LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR PERLINDUNGAN
TANAMAN
NON ARTHROPODA HAMA

Oleh :
Nama : Jeky Miharja
NPM : E1J014144
Prodi : Agroekotegnologi
Dosen : Ir. Hartal M.s
Co.as : Rial
LABORATORIUM ILMU HAMA DAN
PENYAKIT TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2013
BAB I
PENDHULUAN
1.1 Latar
belakang
Hama
yang menyerang tanaman pertanian banyak sekali macamnya dan golongan yang
terbesar sebagai hama adalah filum arthropoda. Hampir 80% hama yang menyerang
tanaman termasuk kedalam filum arthropoda. Ini berarti filum arthropoda
penyumbang hama tanaman pertanian terbanyak jika dibandingkan dengan filum
mollusca, filum nematoda, dan filum chordata.
Dalam
praktikum ini kita tidak mengamati filum arthropoda tetapi kami mengamati filum
selain arthropoda yang termasuk kedalam hama tanaman yaitu filum mollusca,
filum nematoda, dan filum chordata. Dalam budidaya tanaman kita mengetahui
banyak sekali hama yang dapat merusak tanaman budidaya kita yang perlu kita
kendalikan agar dapat mengurangi kerukan yang ditimbulkan. Hama yang menyerang
tanaman budidaya beragam sehingga kerusakan yang ditimbulkannya pun beragam.
Sehingga kita sebagai mahasiswa agroekoteknologi yang mempelajari
tentang masalah budidaya tanaman harus mengetahui mana kerusakan yang di
timbulkan filum mollusca, filum nematoda, dan filum chordata. Sebelum kita
mengenal kerusakan yang ditimbulkan kita juga harus mengetahui morfologi hama
dari filum-filum tersebut. Agar kita dapat mengetahui harus melakukan apa
untuk mengendalikan hama yang menyerang
tanaman budidaya kita apakah dari filum mollusca, filum nematoda, atau filum
chordata karena setiap hama memerlukan pengendalian yang berbeda tetapi ada
juga yang sama.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah
untuk membedakan ciri morfologi
penting filum-filum non-Arthropoda hama dan mengenal gejala kerusakan tanaman
akibat masing-masing serangannya.
BAB II
DASAR TEORI
Untuk mengenal berbagai jenis binatang
yang dapat berperan sebagai hama, maka sebagai langkah awal dalam kuliah
dasar-dasar Perlintan akan dipelajari bentuk atau morfologi, khususnya
morfologi luar (external morphology) binatang
penyebab hama. Namun demikian, tidak semua sifat morfologi tersebut akan dipelajari
dan yang dipelajari hanya terbatas pada morfologi “penciri” dari masing-masing
golongan. Hal ini bertujuan untuk mempermudah dalam melakukan identifikasi atau
mengenali jenis-jenis hama yang dijumpai di lapangan.
Dunia binatang (Animal Kingdom)
terbagi menjadi beberapa golongan besar yang masing-masing disebut Filum. Dari masing-masing filum tersebut dapat
dibedakan lagi menjadi golongan-golongan yang lebih
kecil yang disebut Klas. Dari Klas ini kemudian digolongkan
lagi menjadi Ordo (Bangsa) kemudian Famili (suku), Genus (Marga) dan Spesies (jenis).
Beberapa filum yang anggotanya diketahui
berpotensi sebagai hama tanaman adalah Aschelminthes (nematoda), Mollusca
(siput), Chordata (binatang bertulang belakang), dan Arthropoda (serangga, tunggau,
dan lain-lain) (Bambang Purnomo, 2006)
2.1 Filum
Mollusca
Moluska (filum Mollusca, dari bahasa Latin: molluscus
= lunak) merupakan hewan triploblastik selomata yang bertubuh lunak. Ke dalamnya termasuk semua hewan lunak dengan maupun
tanpa cangkang, seperti berbagai jenis siput, kiton, kerang-kerangan, serta cumi-cumi dan kerabatnya. Moluska merupakan filum terbesar kedua dalam kerajaan binatang setelah filum Arthropoda. Saat ini diperkirakan ada 75 ribu jenis,
ditambah 35 ribu jenis dalam bentuk fosil. Moluska hidup di laut, air tawar, payau, dan darat. Dari palung benua di laut sampai pegunungan yang tinggi, bahkan mudah
saja ditemukan di sekitar rumah kita.Moluska dipelajari dalam cabang zoologi yang
disebut malakologi (malacology).
