Thursday, March 24, 2016

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR – DASAR ILMU TANAH Acara II “PENGAMATAN MORFOLOGI PROFIL, PENGAMBILAN CONTOH DAN PEMBUATAN PREPARAT TANAH”

LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR – DASAR ILMU TANAH
Acara II

“PENGAMATAN MORFOLOGI PROFIL, PENGAMBILAN CONTOH
DAN PEMBUATAN PREPARAT TANAH”

 















Oleh:

Nama          : Jeky Miharja
NPM                    : E1J014144
Co-Ass       : Zainal Arifin




LABORATORIUM ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2013

BAB I

PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG

Profil tanah merupakan penampang tegak tanah yang memperlihatkan berbagai lapisan tanah. Pengamatan profil sangat penting dalam mempelajari sifat-sifat tanah secara cepat dilapangan, terutama yang berkaitan dengan genetis dan klasifikasi tanah. Sidik cepat beberapa sifat fisik, kimia dan biologi tanah juga biasanya dilakukan dengan bersamaan dan merupakan bagian pengamatan profil tanah. Evaluasi terhadap sifat-sifat tanah ini kemudian dilanjutkan secara lebih rinci di laboratorium dengan menggunakan contoh tanah.
Contoh tanah dibedakan atas beberapa macam tergantung pada tujuan dan cara pengambilan. Bila contoh tanah diambil pada setiap lapisan untuk mempelajari perkembangan profil menetapkan jenis tanah maka disebut “contoh tanah satelit”. Contoh tanah yang diambil dari beberapa tempat dan digabung untuk menilai tingkat kesuburan tanah disebut “contoh tanah komposit”. Pengambilan contoh tanah secara komposit dapat menghemat biaya analisis bila dibandingkan dengan pengambilan secara individu ( Peterson dan calvin, 1986 ). Adalagi contoh tanah yang diambil dengan pengambilan sampel (care) dan disebut dengan contoh tanah utuh, yang biasanya digunakan untuk menetapkan sifat tanah disebut contoh tanah utuh karena strukturnya asli seperti apa adanya di lapangan sedangkan contoh tanah yang sebagian atau seluruh strukturnya telah rusak disebut contoh tanah terganggu.

B.     TUJUAN PRAKTIKUM

Adapun tujuan dari kedua acara praktikum ini adalah :
ü  Untuk mempelajari sifat-sifat dari beberapa jenis tanah pada setiap lapisan atau horison
ü  Mengambil contoh tanah di lapangan untuk dianalisis di laboratoirum.
ü  Menyiapkan contoh tanah sebelum dianalisis.





BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Ilmu tanah adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk tanah. Tanah adalah lapisan yang menyeliputi bumi antara litosfer (batuan yang membentuk kerak bumi) and atmosfer. Tanah adalah tempat tumbuhnya tanaman dan mendukung hewan dan manusia.Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan tanaman dan organisme, membentuk tubuh unik yang menyelaputi lapisan batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai pedogenesis. Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai horizon. Setiap horizon dapat menceritakan mengenai asal dan proses-proses fisika, kimia dan biologi yang telah dilalui tubuh tanah tersebut.
Morfologi tanah adalah suatu sarana dalam penyelidikan ilmiah dengan tujuan untuk menguraikan, melukiskan dan melaporkan kenampakan, ciri-ciri, dan sifat tanah yang dimiliki oleh suatu profil tanah.
·         Profil Tanah : penampang melintang tanah yang menampakkan lapisan-lapisan tanah (horizon)
·         Horizon : lapisan tanah yang kurang lebih sejajar dengan permukaan bumi dan mempunyai ciri-ciri tertentu (khas)
·         Solum (tubuh tanah) : tanah yang berkembang secara genetis; merupakan lapisan tanah mineral dari atas sampai sedikit dibawah batas horizon C
Tanah tersusun atas : bahan mineral, udara dan air tanah. Susunan utama tanah berdasarkan volume dari jenis tanah dengan tekstur berlempung, berdebu dengan catatan tanaman dapat tumbuh dengan baik yaitu udara 25 %, air 25 %, mineral 45 % dan bahan organik 5 %.
Horison adalah lapisan-lapisan tanah yang terbentuk karena hasil dari proses pembentukkan tanah. Horison-horison yang menyusun profil tanah dari atas ke bawah adalah :
      Apabila kita membuat irisan tegak tanah (biasanya hingga kedalaman 110 cm), maka kita akan melihat  lapisan-lapisan tanah (horizon) ini, yang secara berturut-turut dari permukaan tanah adalah :
-                Horizon organik (O)
-                Horizon A
-                Horizon B
-                Horizon C
-                Horizon D / R    ( Poerwowidodo : 75 )

