LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM
(MKP-101)
METABOLISME

Disusun oleh :
NAM : JEKY MIHARJA
NPM
: E1J014144
DOSEN : IR.MARWANTO P.HD
COASS :1. NOVITA JUNIARTY
2. JELLY MEYPRALIA
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Metabolisme
berasal dari bahasa yunani “metabole” yang berarti perubahan. Metabolisme juga
kadang diartikan pertukaran zat antara suatu sel atau suatu organisme secara
keseluruhan dengan lingkunganya. Salah satu aktivitas protoplasma ialah
pembentukan sel baru dengan cra pembelahan. Sebelum sel melakukan pembelahan
maka protoplasma akan aktif mengumpulkan serta mensintesis karbohidrat,
protein, lemak dan banyak lagi senyawa organik kompleks yang merupakan bagian
dari protoplasma dan dinding sel. Bahan dasar untuk sintesis itu ialah
unsur-unsur anorganik yang diserap oleh akar dan gula yang dibentuk dari
karbondioksida dan air dalam proses fotosintesis. Dengan demikian metabolisme
pada organisasi multiseluler juga mencangkup masalah penyerapan air serta
senyawa-senyawa organik dari dalam tanah serta pengangkutan nutrien ketempat
sintesa.
Sistem
penyerapan serta transportasi nutrien sangat penting bagi tummbuhan maupun
hewan. Pada tumbuhan maupun hewan yang belum mengikuti struktur organisasi yang
rumit, pengangkutan zat hara serta pertukaran zat dan hasil metabolisme cukup
dari sel ke sel dengan menembus membran plasma dan langsung baik secara aktif
maupun pasif. Penyerapan atau pengangkutan pasif berlangsung anatara lain secar
osmosis. Sementara penyerapan secara aktif berlangsung dengan penggunaan
energi yang dihasilkan dengan respirasi
berupa ATP. Pada tumbuhan yang memiliki struktur organisasi yang kompleks,
diperlukan sistem transportasi yang khusus, yaitu denagan adanya berkas
pengangkut yang terdiri atas xilem dan floem. Xilem berfungsi untuk mengangkut
air serta zat hara dari akar ketempat sintesa dan floem berfungsi untuk
mengedarkan hasil asimilasi keseluruh bagian tumbuhan yang memerlukan. Sistem
transport yang melalui xilem disebut apoplast sedangkan yang melalui floem
adalah symplast.
Osmosis
adalah proses difusiharus menerobos pori-pori membran plasma. Pada umumnya
membran pada organisme hidup bersifat semipermeabel(selektif permeabel) yang
berarti hanya molekul-molekul tertentu yang dapat melewati. Cairan sel biasanya
bersifat hipertonis(potensi air tinggi) dan cairan diluar sel bersifat
hipotonis(potensi air rendah) sehinga air akan mengalir masuk kedalam sel
sampai antar kedua cairan isotonis(potensi air sama). Apabila suatu sel
diletakan dalam larutan hipertonis terhadap sitoplasma maka air dalam sel akan
berdisfusi keluar sehingga sitoplasma
mengkerut dan membran sel terlepas dari dinding sel(plasmolisis). Apabila
kemudian diletakan kedalam cairan yang hipotonis maka iar akan masuk kedalam sel
dan sitoplasma kembali mengembang(deplasmolisis).
1.2
Tujuan
Ø Mengetahui
proses difusi dan osmosis pada organisme hidup.
Ø Mengetahui
proses terjadinya plasmolisis dan deplasmolisis pada sel-sel tumbuhan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Difusi adalah gerakan pasif molekul
dalam larutan yang berkonsentrasi tinggi ke yang berkonsentrasi lebih rendah. Molekul memiliki energikinetik intrinsik yang disebutgerak termal
(kalor). Suatu akibat gerak termal ialah difusi, kecenderungan molekul setiap zat
untuk menyebar keseluruh ruangan yang ada (Campbell, 2002 : 147).