Tubuh tidak bersegmen. Simetri
bilateral. Tubuhnya terdiri dari "kaki" muskular, dengan kepala yang berkembang beragam menurut kelasnya.
Kaki dipakai dalam beradaptasi untuk bertahan di substrat, menggali dan membor
substrat, atau melakukan pergerakan.Ukuran dan bentuk tubuh moluska sangat
bervariasi. Misalnya, siput yang panjangnya hanya beberapa milimeter dengan bentuk bulat telur. Namun, ada juga cumi-cumi raksasa dengan bentuk torpedo bersayap yang panjangnya lebih dari
18m.Tubuh hewan ini terdiri dari tiga bagian utama, yaitu kaki, badan, dan mantel. Sistem saraf moluska terdiri dari cincin
saraf yang memiliki esofagus dengan
serabut saraf yang menyebar. Sistem pencernaannya lengkap, terdiri dari mulut,
esofagus, lambung, usus,
dan anus. Anatomi moluska relatif mirip dengan vertebrata.
Hal ini menyebabkan banyak ahli memperkirakan bahwa vertebrata dan moluska
masih memiliki kedekatan hubungan evolusi. Hal ini diperkuat pula dengan
kenyataan bahwa moluska, terutama Cephalopoda, memiliki otak yang berkembang
baik dan beberapa di antaranya terbukti memiliki kemampuan mengingat yang kuat
(wikipedia, 2011).
Dari filum Mollusca ini yang anggotanya
berperan sebagai hama adalah dari klas Gastropoda yang salah satu jenisnya
adalah Achatina fulica Bowd
atau bekicot, Pomacea ensularis
canaliculata (keong emas). Binatang tersebut memiliki tubuh yang
lunak dan dilindungi oleh cangkok (shell) yang keras. Pada bagian anterior
dijumpai dua pasang antene yang masing-masing ujungnya terdapat mata. Pada
ujung anterior sebelah bawah terdapat alat mulut yang dilengkapi dengan gigi
parut (radula). Lubang genetalia terdapat pada bagian samping sebelah kanan,
sedang anus dan lubang pernafasan terdapat di bagian tepi mantel tubuh dekat
dengan cangkok/shell. Bekicot atau siput bersifat hermaprodit, sehingga setiap
individu dapat menghasilkan sejumlah telur fertil. Bekicot aktif pada malam
hari serta hidup baik pada kelembaban tinggi. Pada siang hari biasanya
bersembunyi pada tempat-tempat terlindung atau pada dinding-dinding bangunan,
pohon atau tempat lain yang tersembunyi (Bambang
Purnomo, 2006)
2.2 Filum Chordata
Filum Chordata adalah kelompok hewan, termasuk vertebrata dan beberapa
binatang invertebrata yang memiliki
ciri-ciri yang serupa. Semua anggota kelompok ini, pada suatu saat dalam
kehidupan mereka, memiliki notokorda, tali saraf
dorsal berongga, celah faring (pharyngeal
slits), endostyle, dan ekor berotot yang
melewati anus. Chordata
terbagi menjadi empat subfilum: Vertebrata, Urochordata, Cephalochordata, and Hemichordata.
Chordata meliputi
hewan-hewan yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Ø Memiliki notokord, yaitu kerangka
berbentuk batangan keras tetapi lentur. Notokord terletak di antara saluran
pencernaan dan tali saraf, memanjang sepanjang tubuh membentuk sumbu kerangka.
Ø Memiliki tali saraf tunggal,
berlubang terletak dorsal terhadap notokord, dan memiliki ujung anterior yang
membesar berupa otak.
Ø Memiliki ekor yang memanjang ke arah
posterior terhadap anus.
Ø Memiliki celah faring.
Vertebrata adalah subfilum dari Chordata, mencakup semua hewan yang memiliki tulang belakang yang tersusun dari vertebra. Vertebrata adalah subfilum terbesar dari Chordata.
Ke dalam vertebrata dapat dimasukkan semua jenis ikan (kecuali
remang, belut jeung, "lintah laut", atau hagfish), amfibia, reptil, burung, serta hewan menyusui (mamalia). Kecuali
jenis-jenis ikan, vertebrata diketahui memiliki dua pasang tungkai.
Ciri Umum Hewan yang Termasuk Vertebrata yaitu :
Mempunyai tulang yang terentang dari balakang kepala sampai bagian ekor.