Horizon – horizon pada profil

 - Horizon O
Horizon ini diketemukan pada tanah-tanah hutan yang belum terganggu. Horizon ini  merupakanhorizon organik yang terbentuk di atas lapisan tanah meniral. Horizon O pada dasarnya dibedakan menjadi horizon 01 dan O2.
·               Horizon 01 : bentuk asli sisa-sisa tanaman masih dapat dibedakan secara jelas.
·               Horizon O2  : bentuk asli sisa – sisa tanaman tidak lagi dapat dibedakan secara jelas.
- Horizon A
Horizon A merupakan horizon yang berada di permukaan tanah, yang terdiri atas ca,mpuran antara bahan organik dan bahan mineral.
Secara umum horizon A dibedakan menjadi tiga (3) bagian, yakni A1, A2 dan A3.
-          Horizon A1         : bahan mineral bercampur dengan bahan organik (humus), dan memiliki warna yang gelap.
-   Horizon A2           : horizon A yang telah mengalami pencucian (eluviasi ) yang maksimal terhadap bahan – bahan seperti liat, bahan organik dan kation.
-          Horizon A3         :  merupakan horizon peralihan dari A ke B.

-    Horizon B
Horizon B merupakan horizon penimbunan (iluviasi) bahan-bahan tercuci dari horizon A. Horizon B dibedakan menjadi tiga bagian yakni B1, B2, B3.

-    Horizon C
Horizon merupakan lapisan bahan induk tanah yang telah mengalami pelapukan.
                                                                                                        
- Horizon D atau R
Lapisan ini merupakan hamparan bantuan yang belum mengalami pelapukan baik secara fisik maupun kimia.
Batas suatu horison dengan horison lain dalam suatu profil tanah dapat dilihat dengan jelas atau baur. Disamping itu bentuk topografi dan batas horison dapat rata, berombak. Tidak teratur dan terputus. Warna tanah merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah, penyebab perbedaan warna pada umumnya karena perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik maka warna tanah akan semakin gelap, warna tanah ditentukan dengan menggunakan warna baku dalam buku “Munsell Soil Color Chart” dalam warna baku disusun oleh 3 variabel yaitu Hue, Value dan Chroma.
Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah. Berdasarkan perbandingan butir pasir, debu dan liat maka tanah dikelompokkan ke dalam beberapa macam kelas tekstur yaitu :
Ø  Kasar terdiri dari pasir dan pasir berlempung
Ø  Agak kasar terdiri dari lempung berpasir dan lempung berpasir halus.
Ø  Sedang : lempung berpasir sangat halus, lempung, lempung bedebu dan debu
Ø  Agak halus : lempung liat, lempung liat berpasir, dan lempung liat berdebu.
Ø  Halus : liat berpasir, liat berdebu dan liat.
Untuk mengukur baisanya digunakan segitiga tekstur tanah. Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir tanah. Gumpalan struktur terjadi karena butir-butir pasir pasir, debu dan liat terikat satu sama lain oleh perekat seperti bahan organik, oksidasi dan lain-lain. Konsistensi tanah menunjukkan kekuatan daya kohesi butir tanah atau daya adhesi butir tanah dengan benda lain.
Bulk density, menunjukkan perbandingan antara berat tanah kering dengan volume tanah termasuk volume pori tanah. Pori tanah adalah bagian yang tidak terisi bahan padat tanah ( terisi oleh udara dan air ). Terbagi atas pori makro dan mikro. Cole merupakan sifat mengembang ( bila basah ) dan mengerut ( bila  kering ). Nilai-Nematoda merupakan nilai untuk menunjukkan tingkat kematangan tanah. Sifat – sifat lain dari tanah yaitu keadaan batuan pada ( pan ), kedalaman efektif dan lereng