Osmosis merupakan suatu proses difusi air melalui
selaput permeable secara diferensial dari suatu tempat yang berkonsentrasi
tinggi ke tempat yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan kepekatan menyebabkan
terjadinya proses ini. Konsentrasi yang dimaksudkan adalah konsentrasi
pelarutnya yaitu air. Pertukaran air antara sel dan lingkungannya adalah suatu
faktor yang begitu penting sehingga memerlukan penanaman khusus yaitu osmosis.
Dengan adanya suatu proses osmosis, suatu osmosis dapat dikatakan permeabel
apabila semua jenis impermeabel. Suatu selaput dapat dikatakan permeabel
apabila semua jenis molekul dalam cairan yang ada di sekelilingnya dapat
merembes melewati selaput atau plasma tersebut. Apabila dalam beberaa jenis
molekul dalam cairan yang ada di sekelilingnya yang dapat melewatinya, selaput
ini dikatakan selaput semipermeabel. Sedangkan yang dimaksud dengan selaput
impermeabel adalah sel;aput yang tidak bisa dilewati oleh jenis molekul apapun
(Charis, 1996).
Plasmosis adalah peristiwa terlepasnya protoplasma
dari dinding sel jika adanya penurunan volume vakuola yang sangat besar. Hal
ini dapat dilihat pada sel spirogyra yang diletakkan pada larutan hipertonik
terhadap sitosol sel tersebut, maka air yang berada dalam vakuola merembes
keluar sel, akibatnya protoplasma mengkerut dan terjadi plasmolisis
(Krisdianto, 2005).
Deplasmolisis adalah proses kembalinya ke dalam bentuk
semula apabila lingkungan sel tersebut diganti dengan larutan yang hipotonik
(lebih encer dari larutan sel. Proses ini disebut dengan plasmolisis keadaan
ini dapat kembali ke keadaan semula apabila lingkungan tersebut diganti dengan
larutan hipertonik. Proses ini disebut dengan desplasmolisis (Salisbury, 1995).
BAB III
METODOLOGI
3.1TempatdanWaktu
Praktikum biologi umum tentang
metabolisme ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 24 November 2014.
Pada pukul 12.00 WIB sampai dengan selesai dan bertempat di Laboratorium
Agronomi Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu.
3.2 Alat dan
Bahan
-Pipet
tetes -Gelas
penutup
-Kristal CuSO4
-Silet
-Aquadest
-Mikroskop
-Erlenmeyer
-Stopwatch
-Gelas
objek
-Kentang
-Sukrosa 15% atau
20%
-Daun bangka-bangkaan (Rhoeo discolor)
3.3 Cara Kerja
Ø Sediaan 1.
Melihat terjadinya difusi
a. Dieteskan
larutan metilen biru pekat ke dalam gelas piala berisi aquades.
Dimati
penyebaran warna biru dari metilen biru.
b. Dimasukkan
kristal CuSO4 ke dalam gelas piala berisi aquades. Dimati penyebaran
warna biru kristal CuSO4.
c. Dicatat
waktu sampai warna larutan merata (Dicatat dalam tabel), kemudian digambarkan
dan jelaskan hasil pengamatan tersebut
d. Diulangi
percobaan dengan metilen biru dan kristal CuSO4 di atas, tetapi
setelah penetesan larutan segera diaduk. Apa yang terjadi (Jelaskan dan
Gambarkan).
Ø Sediaan 2. Melihat
terjadinya osmosis
a. Dikupaslah
kentang kemudian dilubang bagian tengahnya.
b. Diisi
gliserin pada lubang tersebut dan diberi tanda.
c. Diletakkan
pada gelas piala yang telah diberi air dan eosin. dijaga jangan sampai air
melimpah masuk ke dalam permukaan kentang.
