Thursday, March 24, 2016

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR – DASAR ILMU TANAH ACARA 4 “KADAR LENGAS, BERAT VOLUME, BERAT JENIS,DAN POROSITAS TOTAL TANAH”

LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR – DASAR ILMU TANAH
ACARA 4
“KADAR LENGAS, BERAT VOLUME, BERAT JENIS,DAN POROSITAS TOTAL TANAH”
 














Oleh:

Nama          : Jeky Miharja
NPM                    : E1J014144
Co-Ass       : Zainal Arifin




LABORATORIUM ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2013


BAB I
PENDAHULUAN

1.1      LATAR BELAKANG
Kadar lengas dalam ilmu tanah terdapat sedikit perbedaan dengan kadari air. Kadar air tanah mencakup air dan bahan yang terlarut di dalamnya sedangkan kadar air tanah mengandung pengertian air murni yang terkandung dalam tanah. Dalam kenyatannya, air yang ada di dalam tanah merupakan suatu larutan bukan air murni. Nilai kadar lengas tanah berkisar antara 0,2 g/g pada tanah mineral yang dikering anginkan, sekitar 0,5 g/g pada tanah mineral yang jenuh, hingga mencapai 3,0 g/g pada tanah-tanah organik yang jenuh.
Berat volume (BV) tanah merupakan rasio antara berat dan volume total contoh tanah termasuk volume ruang pori yang ada di dalamnya. Berat jenis (BJ) tanah adalah rasio antara berat total partikel-partikel padat tanah dengan volume total partikel-partikel padat tanah dengan volume ruang pori yang ada diantara partikel. Nilai BV pada tanah hutan berkisar antara 0,5 – 4,0 g/cm3 sementara itu nilai BJ sangat mendekati 2,65 g/cm3. Nilai BV dan BJ yang terendah kemungkinan ditemui pada horizon Organik yang kaya bahan organik sedangkan nilai tertinggi ditemui pada horizon B dan C. untuk BV, variasi tadi dapat pula dipengaruhi oleh sistem pengolahan lahan misalnya penggunaan alat-alat berat pada penebangan pohon dapat meningkatkan nilai BV secara drastis.
Salah satu aspek fisik tanah yang sangat penting dalam bidang pertanian dan kehutanan adalah struktur tanah yang diartikan sebagai susunan partikel-partikel primer menjadi partikel-partikel  sekunder (agregat) termasuk pori-pori yang ada diantyaranya. Volume ruang pori yang ada didalam tanah dinyatakan sebagai porositas total (Pt) dan didefinisikan sebagao fraksi dari volume total tanah yang ditempati oleh pori-pori. Porositas tanah sangat penting dalam berbagai aspek seperti pergerakan dan ketersedian air dan udara dalam tanah serta untuk tumbuh akar.



1.2      TUJUAN
1.2.1        Menetapkan kadar lengas tanah kering angin.
1.2.2        Menetapkan kadar lengas tanah jenuh
1.2.3        Menetapkan kadar lengas tanah kapasitas lapang
1.2.4        Menetapkan berat volume beberapa contoh tanah
1.2.5        Menetapkan berat jenis beberapa contoh tanah
1.2.6        Menetapkan porositas total tanah melalui pengukuran langsung
1.2.7        Menghitung nilai porositas total tanah dnegan menggunakan BV dan BJ.


































BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1      KADAR LENGAS
Lingkup lengas tanah adalah petunjuk umum tentang keadaan lengas tanah. Secara kasar menunjukan tanah berada dalam keadaan kering atau lembab berdasarkan keadaan dalam penggal baku tanah (Soil ontrol ection), yaitu mintakat antara jeluk 10 dan 30 cm dalam tanah lempungan atau antara 30 dan 90 cm dalam tanah pasiran.
Lengas tanah ialah air yang terdapat dalam tanah yang terikat oleh berbagai kakas, yaitu kakas ikat matrik, osmosis, dan kapiler. Kakas ikat matrik dibangkitkan oleh zarah tanah. Kakas ini mengikat sejalan dengan peningkatan permukaan zarah dan kerapatan muatan elektrostatik zarah tanah. Kakas ikat osmosis dibangkitkan oleh zat terlarut dalam air, maka kakas ini mengikat sejalan dengan peningkatan kepekatan larutan air. Kakas ikat kapiler dibangkitkan oleh pori-pori tanah berkaitan dengan tegangan muka air. Makin sempit pori-pori tanah, maka makin cekung meniscus air, kakas kapiler makin tinggi. Jumlah ketiga kakas ikat tadi disebut “potensial lengas tanah”, “tegangan lengas tanah”, “tekanan lengas tanah”, atau “isapan lengas tanah” dan menjadai ukuran kemampuan tanah menyimpan air melawan kakas gravitasi yang menarik air ke luar tubuh tanah. (Notohadiprawiro, 119: 1999)
Makin besar usaha yang diperlukan, tegangan lengas makin tinggi. Tegangan lengas tanah 0 cm HO atau 0 bar berarti tidak ada tegangan lengas tanah. Air dalam tanah berada dalam keadaan bebas berkenaandenga jumlahnya yang berlebihan. Tanah jenuh air, dalam keadaan kering-tanur, tanah nyaris tidak mengandung air, dan tegangan lengas tanah mencapai maksimum sebesar 107 cm HO atau 104 bar. (Notohadiprawiro, 120: 1999)
Penetapan kadar lengas tanah dapat dilakukan secara tidak langsung atau langsung. Metode langsung diartikan sebagai metode dimana air dikeluarkan dari sampel misalnya melalui evaporasi selanjutnya jumlah air yang dikeluarkan tersebut ditentukan. Cara yang paling umum digunakan dalam menentukan jumlah air yang dikeluarkan adalah dengan mengukur kehilangan berat sample. (Gardner,1986)
Kadar lengas kapasitas lapang adalah kandungan air yang tersekap oleh sistem tanah setelah air kakas berat yang berlebih mengatus dan setelah laju gerakkan air ke bawah banyak berkurang.  Nilai lengas kapasitas lapang pada berbagai tanah akan setara dengan nilai kesetaraan lengas atau nilai pF 2,7. (Poerwowidodo, 1992:119)
Penetapan kadar lengas tanah dapat dilakukan secara tidak langsung atau langsung. Metode langsung diartikan sebagai metode dimana air dikeluarkan dari sampel misalnya melalui evaporasi selanjutnya jumlah air yang dikeluarkan tersebut ditentukan. Penetapan kadar lengas  secara tidak langsung dilakuan dengan mengevaluasi perubahan sifat-sifat bahan yang berkorelasi dengan keberadaan air di dalam tanah. (Poerwowidodo, 1992)

2.2      BERAT VOLUME
Berat volume (BV) tanah merupakan rasio antara berat dan volume total contoh tanah, termasuk volume ruang pori yang ada didalamnya, berat volume (BV)dapat juga diartikan kerapatan isi, bulk densitiy, kerapatan bongkah. Sedangkan kerapatan isi adalah berat tanah kering mutlak persatuan volume bongkah dalam g/cm3 atau ton/m3. Volume bongkah meliputi volume padatan ditambah volume total pori. BV tanah mineral berkisar antara 1,1 – 1,8. Tanah gambut BV nya sekitar 0,5. (Schoeder, 1984)
Keragaman berat volume tanah sangat bergantung pada jenis fraksi penyusunan tanah termasuk tekstur tanah. Tanah-tanah yang bertekstur jarang biasanya biasanya mempunyai berat volume yang lebih rendah dibandingkan dengan tanah yang agak pejal. Pertumbuhan akar akan terhambat pada  tanah-tanah yang mempunyai berat volume lebih dari 1,6 g/cm3. Perkembangan akar akan terhenti pada tanah yang mempunyai berat volume antara 1,7 hingga 1,9 g/cm3 sementara itu nilai berat jenis sangat mendekati 2,65 g/cm3 dengan standar deviasi tidak lebih dari 0,15 g/cm3. Nilai BV dari Bj yang terendah ditemui pada horizon O yang banyak mengandung bahan organik dan tertinggi pada horizon B. ( Suhardi, 1997 )
Berat volume tanah umumnya ditetapkan dengan menggunakan metode ring sampel (core method) dan metode lilin. Metode ring sampel dilakukan pada contoh tanah utuh di dalam ring sampel, sedangkan metode lilin dilakukan pada pada agregat atau bongkah tanah yang telah dilapisi dengan lilin. Kedua metode tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan  masing-masing. Metode pertama lebih mewakili kondisi tanah yang sebenarnya namun lebih rumit, sedangkan metode kedua lebih mudah dilakukan namun kurang mencerminkan kondisi tanah yang diwakilinya.