BAB III

METODELOGI



a.       Bahan dan alat
Bahan yang digunakan terdiri dari aquades, karet gelang, HCL, IN, kertas koran, dan kertas label sedangkan alat yang digunakan berupa paran, cangkul, sekop, bor tanah, meteran gulungan, klinometer ,pisau lapangan, buku setandar warna, daftar isian, kompas, altimeter, botol semprot, dan alat tulis, tampirdan nyiru, lumping serta ayakan 2 mm dan 0,5 mm dan kain kasa.
b.      Perosedur kerja
1.       Pembuatan profil tanah
1.      Pilih temapat yang sesuai untuk pembuatan lobang perofil, lalu bersikan vegetasi yang menutupi permukaan tanah.
2.      Buat perofil ukuran 1,5 x 1,0 x 1,5 m3. Penampang penagmatan sebaiknya dilakukan disebelah atas lereng yang terkenah sinar matahari.
3.      Janagan meklakukan pengamatan pada saat hujan dan cahaya kurang. Sisi pengamat dibuat rata dan bersih. Bilah kering disemprot dgn aquades.
2.      Pengamatan profil tanah tanah
Sebelum profil dimasukan kedalam perofil tanah untuk dilakukan deskrifsi,terlebih dahulu amati keadan lingkungan disekitar profil dengan cara mengisi tabel dekrispsi profil tanah yang tersediah. Setelah itu lakukan pengamatan profil tanah dengan tahapan – tahapan sebagai berikut :
Tentukan bataasan lapisan ( horizon ) dengan cara menusuk profil pada sisi pengamataan denagan  pisau lapangan sambil meremas gumpalan tanah ditanagan kiri atau dengan cara memukul mengetahui perbedaan buyinya.
Perhataian perbedaan warnah,tekstur, dan kepataan lapisan, beri tanda dengan potongan ranting lalu tarik batasan horizonya. Ukuran kedalaman masing – masing horizon dari atas ke bawah.
Apabila ditentukan horizonya yang tebalnya melebihi 50 cm dengan sifat yang sangat mirip, sebaiknya horizon tersebut dibagi dua atau lebih, misalnya dibagi dengan kelipatan 25 cm.
Gulanakan keretria penilaian( tekstur ,struktur, kosentrasi ) yang telah saudara ikuti pada acara 1.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1.      Hasil Pengamatan
Lokasi                              : Disamping laboratorium Agronomi Universitas Bengkulu.
Profil No.                        : 1
Bahan Induk                  : 
Tumbuhan                     : 
Posisi tanah                    : 
Kelembapan Tanah      : 
Kelerengan                     :  -
Drainase                         : 
Tingkat erosi                  : 
Pemerian oleh                :  Anggi chndra p


Horizon
Jeluk (cm)
Warna /
   bercak
Tekstur
Struktur
Konsistensi

Perakaran
( % )
Batuan
( % )
Konkresi
Lain-lain
Batas horizon
A








-


B1








-
-

B2







-
-

B3







-
-



     


VI. Pembahasan
Dalam percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa, pada setiap horizon memiliki warna yang berbeda – beda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan unsur hara yang terdapat pada setiap horizon. Seperti pada horizon A dan B1 memiliki warna yang lebih gelap dibandingkan pada horizon B2 dan B3.
Dapat dilihat juga pada perakarannya, pada horizon A dan B­ memiliki perakaran yang lebih banyak dibandingkan pada horizon B2 dan B3. dapat disimpulkan bahwa pada horizon bagian atas lebih banyak unsur – unsur yang berguna bagi tanaman sehingga pada horizon bagian atas memiliki tingkat kesuburan yang lebih tinggi.
Pada struktur dan konsistensinya dapat dilihat bahwa tanah pada bagian atas berstruktur remah dan gembur. Dapat disimpulkan bahwa pada tanah bagian atas lebih banyak bahan organik dan unsur – unsur hara yang lebih tinggi dibandingkan bagian tanah yang di bawah.

VII. Kesimpulan 
  1. Disetiap horizon memiliki warna warna yang berbeda sesuai dengan batas – batas horizon masing – masing.
  2. Perbedaan sifat – sifat tanah sesuai dengan tekstur, struktur, konsistensi dan perakaran pada setiap horizonnya.
  3. Menentukan warna tanah pada setiap horizon dapat digunakan buku standar warna atau Munsell Soil Colour Chart.

 LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR – DASAR ILMU TANAH
Acara II

“PENGAMATAN MORFOLOGI PROFIL, PENGAMBILAN CONTOH
DAN PEMBUATAN PREPARAT TANAH”

 














Oleh:

Nama          : Jeky Miharja
NPM                    : E1J014144
Co-Ass       : Zainal Arifin




LABORATORIUM ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2013

BAB I

PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG

Profil tanah merupakan penampang tegak tanah yang memperlihatkan berbagai lapisan tanah. Pengamatan profil sangat penting dalam mempelajari sifat-sifat tanah secara cepat dilapangan, terutama yang berkaitan dengan genetis dan klasifikasi tanah. Sidik cepat beberapa sifat fisik, kimia dan biologi tanah juga biasanya dilakukan dengan bersamaan dan merupakan bagian pengamatan profil tanah. Evaluasi terhadap sifat-sifat tanah ini kemudian dilanjutkan secara lebih rinci di laboratorium dengan menggunakan contoh tanah.
Contoh tanah dibedakan atas beberapa macam tergantung pada tujuan dan cara pengambilan. Bila contoh tanah diambil pada setiap lapisan untuk mempelajari perkembangan profil menetapkan jenis tanah maka disebut “contoh tanah satelit”. Contoh tanah yang diambil dari beberapa tempat dan digabung untuk menilai tingkat kesuburan tanah disebut “contoh tanah komposit”. Pengambilan contoh tanah secara komposit dapat menghemat biaya analisis bila dibandingkan dengan pengambilan secara individu ( Peterson dan calvin, 1986 ). Adalagi contoh tanah yang diambil dengan pengambilan sampel (care) dan disebut dengan contoh tanah utuh, yang biasanya digunakan untuk menetapkan sifat tanah disebut contoh tanah utuh karena strukturnya asli seperti apa adanya di lapangan sedangkan contoh tanah yang sebagian atau seluruh strukturnya telah rusak disebut contoh tanah terganggu.

B.     TUJUAN PRAKTIKUM

Adapun tujuan dari kedua acara praktikum ini adalah :
ü  Untuk mempelajari sifat-sifat dari beberapa jenis tanah pada setiap lapisan atau horison
ü  Mengambil contoh tanah di lapangan untuk dianalisis di laboratoirum.
ü  Menyiapkan contoh tanah sebelum dianalisis.





BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Ilmu tanah adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk tanah. Tanah adalah lapisan yang menyeliputi bumi antara litosfer (batuan yang membentuk kerak bumi) and atmosfer. Tanah adalah tempat tumbuhnya tanaman dan mendukung hewan dan manusia.Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan tanaman dan organisme, membentuk tubuh unik yang menyelaputi lapisan batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai pedogenesis. Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai horizon. Setiap horizon dapat menceritakan mengenai asal dan proses-proses fisika, kimia dan biologi yang telah dilalui tubuh tanah tersebut.
Morfologi tanah adalah suatu sarana dalam penyelidikan ilmiah dengan tujuan untuk menguraikan, melukiskan dan melaporkan kenampakan, ciri-ciri, dan sifat tanah yang dimiliki oleh suatu profil tanah.
·         Profil Tanah : penampang melintang tanah yang menampakkan lapisan-lapisan tanah (horizon)
·         Horizon : lapisan tanah yang kurang lebih sejajar dengan permukaan bumi dan mempunyai ciri-ciri tertentu (khas)
·         Solum (tubuh tanah) : tanah yang berkembang secara genetis; merupakan lapisan tanah mineral dari atas sampai sedikit dibawah batas horizon C
Tanah tersusun atas : bahan mineral, udara dan air tanah. Susunan utama tanah berdasarkan volume dari jenis tanah dengan tekstur berlempung, berdebu dengan catatan tanaman dapat tumbuh dengan baik yaitu udara 25 %, air 25 %, mineral 45 % dan bahan organik 5 %.
Horison adalah lapisan-lapisan tanah yang terbentuk karena hasil dari proses pembentukkan tanah. Horison-horison yang menyusun profil tanah dari atas ke bawah adalah :
      Apabila kita membuat irisan tegak tanah (biasanya hingga kedalaman 110 cm), maka kita akan melihat  lapisan-lapisan tanah (horizon) ini, yang secara berturut-turut dari permukaan tanah adalah :
-                Horizon organik (O)
-                Horizon A
-                Horizon B
-                Horizon C
-                Horizon D / R    ( Poerwowidodo : 75 )