d. Dibiarkan
lebih kurang 15 menit. Diamati permukaan gliserin pada kentang. Dicatat dan digambar
hasil pengamatan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pengamatan
Ø Sediaan 1
Pengamatan metilen biru diamati selama 15 menit dan
inilah tabel keterangannya :
|
Waktu
|
Persentase
|
Keterangan
|
|
Menit ke-1
|
40 %
|
Pada menit
pertama metilen biru menyebar di sekitar pertengahan aquades
|
|
Menit ke-2
|
60%
|
Pada menit ke dua, metilen biru
telah meneyebar lebih dari setengah aquades
|
|
Menit ke-3
|
70%
|
Pada menit ketiga penyebaran
metilen bertambah l0 persen
|
|
Menit ke-4
|
75 %
|
Pada menit ke empat juga
penyebaran metilen bertambah lima persen
|
|
Menit ke-5
|
80 %
|
Pada menit ke lima penyebaran metilen
masih bertambah sepuluh persen dari sebelumnya
|
|
Menit ke-6
|
82%
|
Pada menit ke enam metilen
menyebar hingga delapan puluh lima persen
|
|
Menit ke-7
|
85%
|
Pada menit ke tujuh penyebaran
metilen bertambah lima persen
|
|
Menit ke-8
|
88%
|
Pada menit ke delapan penyebaran metilen hanya bertambah tiga
persen
|
|
Menit ke-9
|
90%
|
Pada menit kesembilan penyebaran
metilen hanya bertambah 2 persen
|
|
Menit
ke-10
|
91%
|
Pada menit ke sepuluh penyebaran
metilen bertambah 1persen
|
|
Menit ke-11
|
94%
|
Pada menit ke sebelas penyebaran
metilen bertambah 4 persen
|
|
Menit ke-12
|
96%
|
Pada menit ke deuabelas metilen
hampir seluruh metilen menyebar pada aquades
|
|
Menit ke-13
|
98%
|
Pada menit ke tigabelas metilen
hampir sempurna menyebar pada aquades, hanya kurang 2 persen untuk mencapai
100 persen
|
|
Menit ke-14
|
100%
|
Dan pada menit terakhir metilen
menyebar 100 persen ke selurug aquades
|
Ø Pengamatan
Kristal CuSO4 selama 14 menit
|
Waktu
|
Persentase
|
Keterangan
|
|
Menit ke 1
|
40 %
|
Pada menit
pertama, krital CuSO4 belum menyebar, hanya warna aquades sudah
berubah menjadi kebiruan
|
|
Menit ke-5
|
80%
|
Pada menit
ke-6 CuSO4 telah menyebar hampir merata, hanya bagian atas yang
masih terlihat bening.
|
|
Menit ke-10
|
90%
|
Pada menit
ke-10 CuSO4 hampi menyebar secra sempuran yaitu 90%.
|
|
Menit ke-15
|
100%
|
Dan pada
menit terakhir CuSO4 meneybar ke seluruh aquades, walaupun masih
ada tertinggal Kristal-krital CuSO4 dibawah gelas
|
Ø Sediaan 2
melihat terjadinya osmosis pada perlakuan kentang
|
Waktu
|
Perubahan
|
|
Menit ke 1-4
|
Belum ada perubahan
|
|
Menit ke 5
|
Mulai terjadi penaikan warna
|
|
Menit ke 6-7
|
Mulai terjadi perubahan warna pada dasar kentang
|
|
Menit ke 8-9
|
Perubahan warna mulai terjadi pada bagian dasar
dalam kentang
|
|
Menit ke 10-13
|
Perubahan warna mulai terjadi pada dinding tepi
dalam kentang
|
|
Menit ke 14
|
Perubahan warna mulai kelihatan terajdi oada seluruh
kentang
|
|
Menit ke 15
|
Perubagan wrana telah sempurna pada bagian yang
direndami dengan air dan eosin(cairan mukai berpindah kedalam bagian kentang)
dan perubahan warna terajadi pada seluruh baguian kentang yang tercelupi
larutan gliserin.
|
4.2 Pembahasan
Pada
praktikum kali ini kami melakukan percobaan mengenai peristiwa difusi dan
osmosis dimana difusi adalah proses pergerakan acak partikel-pertikel cairan dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi yang lebih rendah sedangkan osmosis adalah perpindahan pelarut dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah melalui membran
semipermeable.