2.3      BERAT JENIS
Nilai berat jenis sangat mendekati 2,65 g/cm3 dengan standar deviasi tidak lebih dari 0,15 g/cm3. Nilai BV dari Bj yang terendah ditemui pada horizon O yang banyak mengandung bahan organik dan tertinggi pada horizon B. ( Suhardi, 1997 ).
Pengukuran BV pada prinsipnya dilakukan dengan menghitung berat partikel-partikel padatan tanah total termasuk volume padatan, cairan dan udara. Pengukuran BJ dilakukan dengan menetapkan berat partikel-partikel padatan dan volume  dari padatan itu sendiri, tidak termasuk udara dan volume cairan. BV umumnya ditentukan dengan metode ring sampel dan metode lilin sedangkan BJ tanah umumnya ditetapkan dengan menggunakan metode Pyonometer. Meskipun pyonometer itu sendiri dapat juga diganti  dengas gelas ukur, prinsip kerja keduanya adalah sama. Variasi dari metode ini juga terjadi pada larutan yang digunakan untuk menetapkan volume partikel padatan. Sabagaian ahli merekomendasikan minyak tanah, sedangkan yang lain cukup dengan menggunakan aquades.




2.4      POROSITAS TANAH
Salah satu aspek fisik tanah yang sangat penting dalam bidang pertanian dan kehutanan dalah struktur tanah, yang artinya sebagai susunan partikel-partikel primer menjadi partikel-partikel sekunder (agregat), termasuk pori-pori yang ada diantaranya. 
Porositas adalah proporsi ruang pori total (ruang kosong) yang terdapat dalam satuan volume tanah yang dapat ditempati oleh air dan udara, sehingga merupakan indikator kondisi darinase dan aerasi tanah. (Ali Hanafiah, 79:2005)
 Pengukuran porositas total tanah pada prinsipnya adalah menentukan volume ruang pori yang ada diantara partikel-partikel padatan, nilai Pt dapat ditentukan melalui  dua cara yaitu pengukuran dan perhitungan. Metode yang umum digunakan ialah menggunakan contoh tanah utuh di dalam ring sampel. Metode lain adalah dengan menggunakan metode thinsection (Klami, 1992 )


























BAB III
BAHAN DAN METODE PRATIKUM

3.1      Kadar Lengas Tanah Kering Angin (La) : Metode Gravimerik     
Bahan dan Alat
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum adalah tanah kering angin, cawan dan oven.
Cara Kerja
8  Menimbang botol tembaga yang berguna untuk mengeringkan tanah di dalam oven (Wb)
8  Memasukkan 10 gram contoh tanah ke dalam botol diatas dan kemudian menmbangnya.
8  Mengeringkan tanah yang terdapat dalam botol itu pada suhu 1050C selama 24 jam kemudian mengukur atau menghitung ( Wbt ).
8  Menghitung kadar lengas tanah kering, La (dalam g/g) dengan menggunakan rumus :
La = (Wbta-Wbt) / ( Wbt – wb )
8  Memperoleh nilai kadar lengas berdasarkan berat kering tanah kering dengan satuan g/g