Horizon – horizon pada profil

 - Horizon O
Horizon ini diketemukan pada tanah-tanah hutan yang belum terganggu. Horizon ini  merupakanhorizon organik yang terbentuk di atas lapisan tanah meniral. Horizon O pada dasarnya dibedakan menjadi horizon 01 dan O2.
·               Horizon 01 : bentuk asli sisa-sisa tanaman masih dapat dibedakan secara jelas.
·               Horizon O2  : bentuk asli sisa – sisa tanaman tidak lagi dapat dibedakan secara jelas.
- Horizon A
Horizon A merupakan horizon yang berada di permukaan tanah, yang terdiri atas ca,mpuran antara bahan organik dan bahan mineral.
Secara umum horizon A dibedakan menjadi tiga (3) bagian, yakni A1, A2 dan A3.
-          Horizon A1         : bahan mineral bercampur dengan bahan organik (humus), dan memiliki warna yang gelap.
-   Horizon A2           : horizon A yang telah mengalami pencucian (eluviasi ) yang maksimal terhadap bahan – bahan seperti liat, bahan organik dan kation.
-          Horizon A3         :  merupakan horizon peralihan dari A ke B.

-    Horizon B
Horizon B merupakan horizon penimbunan (iluviasi) bahan-bahan tercuci dari horizon A. Horizon B dibedakan menjadi tiga bagian yakni B1, B2, B3.

-    Horizon C
Horizon merupakan lapisan bahan induk tanah yang telah mengalami pelapukan.
                                                                                                        
- Horizon D atau R
Lapisan ini merupakan hamparan bantuan yang belum mengalami pelapukan baik secara fisik maupun kimia.
Batas suatu horison dengan horison lain dalam suatu profil tanah dapat dilihat dengan jelas atau baur. Disamping itu bentuk topografi dan batas horison dapat rata, berombak. Tidak teratur dan terputus. Warna tanah merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah, penyebab perbedaan warna pada umumnya karena perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik maka warna tanah akan semakin gelap, warna tanah ditentukan dengan menggunakan warna baku dalam buku “Munsell Soil Color Chart” dalam warna baku disusun oleh 3 variabel yaitu Hue, Value dan Chroma.
Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah. Berdasarkan perbandingan butir pasir, debu dan liat maka tanah dikelompokkan ke dalam beberapa macam kelas tekstur yaitu :
Ø  Kasar terdiri dari pasir dan pasir berlempung
Ø  Agak kasar terdiri dari lempung berpasir dan lempung berpasir halus.
Ø  Sedang : lempung berpasir sangat halus, lempung, lempung bedebu dan debu
Ø  Agak halus : lempung liat, lempung liat berpasir, dan lempung liat berdebu.
Ø  Halus : liat berpasir, liat berdebu dan liat.
Untuk mengukur baisanya digunakan segitiga tekstur tanah. Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir tanah. Gumpalan struktur terjadi karena butir-butir pasir pasir, debu dan liat terikat satu sama lain oleh perekat seperti bahan organik, oksidasi dan lain-lain. Konsistensi tanah menunjukkan kekuatan daya kohesi butir tanah atau daya adhesi butir tanah dengan benda lain.
Bulk density, menunjukkan perbandingan antara berat tanah kering dengan volume tanah termasuk volume pori tanah. Pori tanah adalah bagian yang tidak terisi bahan padat tanah ( terisi oleh udara dan air ). Terbagi atas pori makro dan mikro. Cole merupakan sifat mengembang ( bila basah ) dan mengerut ( bila  kering ). Nilai-Nematoda merupakan nilai untuk menunjukkan tingkat kematangan tanah. Sifat – sifat lain dari tanah yaitu keadaan batuan pada ( pan ), kedalaman efektif dan lereng