Ø Difusi
Dala praktikan ini kami meneteskan beberapa tetes metilen biru ke dalam
air, terlihat bahwa metilen dengan perlahan-lahan akan menyebar kesegala arah
diketahui bahwa metilen biru pekat yang
berarti konsentrasinya tinggi dan air itu encer yang berarti konsentrasi rendah
karena adanya perbedaan kosentrasi inilah yang menyebabkan terjadinya
perpindahan zat yaitu difusi semula yang
metilen biru pekat itu berwarna biru tua setelah diteteskan ke dalam air warna
nya pun juga menyebar air tersebut menjadi biru muda selain itu kepekatan nya
pun sama karena cairan metilen biru dan air telah tercampur rata difusi
sederhana terjadi secara spontan molekul zat akan berdifusi menybar ke seluruh
ruang seperti yang terjadi pada saat metilen biru diteteskan ke dalam air.
Dengan sendirinya etilen meyebar ke seluruh volume dalam gelas piala meski pun tanpa diaduk sehingga kerapatan zat tersebut merata. Tetapi pada
percobaan yang kami lakukan pada saat praktikum pada gelas yang berisi aquades
yang ditetesi metilen biru waktu penyebaranya sangat lama yaitu sekitar 15
menit, karena kosentrasi metilen biru sangat pekat sehingga sulit untuk
menyebar didalam air tersebut.
Lalu pada
percobaan dua yaitu dengan memasukan kristal CuSO4 kedalam gelas
piala yang berisi aquades, pada percobaan ini hal yang teradi tidak berbeda
dengan metilen biru, sama saja, hanya saja zat terlarutnya berbentuk kristal.
Dan pada percobaan ini waktu yang kami butuhkan sedikit lebih singkat dari pada
waktu melarutkan metilen biru yaitu sekitar 9-10 menit semua CuSO4 telah
tersebar didalam aquades. Hal ini dikarenakan CuSO4mudah larut dalam
air dan kosentrasi CuSO4 tidak sepekat kosentrasi metilen biru.
Percobaan
yang terakhir yaitu dengan mencampurkan metilen biru dengan kristal CuSO4,
hal yang terjadi juga sama hanya waktu yang membedakan yaitu lebih cepat dari
sebelum-sebelumnya yaitu sekitar 5 menit larutan ini telah menyebar keseluruh
aqudes, hal ini dikarenakan jika metilen biru danCuSO4 dicampurkan
maka akan cepat larut dalam air.
Sehingga hal tersebut sesuai dengan apa yang tertulis di buku-buku (teori).
bahwaSehinggahaltersebutsesuaidenganapa yang tertulis di buku-buku (teori).Bahwa
difusi adalah perpindahan zat dari konsentrasi yang rendah ke kosentrasi nya
sama baik baik tautan pamellewatim membran
percobaan osmosis, kentang berhasil mengalami osmosis yaitu perpindahan
molekul-molekul pelarut (missal air) dilarutan berkonsentrasi rendah
(hipotonik) kelarutan berkosentrasi tinggi (hipotonik) melalui selaput
(membrane) semipermabel. Mekanisme nya ialah kentang yang berkosentrasi tinggi
yang dimasukkan kedalam gliserin yang berkosentrasi rendah, kentang mengalami
percobaan osmosis. Kentang yang terendam air dan eosin
yang cekungannya diberi gliserin, maka gliserin tersebut akan larut dalam air
karena kentang tersebut mengalami peristiwa osmosis dimana air yang ada dalam
gelas piala merembes melalui membran yang dalam hal ini membrannya adalah kentang,
menuju ke larutan gliserin yang ada dalam cekungan kentang. Kentang bertindak
sebagai membran selektif permeabel yang memisahkan dua larutan dengan
konsentrasi yang berbeda dimana dia dapat dilalui oleh air dan zat yang larut
di dalamnya.Karena proses osmosisberlangsungdari larutan hipotonik menuju
larutan yang hipertonik, maka air berpindah dari molekul larutan yang mempunyai
potensial air tinggi dimana dalam hal ini yang berperan adalah air eosin di
luar kentang menuju larutan yang
potensial airnya rendah yang dalam hal ini adalah gliserin yang ada dalam
kentang. Berdasarkan peristiwa osmosis yang terjadi tersebut, maka air eosin yang
ada dalam cawan petri menjadi berkurang karena masuk ke dalam larutan gliserin
di kentang yang berkonsentrasi air rendah.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1.