3.2      Kadar lengas Tanah jenuh (Lj) dan kapasitas lapang (Ll)
Bahan dan Alat
Contoh tanah utuh, ring sampel, kasa, karet, bak untuk penjuhan contoh tanah, rak, timbangan dan oven.
Cara Kerja:
8  Merendam kembali ring sampel yang berisi contoh tanah hingga permukaan air berada sekita 2 cm dibawah permukaan tanah selama 24 jam
8  Memindahkan ring sampel beserta isinya yang jenuh ai ke timbangan kemudian mencatat beratnya (Wstj).
8  Meletakkan contoh tanah diatas rak dan membiarkan air yang ada didalamnya keluar melalui proses gravitasi dan penguapan selama 24 jam. Kemudian menimbang kembali berat sampel dan isinya (Wstl).
8  Pada bagian bawah ring sampel ditutup kain kasa dan mengikat dengan karet.
8  Memasukkan ring sampel ke dalam oven dan mengringkannya pada suhu 1050C selama 48 jam kemudian menimbang ring sampel (Wst).
8  Membersihkan ring sampel dari contoh tanah kemudian meninbangnya (Ws)
8  Menghitung nilai kadar lengas tanah jenuh, Lj, dan tanah kapasitas lapang, Lkl (semua dalam g/g) dengan menggunakan rumus:
                        

3.3      Berat Volume (Metode Ring sampel)
Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan dalam acara ini adalah ring sampel berisi contoh tanah utuh, timbangan dan oven.
Cara Kerja:
8  Mengukur luas Penampang (A) dan tinggi (H) dari ring sampel yang digunakan dalam penetapan Lj dan Ll. Kemudian menghitung volume ring sampel tersebut
8  Menghitung nilai BV dengan persamaan:
3.4      Berat Jenis
Bahan dan Alat
Alat dan bahannya adalah tanah kering yang telah dihaluskan, prcnometer, akuades, timbangan, tunggku pemanas dan oven. Cara kerjanya :
q  Menimbang pycnometer (termasuk penutupnya) yang bersih dan kering (Wp). Bila pycnometer tidak tersedia maka gelas ukur (25,50 atau 100 mL) dapat digunakan dalam praktikum ini.
q  Menambahkan 10 g tanah kering angin yang telah diayak . Apabila gelas ukur yang digunakan maka menambahkan 50 g tanah. Selanjutnya membersihkan pycnometer dari tanah yang mungkin menempel kemudian menimbang (Wpt ).
q  Menimbang 10 g duplikat contoh tanah dan menetapkan kadar airnya dengan mengeringkannya di oven (1050C) selama 12 jam. Mengoreksi nilai Wpt dengan cara menguranginya dengan berat dalam duplikat contoh tanah.
q  Mengisi pycnometer dengan air akuades kemudian mencuci tanah yang menempel di leher bagian dalam hingga masuik ke tabung. Membuang udara yang terperangkap di dalam agrgat dengan mendidihkan air secara perlahan selama beberapa menit dan mencegah kehilangan tanah oleh meluapnya.
q  Mendidihkan akuades di tabung terpisah kemudian mendinginkan pada suhu ruang.
q  Mendinginkan pycnometer beserta isinya pada suhu ruang kemudian menambahkan akuades hinga memenuhi pycnometer kemudian memasukkan alat penutup dan mengeringkan dan bersihkan bagian luar bejana reaksi tersebut dengan kain kering.
q  Menimbang pycnometer dan isinya (Wpta) dan mengukur suhu suspensi setelah didingan  pada suhu ruang.
q  Mengeluarkan isi pycnometer kemudan mencuci isinya sampai bersih.
q  Menghitung BJ dengan persamaan berikut :











