah dan juga disebabkan oleh daya ikat antar parikel tanah yang rendah
serta disebabkan oleh kekurangan ketelitian pada waktu pengamatan, selain itu
mungkin juga karena tanahnya sudah terlalu lama dikering anginkan sehingga
tanahnya rusak.
Untuk kadar lengas tanah jenuh (Lj)
pada laisan tanah I (top soil) nilai Lj nya adalah 0,62 g/g, sedangkan pada
lapisan sub soil nilai Lj nya 0,50 g/g. Dari hasil pengamatan yang dilakukan, maka semakin dalam
lapisan tanah semakin kecil nilai kadar lengas tanah jenuh (Lj). Apabila
bandingkan menurut teori maka nilai kadar lengas berkisar sekitar 0,5 g/g pada
tanah mineral yang jenuh.dapat dilihat nilai Lj pada lapisan tanah top soil
yang sesuai denga nilai Lj teori. Pada laisan top soil lebih besar dari lapisan
sub soil, ini terjadi dikarena top soil merupakan tanah mineral yang kaya bahan
organik sehingga kemampuan menahan airnya lebih tinggi. Kadar lengas tanah
jenuh karena air bebas atau air drainase atau air berlebih mudah hilang dan
bergerak relative lebih cepat hingga dapat melidik unsur-unsur hara yang
dilaluinya.
Untuk kadar lengas kapasitas lapang
(Lkl) pada laisan tanah I (top soil) nilai Lkl nya adalah 0, 62 g/g, sedangkan
pada lapisan sub soil nilai Lkl nya 1,75 g/g. Dari hasil pengamatan yang dilakukan, nilai kadar lengas
kapasitas lapang pada tanah lapisan top soil lebih besar dibandingkan dengan
nilai Lkl pada lapisan tanah sub soil, dikarena top soil merupakan tanah
mineral yang kaya bahan organik sehingga kemampuan menahan airnya lebih tinggi.
Didapat hasil bahwa, nilai kadar
lengas tanah jenuh (Lj) lebih besar dari nilai kadar lengas kapasitas lapang
(Lkl) lebih besar dari nilai kadar lengas kering angin (La) atau nilai Lj >
Lkl > La.
Kapasitas tanah ini sangat erat
kaitannya dengan tekstur tanah dan sangt dipengaruhi oleh kandungan bahan
organik tanah, jenis mineral, dan struktur tanah. Selain itu kapasitas lapang
suatu tanah dipengaruhi oleh sifat tanah yang terletak dibawah lapisan tanah.
Liat akan lebih mudah menahan air tanah tetapi air yang ditan ini lebih sulit
untuk dilepaskan bila dibandingkan yang dilakukan oleh pasir. Bahan organik
tanah memiliki kemampuan panahan air tanah sangat besar sehingga tanah yang
kaya bahan organik menunjukkan kemampuan menahan air yang lebih tinggi
Untuk nilai BV pada lapisan I (top
soil) nilai BV = 0,91gr/cm3, sedangkan pada lapisan tanah II (sub soil) nilai
BV = 1,02 gr/cm3.
Apabila dibandingkan dengan nilai teori yaitu nilai BV tanah mineral berkisar
antara 1,1 – 1,8 gr/ cm3, nilai yang didapat hampir mendekati nilai
BV teori. Nilai BV pada lapisan tanah top soil lebih kecil dibandingkan dengan
nilai BV pada lapisan tanah sub soil. Hal
ini benar menurut teori atau tinjauan pustaka sebab tanah pada lapisan II
mempunyai kadar liat yang lebih tinggi dari lapisan I. Keragaman berat volume tanah sangat bergantung pada jenis fraksi
penyusunan tanah termasuk tekstur tanah. Tanah-tanah yang bertekstur jarang
biasanya biasanya mempunyai berat volume yang lebih rendah dibandingkan dengan
tanah yang agak pejal.