Peristiwa osmosis adalah perpindahan pelarut dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah melalui membran
semipermeabel yang dalam praktikum ini ditunjukkan oleh kentang yang
cekungannya diberi garam.
2.
Sedangkan peristiwa difusi adalah perpindahan zat
terlarut dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah baik membran
ataupun tidak
3.
Kentang yang semula berstruktur kaku karena adanya
peristiwa osmosis akan berubah menjadi lembek, air yang diliuar masuk kedalam,
dan warna gliserin juga masuk kedalam kentang. Hal itu disebabkan karena
pelarut dari cawan petri yang hipotonik atau dari luar kentang akan merembes ke
dalam kentang yang bersifat hipertonik tersebut.
5.2 Saran
Praktikan hendaknya mempelajari
terlebih dahulu materi praktikum sebelum masuk ke dalam laboratorium sehingga
tidak mengalami kesulitan ketika melakukan praktikum. Serta pastikan alat-alat
yang digunakan untuk praktikum tidak mengalami masalah atau rusak, sehingga
dapat digunakan sesuai dengan prosedur.
BAB VI
PERTANYAAN DAN JAWABAN
Ø Pertanyaan:
1.
Apa perbedaan osmosis dan difusi?
2.
Apa fungsi kentang dalam percobaan osmosis?
3.
Apa perbedaan antara plasmolisis dan deplasmolisis?
Ø Jawaban:
1. Osmosis
adalah perpindahan molekul air melalui selaput semipermiabel selektif dari
bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus
dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan
gradien tekanan sepanjang membran, sedangkan Difusi adalah peristiwa
mengalirnya/berpindahnya suatu zatdalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang
berkonsentrasi rendah. Perbedaan konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut
gradien konsentrasi. Difusi akan terus terjadi hingga seluruh partikel tersebar
luas secara merata atau mencapai keadaan kesetimbangandimana
perpindahan molekul tetap terjadi walaupun tidak ada perbedaan konsen. Dengan
kata lain untuk membedakan osmosis dan difusi yaitu dengan cara:
·
ada tidaknya membran; jika tidak ada berarti difusi.
·
objek apakah yang pindah. jika partikel yang pindah
adalah difusi.
2. Sebagai
pengganti sel, karena tidak mungkin kami melakukan praktikum pada sel yang
sangat kecil, jadi diperumpamakan kentang sebagai sel.Dalam peristiwa osmosis,
didapatkan bahwa kentang yang ada di dalam wadah berisi larutan gliserin akan
menjadi lebih lunak dari sebelumnya. Hal ini terjadi karena cairan air gliserin
dianggap sebagai pelarut yang bersifat hipertonik, sehingga kentang menjadi
lebih keras dan menggembung. Hal ini karena air adalah larutan yang
bersifat hipotonik akibatnya air akan masuk ke dalam sel sehingga sel menjadi
menggembung dan menjadi lebih keras dari sebelumnya.
3. Plasmolisis
adalah lepasnya membran plasma dari dinding sel pada sel tumbuhan. Plasmolisis
terjadi jika sel tumbuhan diletakkan di larutan garam terkonsentrasi (hipertonik),
sel tumbuhan akan kehilangan air dan juga tekanan turgor, menyebabkan sel
tumbuhan lemah. Sedangkan Deplasmolisis merupakan kebalikan dari plasmolisis,
yaitu menyatunya kembali membran plasma yang telah lepas dari dinding sel.
Deplasmolisis terjadi jika sel tumbuhan diletakkan di larutan hipotonik, sel
tumbuhan akan menyerap air dan juga tekanan turgor meningkat. Banyaknya air
yang masuk ke dalam sel akan menyebabkan terjadinya deplasmolisis
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2013. Buku panduan
praktikum biologi umum. Universitas Bengkulu : Bengkulu
Champbel,
Neil A. 2002. Bioligi Jilid II Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga
Charis.
1996. Biologi Umum I. Erlangga: Jakarta.
Krisdianto.
2005. Penuntun Biologi. Erlangga : Jakarta.
Salisbury,
B. Frank. 1995. Fisiologi Tumbuhan jilid 1. ITB: Bandung
No comments:
Post a Comment