3.5      Porositas Total  (Metode Ring Sampel)
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan adalah ring sampel yang berisi contoh tanah utuh, bak berisi air, timbangan dan oven. Cara kerjanya :
q  Mengalikan nilai Lj yang diperoleh dari persamaa Lj =  (Wst–Wst) / (WSt-Ws) dengan BI yang diperoleh dari persamaan BV = (Wst–Ws) / V kemudian membagi dengan Bj air.
q  Hasil perkalian dan pembagian tersebut diperoleh kadar lengas volumetrik tanah jenuh dengan satuan Cm3 per cm3 tanah
q  Dalam kondisi jenuh semua ruang pori tanah yang terisi oleh air. Oleh sebab itu nilai kadar lengas volumtrik diatas adalah juga  nilai porositas total tanah. Kemudian menghitung porositas total tanah dengan menggunakan rumus :

























BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1      HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Kadar lengas kering udara
Sampel
Wb (g)
Wbtj (g)
Wbt (g)
La (g/g)
Top soil
26,8
36,8
36,2
0,06
Sub soil
21,5
35,5
34,5
0,11

Tabel 2. Kadar lengas kapasitas lapang dan jenuh
Sampel
Wstj (g)
Wstl (g)
Wst (g)
Ws (g)
Lj (g/g)
Ll (g/g)
Top soil
356,8
357
249,9
77,8
0,62
0,62
Sub soil
375,5
336
275,2
77,2
0,50
1,75

Tabel 3. Berat Volume
Sampel
Wst (g)
Ws (g)
V (cm3)
BV(g/cm3)
Top soil
249,9
77,8
188,57
0,91
Sub soil
275,2
77,2
192,42
1,02



d ring sampel top soil = 7 cm
d ring sampel sub soil = 7 cm
T ring sampel top Soil = 4,9 cm
T ring sampel sub Soil = 5,2 cm


Tabel 4. Berat Jenis

Sampel
a
b
c
d
t1
Bj1
t2
Bj2
Top soil
32,09
80,82
47,08
88,41
28,2
0,9963
29
0,9960
Sub soil
32,2
81,4
42
88,7
28,7
0,9963
28,4
0,9963

Tabel 5. Porositas Total

Sampel
Lj
BV
Bj
Pt
Top soil
0,62
0,91
9,48
91
Sub soil
0,50
1,02
9,42
89
Perhitungan:
Kadar lengas kering udara

Kadar lengas Tanah jenuh (Lj)

Kadar lengas Kapasitas lapang (Lkl)

Berat Volume


Berat Jenis


Porositas Total
               
               
               
               