Ø Mempunyai otak yang dilindungi oleh
tulang-tulang tengkorak.
Ø Tubuh berbentuk simetris bilateral.
Ø mempunyai kepala, leher, badan dan ekor walaupun ekor dan leher
tidak mutlak ada contohnya pada katak.
Ø Mempunyai kelenjar bundar, endoksin yang menghasilkan hormon untuk
pengendalian. Pertumbuhan dan proses fisiologis atau faal tubuh.
Ø Susunan saraf terdiri atas otak dan sumsum
tulang belakang.
Ø Bersuhu tubuh panas dan tetap
(homoiternal) dan bersuhu tubuh dingin sesuai dengan kondisi lingkungan
(poikiloternal).
Ø Sistem pernapasan/terpirasi dengan
paru-paru (pulmonosum) kulit dan insang operculum.
Ø Alat pencernaan memanjang mulai dari mulut sampai ke anus yang
terletak di sebelah vertran (depan) dan tulang belakang.
Ø Kulit terdiri atas epidermis (bagian luar) dan endodermis (bagian
dalam).
Ø Alat reproduksi berpasangan kecuali pada burung, kedua kelenjar
kelamin berupa ovalium dan testis menghasilkan sel tubuh dan sel sperma (Google, 2010)
Anggota Filum Chordata yang umum
dijumpai sebagai hama
tanaman adalah dariklas Mammalia (Binatang menyusui). Namun, tidak semua binatang anggota klas Mammalia bertindak
sebagai hama melainkan hanya beberapa jenis
(spesies) saja yang benar-benar merupakan hama
tanaman. Jenis-jenis tersebut antara lain bangsa kera (Primates), babi (Ungulata),
beruang (Carnivora), musang (Carnivora) serta bangsa binatang pengerat (ordo rodentina).
Anggota ordo Rodentina ini memiliki peranan penting sebagai perusak tanaman,
sehingga secara khusus perlu dibicarakan tersendiri, yang meliputi keluarga
bajing dan tikus.
1. Keluarga Bajing (fam. Sciuridae)
Ada dua jenis yang penting, yaitu Callossciurus notatus Bodd. dan C. nigrovittatus yang keduanya dikenal
dengan nama “bajing”. Jenis pertama dijumpai
pada daerah-daerah di Indonesia dengan ketinggian sampai 9000 m di atas permukaan laut. Sedang
jenis C. nigrovittatus dapat
dijumpai di Jawa,
Kalimantan, dan Sumatera pada daerha dengan ketinggian sampai 1500 m. Jenis bajing ini umumnya banyak menimbulkan kerusakan pada tanaman kelapa namun beberapa
jenis tanaman buah kadang-kadang juga
diserangnya. Gejala serangan hama bajing pada buah kelapa tampak terbentuknya lubang yang cukup
lebar dan tidak teratur dekat dengan ujung buah, sedang jika yang menyerang tikus maka lubang yang
terbentuk lebih kecil
serta tampak lebih teratur/rapi.
2. Keluarga tikus (fam. Muridae)
Ada
beberapa jenis yang diketahui banyak menimbulkan kerusakan antara lain, tikus
rumah (Rattus-rattus diardi Jent); tikus pohon (Rattus-rattus tiomanicus Muller), serta tikus sawah (Rattus-rattus
argentiver_Rob.&Kl). Tikus rumah dikenal pula sebagai
tikus hitam karena warna bulunya hitam keabu-abuan atau hitam kecoklatan.
Panjang tubuh sampai ke kepala antara 11-20 cm dan panjang ekor biasanya lebih
panjang daripada panjang tubuh + kepala. Jumlah puting susunya ada 10 buah. Tikus pohon memiliki ukuran tubuh yang
hampir sama dengan tikus rumah. Bulu tubuh bagian ventral putih bersih atau
kadang-kadang agak keabu-abuan. Panjang ekor biasanya lebih panjang daripada
panjang tubuh + kepala. Jumlah putting susunya ada 10 buah. Tikus sawah
memiliki ciri-ciri tubuh antara lain bulu-bulu tubuh bagian
ventral
berwarna keabu-abuan atau biru keperakan. Panjang ekor biasanya sama atau lebih
pendek daripada panjang tubuh + kepala. Pada pertumbuhan penuh panjang tubuhnya
antara 16-22 cm serta jumlah puting susu ada 12 buah (Bambang Purnomo, 2006)
2.3 Filum Nematoda
Nematoda berarti cacing yang
memiliki bentuk seperti benang. Cacing ini sering disebut cacing gilig karena
tubuhnya berbentuk bulat memanjang (silindris). Cacing ini tidak memiliki
segmen tubuh dan anggota tubuh. Dinding tubuh mwngandung otot longitudinal,
tidak mempunyai sistem peredaran darah, dan sistem reespirasi. Saraf
mengelilingi esofagus dan bercabang-cabang. Dari cabang-cabang tersebut enam
cabang kedepan dan enam cabang kebelakang.