Pada percobaan Berat Jenis, untuk
nilai BJ pada lapisan I (top soil) nilai BJ = 9,48 gr/cm3, sedangkan pada lapisan
tanah II (sub soil) nilai BJ = 9,42 gr/cm3. Apabila dibandingkan dengan nilai teori yaitu
nilai BJ tanah sangat mendekati 2,65 g/cm3, nilai yang didapat
hampir mendekati nilai BJ teori. Nilai BJ pada lapisan tanah top soil lebih
kecil dibandingkan dengan nilai BJ pada lapisan tanah sub soil. Selain itu, menurut teori bahwa Berat Jenis
lebih besar dari Berat Volume atau BJ > BV.
Untuk
percobaan Porositas tanah, didapat hasil yaitu, pada lapisan tanah I nilai
porositas totalnya (Pt) = 91%
sedangkan pada lapisan tanah II nilai Pt nya = 89 % Dapat dilihat bahwa nilai porositas total pada tanah lapisan I (top
soil) nilai PT lebih kecil dari nilai Pt pada lapisan sub soil. Hal ini
dikarenakan, pada lapisan top soil tanahnya sedikit bertekstur ringan,
sedangkan pada lapisan sub soil tanahnya sedikit bertekstur berat (terdapat
liat). Karena tanah yang jarang atau sedikit bertekstur ringan mempunyai ruang
pori yang sedikit atau ruang porinya kecil sehingga kapasitas menahan airnya
rendah bila dibandingkan dengan tanah yang sedikit bertekstur berat yang
mempunyai ruang pori total yang banyak atau besar yang mempunyai kapasitas
penahan air yang tinggi.
Porositas
tanah dipengaruhi oleh tekstur tanah, bahan organik, dan struktur tanah. Selain
itu porositas total juga dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu berat volume dan berat
jenis atau berat isi.
BAB V
PENUTUP
5.1
KESIMPULAN
·
Pada laisan top soil lebih
besar dari lapisan sub soil, ini terjadi dikarena top soil merupakan tanah
mineral yang kaya bahan organik sehingga kemampuan menahan airnya lebih tinggi.
·
Kapasitas tanah ini sangat erat
kaitannya dengan tekstur tanah dan sangt dipengaruhi oleh kandungan bahan
organik tanah, jenis mineral, dan struktur tanah.
·
Nilai La pada lapisan tanah top
soil lebih besar bila dibandingkan dengan nilai La pada lapisan Sub soil.
Begitu juga nilai Lj dan nilai Lkl, top soil lebih besar dari sub soil.
·
Nilai La, Lj, dan Lkl nilai top
soilnya lebih besar dari nilai sub soil, tapi pada BV berbanding terbalik,
nilai BV pada lapisan top soil lebih kecil dari nilai sub soil.
·
Nilai kadar lengas tanah jenuh
(Lj) lebih besar dari nilai kadar lengas kapasitas lapang (Lkl) lebih besar
dari nilai kadar lengas kering angin (La) atau nilai Lj > Lkl > La.
·
Nilai BV pada lapisan tanah top
soil lebih besar dibandingkan dengan nilai BV pada lapisan tanah sub soil,
sebab pada lapisan II (sub soil) mempunyai kadar liat yang lebih tinggi dari
lapisan I (top soil).
·
Keragaman berat volume tanah sangat bergantung pada jenis fraksi
penyusunan tanah termasuk tekstur tanah. Tanah-tanah yang bertekstur jarang
biasanya biasanya mempunyai berat volume yang lebih rendah dibandingkan dengan
tanah yang agak pejal.
·
Tanah sedikit bertekstur ringan mempunyai ruang pori yang sedikit atau
ruang porinya kecil sehingga kapasitas menahan airnya rendah bila dibandingkan
dengan tanah yang sedikit bertekstur berat yang mempunyai ruang pori total yang
banyak atau besar yang mempunyai kapasitas penahan air yang tinggi.
·
Nilai BJ > BV. Nilai BJ top
soil < nilai BJ sub soil, dan juga nilai Pt top soil < nilai PT sub soil.
·
Porositas tanah dipengaruhi oleh tekstur tanah, bahan organik, dan
struktur tanah.
DAFTAR PUSTAKA
Poerwowidodo. 1995. Metode Selidik Tanah. Surabaya: Usaha
Nasaional.
Suhardi, M.Sc. 1997. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bengkulu:
Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.
Tim Pengasuh Praktikum. 2013. Petunjuk Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bengkulu: Lab Ilmu Tanah
UNIB.

No comments:
Post a Comment