4.2      PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil perhitungan, kadar lengas kering angin (La) pada setiap lapisan terdapat variasi dimana lapisan I (top soil) mempunyai nilai yang lebih besar dari nilai La pada lapisan II (sub soil). Berurutan semakin kecil, apabila bandingkan menurut teori maka nilai kadar lengas berkisar 0,2 g/g pada tanah yang telah dikering anginkan. Sedangkan pada hasil percobaan diperoleh lapisan I (top soil) = 0,06 g/g, dan pada lapisan II (sub soil) = 0,11 g/g. Adanya perbedaan antara teori dengan hasil percobaan ini. Dapat dilihat nilai La pada lapisan tanah top soil sama dengan nilai teori, sedangkan lapisan tanah sub soil nilai La nya jauh dari teori. Dikarenakan oleh jumlah pori yang terdapat pada tanah dan juga disebabkan oleh  daya ikat antar parikel tanah yang rendah serta disebabkan oleh kekurangan ketelitian pada waktu pengamatan, selain itu mungkin juga karena tanahnya sudah terlalu lama dikering anginkan sehingga tanahnya rusak.
Untuk kadar lengas tanah jenuh (Lj) pada laisan tanah I (top soil) nilai Lj nya adalah 0,62 g/g, sedangkan pada lapisan sub soil nilai Lj nya 0,50 g/g. Dari hasil pengamatan yang dilakukan, maka semakin dalam lapisan tanah semakin kecil nilai kadar lengas tanah jenuh (Lj). Apabila bandingkan menurut teori maka nilai kadar lengas berkisar sekitar 0,5 g/g pada tanah mineral yang jenuh.dapat dilihat nilai Lj pada lapisan tanah top soil yang sesuai denga nilai Lj teori. Pada laisan top soil lebih besar dari lapisan sub soil, ini terjadi dikarena top soil merupakan tanah mineral yang kaya bahan organik sehingga kemampuan menahan airnya lebih tinggi. Kadar lengas tanah jenuh karena air bebas atau air drainase atau air berlebih mudah hilang dan bergerak relative lebih cepat hingga dapat melidik unsur-unsur hara yang dilaluinya.
Untuk kadar lengas kapasitas lapang (Lkl) pada laisan tanah I (top soil) nilai Lkl nya adalah 0, 62 g/g, sedangkan pada lapisan sub soil nilai Lkl nya 1,75 g/g. Dari hasil pengamatan yang dilakukan, nilai kadar lengas kapasitas lapang pada tanah lapisan top soil lebih besar dibandingkan dengan nilai Lkl pada lapisan tanah sub soil, dikarena top soil merupakan tanah mineral yang kaya bahan organik sehingga kemampuan menahan airnya lebih tinggi.
Didapat hasil bahwa, nilai kadar lengas tanah jenuh (Lj) lebih besar dari nilai kadar lengas kapasitas lapang (Lkl) lebih besar dari nilai kadar lengas kering angin (La) atau nilai Lj > Lkl > La.
Kapasitas tanah ini sangat erat kaitannya dengan tekstur tanah dan sangt dipengaruhi oleh kandungan bahan organik tanah, jenis mineral, dan struktur tanah. Selain itu kapasitas lapang suatu tanah dipengaruhi oleh sifat tanah yang terletak dibawah lapisan tanah. Liat akan lebih mudah menahan air tanah tetapi air yang ditan ini lebih sulit untuk dilepaskan bila dibandingkan yang dilakukan oleh pasir. Bahan organik tanah memiliki kemampuan panahan air tanah sangat besar sehingga tanah yang kaya bahan organik menunjukkan kemampuan menahan air yang lebih tinggi
Untuk nilai BV pada lapisan I (top soil) nilai BV = 0,91gr/cm3, sedangkan pada lapisan tanah II (sub soil) nilai BV = 1,02 gr/cm3. Apabila dibandingkan dengan nilai teori yaitu nilai BV tanah mineral berkisar antara 1,1 – 1,8 gr/ cm3, nilai yang didapat hampir mendekati nilai BV teori. Nilai BV pada lapisan tanah top soil lebih kecil dibandingkan dengan nilai BV pada lapisan tanah sub soil. Hal ini benar menurut teori atau tinjauan pustaka sebab tanah pada lapisan II mempunyai kadar liat yang lebih tinggi dari lapisan I. Keragaman berat volume tanah sangat bergantung pada jenis fraksi penyusunan tanah termasuk tekstur tanah. Tanah-tanah yang bertekstur jarang biasanya biasanya mempunyai berat volume yang lebih rendah dibandingkan dengan tanah yang agak pejal.
Pada percobaan Berat Jenis, untuk nilai BJ pada lapisan I (top soil) nilai BJ = 9,48 gr/cm3, sedangkan pada lapisan tanah II (sub soil) nilai BJ = 9,42 gr/cm3. Apabila dibandingkan dengan nilai teori yaitu nilai BJ tanah sangat mendekati 2,65 g/cm3, nilai yang didapat hampir mendekati nilai BJ teori. Nilai BJ pada lapisan tanah top soil lebih kecil dibandingkan dengan nilai BJ pada lapisan tanah sub soil. Selain itu, menurut teori bahwa Berat Jenis lebih besar dari Berat Volume atau BJ > BV.
Untuk percobaan Porositas tanah, didapat hasil yaitu, pada lapisan tanah I nilai porositas totalnya (Pt) = 91% sedangkan pada lapisan tanah II nilai Pt nya = 89 % Dapat dilihat bahwa nilai porositas total pada tanah lapisan I (top soil) nilai PT lebih kecil dari nilai Pt pada lapisan sub soil. Hal ini dikarenakan, pada lapisan top soil tanahnya sedikit bertekstur ringan, sedangkan pada lapisan sub soil tanahnya sedikit bertekstur berat (terdapat liat). Karena tanah yang jarang atau sedikit bertekstur ringan mempunyai ruang pori yang sedikit atau ruang porinya kecil sehingga kapasitas menahan airnya rendah bila dibandingkan dengan tanah yang sedikit bertekstur berat yang mempunyai ruang pori total yang banyak atau besar yang mempunyai kapasitas penahan air yang tinggi.
Porositas tanah dipengaruhi oleh tekstur tanah, bahan organik, dan struktur tanah. Selain itu porositas total juga dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu berat volume dan berat jenis atau berat isi.