BAB III

METODELOGI



a.       Bahan dan alat
Bahan yang digunakan terdiri dari aquades, karet gelang, HCL, IN, kertas koran, dan kertas label sedangkan alat yang digunakan berupa paran, cangkul, sekop, bor tanah, meteran gulungan, klinometer ,pisau lapangan, buku setandar warna, daftar isian, kompas, altimeter, botol semprot, dan alat tulis, tampirdan nyiru, lumping serta ayakan 2 mm dan 0,5 mm dan kain kasa.
b.      Perosedur kerja
1.       Pembuatan profil tanah
1.      Pilih temapat yang sesuai untuk pembuatan lobang perofil, lalu bersikan vegetasi yang menutupi permukaan tanah.
2.      Buat perofil ukuran 1,5 x 1,0 x 1,5 m3. Penampang penagmatan sebaiknya dilakukan disebelah atas lereng yang terkenah sinar matahari.
3.      Janagan meklakukan pengamatan pada saat hujan dan cahaya kurang. Sisi pengamat dibuat rata dan bersih. Bilah kering disemprot dgn aquades.
2.      Pengamatan profil tanah tanah
Sebelum profil dimasukan kedalam perofil tanah untuk dilakukan deskrifsi,terlebih dahulu amati keadan lingkungan disekitar profil dengan cara mengisi tabel dekrispsi profil tanah yang tersediah. Setelah itu lakukan pengamatan profil tanah dengan tahapan – tahapan sebagai berikut :
Tentukan bataasan lapisan ( horizon ) dengan cara menusuk profil pada sisi pengamataan denagan  pisau lapangan sambil meremas gumpalan tanah ditanagan kiri atau dengan cara memukul mengetahui perbedaan buyinya.
Perhataian perbedaan warnah,tekstur, dan kepataan lapisan, beri tanda dengan potongan ranting lalu tarik batasan horizonya. Ukuran kedalaman masing – masing horizon dari atas ke bawah.
Apabila ditentukan horizonya yang tebalnya melebihi 50 cm dengan sifat yang sangat mirip, sebaiknya horizon tersebut dibagi dua atau lebih, misalnya dibagi dengan kelipatan 25 cm.
Gulanakan keretria penilaian( tekstur ,struktur, kosentrasi ) yang telah saudara ikuti pada acara 1.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1.      Hasil Pengamatan
Lokasi                              : Disamping laboratorium Agronomi Universitas Bengkulu.
Profil No.                        : 1
Bahan Induk                  : 
Tumbuhan                     : 
Posisi tanah                    : 
Kelembapan Tanah      : 
Kelerengan                     :  -
Drainase                         : 
Tingkat erosi                  : 
Pemerian oleh                :  Anggi chndra p


Horizon
Jeluk (cm)
Warna /
   bercak
Tekstur
Struktur
Konsistensi

Perakaran
( % )
Batuan
( % )
Konkresi
Lain-lain
Batas horizon
A








-


B1








-
-

B2







-
-

B3







-
-



     

VI. Pembahasan
Dalam percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa, pada setiap horizon memiliki warna yang berbeda – beda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan unsur hara yang terdapat pada setiap horizon. Seperti pada horizon A dan B1 memiliki warna yang lebih gelap dibandingkan pada horizon B2 dan B3.
Dapat dilihat juga pada perakarannya, pada horizon A dan B­ memiliki perakaran yang lebih banyak dibandingkan pada horizon B2 dan B3. dapat disimpulkan bahwa pada horizon bagian atas lebih banyak unsur – unsur yang berguna bagi tanaman sehingga pada horizon bagian atas memiliki tingkat kesuburan yang lebih tinggi.
Pada struktur dan konsistensinya dapat dilihat bahwa tanah pada bagian atas berstruktur remah dan gembur. Dapat disimpulkan bahwa pada tanah bagian atas lebih banyak bahan organik dan unsur – unsur hara yang lebih tinggi dibandingkan bagian tanah yang di bawah.

VII. Kesimpulan 
  1. Disetiap horizon memiliki warna warna yang berbeda sesuai dengan batas – batas horizon masing – masing.
  2. Perbedaan sifat – sifat tanah sesuai dengan tekstur, struktur, konsistensi dan perakaran pada setiap horizonnya.
  3. Menentukan warna tanah pada setiap horizon dapat digunakan buku standar warna atau Munsell Soil Colour Chart.

No comments:

Post a Comment

LAPORAN MAGANG KELAPA SAWIT

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG TEKNIK PEMULIAAN TANAMAN KELAPA SAWIT ( Elaeis guineensis Jacq) DI PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT (PPKS) M...