Cacing ini dapat dibedakan
antara hewan jantan dan hewan betina. Reproduksi cacing terjadi secara seksual
dan aseksual. Secara seksual terjadi melalui peleburan sel kelamin jantan dan
sel kelamin betina.
Cacing yang tergolong nematoda
adalah cacing gelang (Ascaris
lumbricoides), cacing tambang (Ancylostomaduodenale),
dan Wuchereria branchofti (Oman Karmana, 2007).
Filum
nematoda, banyak dikenal sebagai hama tanaman (bersifat parasit). Namun, tidak
semua anggota nematoda bertindak sebagai hama, sebab ada diantaranya yang
berparan sebagai nematoda saprofag dan nematoda predator (pemangsa). Nematoda
berasal dari kata Yunani yang berarti benang. Bentuk memanjang separti tabung,
kadang-kadang membengkok, melengkung, seperti kumparan. Gerakan nematoda dalam
air biasanya meliuk-liuk seperti ular. Nematoda dapat ditemukan di tanah, air
tawar, air laut, jaringan tanaman, dan jaringan binatang. Jenis-jenis nematoda
yang ditemukan dialam dapat bertindak sebagai parasit dan saprofitik. Nematoda
parasit tanaman dapat menyerang bagian tanaman sesuai dengan sifat parasitasi
nematoda itu ssendiri. Ada yang bersifat ektoparasit,endo parasit, ataupun
ekto-endo parasit. Bagian tanaman yang terserang dapat berupa akar, batang,
daun, dan bahkan pada bagian biji. Nematoda parasit tanaman biasanya mempunyai
stilet (Bambang Purnomo, 2009).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Bahan dan
Alat
Ø Tikus (Rattus spp.), musang (phardoxumus
hermaphrodites),Moyet(Macaca pithecideae Bekicot (Achatina fullica Fer.) Keong emas (
(Pomaceaensularis canaliculata), Nematoda ( Meloidogyne, Rhabditis, dan
Pratylenchus) masing-masing jantan dan betina.
Ø Alkohol 70 %, kloroform, gliserin, dan kapas.
Ø Mikroskop stereo, loup, pinset, cawan petri, dan
jarum tombak.
3.2 Cara Kerja
Ø Tikus dan moyet dan musang: Temukan bagian-bagian utama dari tubuh kemudian perhatikan bentuk dan
ukuran tubuhnya, bandingkan bandingkan ukuran panjang ekor dengan panjang
kepala dan tubuhnya.Perhatikan warna bulu bagian atas dan bawah tubuhnya.
Hitung pasangan puting susu pada betina. Perhatikan bagian-bagian tersebut
diatas dan bandingkaan keduanya. Gambar dan beri keterangan masing-masing
tersebut.
Ø Bekicot dan keong emas: Temukan bagian-bagian
utama dari tubuh kemudian perhatikan tubuhnya yang lunak, bagian kepala dan
kaki bilateral simetris, bagian perut umumnya berbentuk spiral dan terbungkus
oleh cangkang spiral yang asimetris. Kaki terletak disebelah ventral dan
digunakan untuk merayap dan dapat ditarik kedalam cangkang. Perhatikan pada
kepala yang lemah terdapat dua pasang tentakle yang dapat diperpanjang dan
ditarik kembali. Pada ujung-ujung tentakle posterior terdapat mata. Pada bagian
depan kepala terdapat mulut yang padanya terdapat gigi parut (radula) untuk
mengunyah makanannya. Pada sisi kanan tubuh di belakang kepala dijumpai lubang
genital, sedangkan anus dan lubang pernafasan terdapat dibagian tepi mantel
tubuh didekat batas dengan cangkang. Perlu diketahui bahwa bekicot mempunyai
sistem reproduksi jantan betina di dalam satu tubuh. Adanya ovatestis dalam
menghasilkan telur maupun sperma. Perhatikan bagian-bagian tersebut diatas dan
bandingkan keduanya. Gambar dan beri keterangan masing-masing bagian tersebut.