BAB V
PENUTUP


5.1      KESIMPULAN
·         Pada laisan top soil lebih besar dari lapisan sub soil, ini terjadi dikarena top soil merupakan tanah mineral yang kaya bahan organik sehingga kemampuan menahan airnya lebih tinggi.
·         Kapasitas tanah ini sangat erat kaitannya dengan tekstur tanah dan sangt dipengaruhi oleh kandungan bahan organik tanah, jenis mineral, dan struktur tanah.
·         Nilai La pada lapisan tanah top soil lebih besar bila dibandingkan dengan nilai La pada lapisan Sub soil. Begitu juga nilai Lj dan nilai Lkl, top soil lebih besar dari sub soil.
·         Nilai La, Lj, dan Lkl nilai top soilnya lebih besar dari nilai sub soil, tapi pada BV berbanding terbalik, nilai BV pada lapisan top soil lebih kecil dari nilai sub soil.
·         Nilai kadar lengas tanah jenuh (Lj) lebih besar dari nilai kadar lengas kapasitas lapang (Lkl) lebih besar dari nilai kadar lengas kering angin (La) atau nilai Lj > Lkl > La.
·         Nilai BV pada lapisan tanah top soil lebih besar dibandingkan dengan nilai BV pada lapisan tanah sub soil, sebab pada lapisan II (sub soil) mempunyai kadar liat yang lebih tinggi dari lapisan I (top soil).
·         Keragaman berat volume tanah sangat bergantung pada jenis fraksi penyusunan tanah termasuk tekstur tanah. Tanah-tanah yang bertekstur jarang biasanya biasanya mempunyai berat volume yang lebih rendah dibandingkan dengan tanah yang agak pejal.
·         Tanah sedikit bertekstur ringan mempunyai ruang pori yang sedikit atau ruang porinya kecil sehingga kapasitas menahan airnya rendah bila dibandingkan dengan tanah yang sedikit bertekstur berat yang mempunyai ruang pori total yang banyak atau besar yang mempunyai kapasitas penahan air yang tinggi.
·         Nilai BJ > BV. Nilai BJ top soil < nilai BJ sub soil, dan juga nilai Pt top soil < nilai PT sub soil.
·         Porositas tanah dipengaruhi oleh tekstur tanah, bahan organik, dan struktur tanah.



DAFTAR PUSTAKA


Gardner. 1986. Water Content. In A. Klute (Editor): Methods of Soil Analysis. Part I. Second Editoin. Am. Soe. Soil Sei. Ine. Publisher, Madison, USA. pp. 493-544.

Islami, Titiek. Ir dkk.1995. Hubungan Tanah, Air Dan Tanaman . Semarang: Ikip Semarang PRESS.

Notohadiprawiro, Tejoyuwono. 1999. Tanah dan Lingkungan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdikbud.

Poerwowidodo. 1995. Metode Selidik Tanah. Surabaya: Usaha Nasaional.

Suhardi, M.Sc. 1997. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bengkulu: Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.

Tim Pengasuh Praktikum. 2013. Petunjuk Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bengkulu: Lab Ilmu Tanah UNIB.



























No comments:

Post a Comment

LAPORAN MAGANG KELAPA SAWIT

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG TEKNIK PEMULIAAN TANAMAN KELAPA SAWIT ( Elaeis guineensis Jacq) DI PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT (PPKS) M...