Ø Meloidogyne, Rhabditis, dan Pratylenchus: Temukan
bagian-bagian utama dari tubuh kemudian perhatikan lubang mulut pada ujung
depan dan lubang anus pada ujung belakang bagian ventral. Pada nematoda
parasitik dapat anda temukan adanya alat pencucuk (stylet). Stylet pada marga
Thylenchida terdiri dari conus, bagian ujung ; silindis, bagian tengah ; dan
knop, bagian pangkal. Stylet demikiandisebut Stomatostylet. Pada marga
Dorylaimida, styletnya tidak mempunyai knop, stylet demikian disebut
Odontostylet. Perhatikan pada nematoda jantan Rhabditis, ukurannya relatif lebih
kecil dibanding yang betina dan pada ujung belakang terdapat spikula. Pada
nematoda betina,vulva terdapat pada bagian tengah ventral. Perhatikan bagian-bagian
tersebut diatas dan bandingkan ketiganya. Gambar dan beri keterangan
masing-masing tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Ø Chordata
|
Tikus
|
Filum: Chordata
Kelas: Mamalia
Ordo: Rodentia
Family: Muridae
Genus: Rattus
Spesies: Rattus-rattus
diardi
|
|
Keterangan gambar
|
Ciri penting dan akibat serangan
|
|
Moyet
|
Filum: Chordata
Kelas: Mamalia
Ordo: Primates
Family: Carlo pithecidae
Genus: Callosciurus
Spesies: Macacapitheciade.
|
|
Keterangan gambar
|
Ciri penting, perbedaan, dan akibat serangan
|
|
Musang
|
Filum: Chordata
Kelas: Mamalia
Ordo: carnivora
Family: Vimirridae
Genus: Callosciurus
Spesies: Phradoxums
hermaphraditos.
|
|
Keterangan gambar
|
Ciri penting, perbedaan, dan akibat serangan
|
Perbedaan antara tupai dan tikus terdapat pada warna bulu bagian bawah,
bulu pada ekornya, dan jumlah puting susunya dan bentuk lubang misal pada buah
yang dirusak pun berbeda.
Ø Mollusca
|
Bekicot
|
Filum: Mollusca
Kelas: Gastropoda
Ordo: Pulmonata
Family: Achatinidae
Genus: Achatina
Spesies: Achatina
|
|
Keterangan gambar
|
Ciri penting dan akibat serangan
Ø Ciri: tubuhnya lunak, memiliki cangkang,
memiliki 2 sepasang tentakle, diujung tentakel terdapat mata
Ø Akibat serangannya: Merusak tanaman budidaya
terutama yang masih muda dengan menggigit daun, buah, dan batangnya dengan
gigi parutnya.
|
|
Keong emas
|
Filum: Mollusca
Kelas: Gastropoda
Ordo: Stylommatohora
Family: Ampullariidae
Genus: Pomacea
Spesies: Pomacea ensularis
canaliculata
|
|
Keterangan gambar
|
Ciri penting, perbedaan, dan akibat serangan
|
Perbedaan antara bekicot dan keong emas terletak pada bentuk cangkang
dan jumlah tentakelnya.
Ø Nematoda
|
Nematoda jantan
|
Filum: Nematoda
Kelas: Nematoda
Ordo: Tylenchida
Family: Heteroderidae
|
|
Keterangan gambar
|
Ciri penting, perbedaan, dan akibat serangan
Ø
Ciri: Tubuh
tidak bersegmen (tidak beruas), Bilateral simetris (setungkup) dan tidak
memiliki alat gerak, Tubuh terbungkus oleh kutikula dan bersifat transparan,
Alat mulut berupa stylet yang pendek.
Ø
Akibat
serangannya: puru akar
|
|
Nematoda betina
|
Filum: Nematoda
Kelas: Phasinidia
Ordo: Thylencida
Family: Heteroderidae
Spesies: Meloidogyne
|
|
Keterangan gambar
|
Ciri penting, perbedaan, dan akibat serangan
|
Perbedaan antara nematoda betina dan nematoda jantan terletak pada
panjang stylet dan bentuk tubuh yang dimilikinya.
4.2 Pembahasan
Dalam
praktikum ini kita membahas tentang hama yang bukan termasuk filum anthropoda
atau non arthropoda. Filum-filum yang kami amati adalah filum mollusca, filum
chordata, dan filum nematoda.
Dari
ketiga filum non arthropoda tersebut saya akan membahas filum mollusca terlebih
dahulu. Yang kami amati dari filum mollusca adalah bekicot dan keong emas.
Bekicot memiliki dua pasang tentakle yang diujungnya terdapat mata. Bekicot
juga memiliki tubuh yang lunak dan memiliki cangkang yang keras. Bekicot dapat
menyebabkan kerusakan pada tanaman yaitu dengan merusak bagian dari tanaman
terutama tanaman yang masih muda dengan menggunakan gigi parut atau radula.
Keong emas sebenarnya hampir sama dengan bekicot tetapi keong emas hanya
memiliki sepasang tentakle dan dari bentuk cangkangnya dapat dibedakan.
Kerusakan yang ditimbulkannya pun hampir sama tetapi keong emas kebanyakan
hidup didaerah yang berair sedangkan bekicot dapat hidup didarat.
Yang
kedua adalah filum chordata dalam praktikum ini dari filum chordata kami
mengamati tikus,moyet dan musang . Dari pengamatan yang
kami lakukan tikus memiliki ekor tidak memiliki bulu, badan atas agak gembung,
warna bulu hitam ke abu-abuan, warna
bulu abu-abu, panjang ekor lebih panjang dari tubuh tambah kepala, jumlah
puting susu 10. Dan berdasarkan pengamatan yang kami lakukan terhadap moyet dan musang. pada ekornya memiliki bulu, dan panjang
ekornyapun lebih panjang dari badan ditambah kepala. Sedangkan untuk puting
susunya kami tidak dapat mengamati karena moyet dan musang yang kami amati adalah moyet dan musang jantan.
Kerusakan yang ditimbulkan oleh musang dan tikus sebenarnya
hampir sama tetapi
moyet lebih suka memakan buah-buahan
sedang kan tikus ada yang memakan buah-buahan ada yang makan tanaman seperti
padi dan ada yang memakan makanan dirumah kita. Perbedaan yang dirusak oleh
tikus dan tupai adalah kerusakan yang diseebabkan oleh tikus lebih rapi sedangkan
yang disebabkan oleh moyet
tidak teratur.
Yang
terakhir adalah filum nematoda. Dari filum ini yang kami amati adalah nematoda
jantan dan nematoda betina. Nematoda betina memiliki alat mulut yaitu stylet
yang lebih panjang dari stylet yang dimili oleh nematoda jantan. Dan nematoda
betina dan nematoda jantan memiliki bentuk yang berbeda. Kerusakan yang
ditimbulkan adalah puru akar atau pembengkakan pada akar dan lain-lain.
Dari
ketiga filum tersebut sangat berbeda sekali bentuk tubuhnya. Dan kerusakan yang
disebabkan oleh masing-masing filum pun berbeda.
BAB V KESIMPULAN
Ø Setiap filum menimbulkan kerusakan yang
berbeda-beda.
Ø Walaupun dalam filum yang sama tetapi bentuk
tubuhnya pun ada yang berbeda.
Ø Alat mulut setiap filum berbeda beda.
Ø Dalam satu filum kerusakan yang ditimbulkan pun
ada yang berbeda.
Ø Pada mollusca mempunyai cangkang sedangkan pada
chordata memiliki bulu dan pada nematoda tidak memiliki apa-apa.
Ø Moyet,musang dan tikus adalah adalah hewan yang menyusui.
Ø Bekicot dan keong emas memiliki radula sebagai
alat mulut.
Ø Nematoda jantan maupun betina memiliki stylet
sebagai alat mulut.
Ø Moyet,musang dan tikus memiliki alat mulut yaitu menggigit dan
mengunyah
DAFTAR PUSTAKA
Purnomo, Bambang, 2009. Penuntun Praktikum Daslintan. Faperta
Unib: Benglulu. Halaman: 4-6.
Karmana, Oman, 2007. Cerdas Belajar Biologi. Grafindo Media
Pratama: Bandung. Halaman: 207
Purnomo, Bambang, 2006. Bahan Bacaan
Daslintan. Faperta Unib: Bengkulu. Halaman: 1-5
www.google.com
No comments:
Post a Comment