Tuesday, April 19, 2016

laporan mekanisasi pertanian

LAPORAN PRAKTIKUM
MEKANISASI PERTANIAN
ACARA VII
Penanaman Padi Dengan Rice Transplanter
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBCEojdKavAv-hdT5MX3aXX8iPQkd8xO7OUEBsnwLJ_AHz9dWvoGm0nJTeILlgG6P8g7sEstLeOcagS1nehyphenhyphenXCrCdDGe18wGT2A6mx-ESHNLmh1PGXzgla5h1fVywB1FwrMaFOeclxHhk/s200/A+Logo+UniB.jpg





Disusun oleh:
             Nama                   : Jeky Miharja
                NPM                    : E1J014144
                Shift                     : kamis 08-00:09-40
     


PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Dalam bidang pertnian kegiatan penanaman merupakan salah satu kegiatan yag cukup penting dan juga menentukn hasil pertanian. Dalam pratikum sebelumnya kita dapat mengetahui bahwa perkembangan pertanian meliputi perkembangan alat/mesin pengelolahan tanah. Namun tidaklah hanya sampai disana, dalam kegiatan penanaman juga memiliki perkembangan terutama terkait dengan alat/mesinnya. Alat/mesin pertanian selalu berkembang sejalan dengan berkembangnya tingkat peradaban manusia. Walaupun demikian, para petani di indonesia masih memakai cara-cara tradisional dalam kegiatan penanaman, cara-cara itu selain menghabiskan tenaga dan waktu, juga menghabiskan biaya. Dengan demikian sudahlah menjadi kewajiban kita sebagai seorang mahasiswa teknik pertanian untuk memperkenalkan lat/mesin penanam yang modern tersebut sehingga dengan penggunaan alat/mesin penanam diharapkan menghemat waktu dan tenaga. Hasil yang didapat akan lebih memuaskan dibanding dengan memakai cara tradisional. Selain meringankan dalam kegiatan penanaman juga dapat mengetahui dosis penggunaan benih yang tepat yang telah memperhitungkan sebelum kegiatan penanaman.
1.2 Tujuan
Memperoleh keterampilan dalam mengoprasikan rice transplanter untuk penanaman padi pada lahan sawah





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
            Untuk pengolahan tanah sawah dilakukan dengan cara dicangkul atauditraktor, pengolahan tanah dilakukan pada saat terjadi hujan pertama yang dapatmelembabkan atau meratakan tanah (mencemek-cemek), setelah itu pengolahantanah dilakukan kembali pada saat menjelang tanam, tenaga kerja yang digunakanterdiri dari tenaga kerja luar keluarga.(Laila, Dkk, 2012).
            Bibit dipindahkan ke lahan setelah men-capai umur 12 hari setelah semai,dan 24 hari setelah semai. Kondisi air pada saat tanam yaitu kondisi tanah yang basah tetapi tidak tergenang (macak-macak). Sistem tanam yang digunakan adalah tanam satu lubang 1 bibit padi. Penyulaman dilakukan maksimum satu minggu setelah tanam untuk mempertahankan po-pulasi yang optimal.(budi,2005)
            Pada jarak tanam Penanaman dilakukan pada saat bibit berumur 15-21hari, dengan 1 bibit per lubang. Bibit yang ditanam sebaiknya memiliki umurfisiologi yang sama (dicirikan oleh jumlah daun yang sama, misal 2 atau 3daun/batang). Jarak tanam dapat menggunakan sistem tegel (20 x 20 cm atau 25 x25 cm atau 27x27 cm) dan/atau sistem legowo - 2 (20x10x40 cm atau 25x12,5x50cm atau 27x13,5x50 cm) tergantung tinggi tempat, kesuburan lahan dan varietasyang ditanam. Bibit ditanam pada kedalaman 1-2 cm. Sisa bibit yang telah dicabut diletakkan dibagian pinggir petakan, nantinya digunakan untuk menyulam.Penyulaman dilakukan pada 7 hari setelah tanam (HST) dengan bibit dari varietasdan umur yang sama. Setelah ditanam, air irigasi dibiarkan macak-macak (1-3 cm)selama 7-10 hari. (Ishaq, 2009).
            Pola tanam yang di terapkan pola beberapa barisan tanaman yangkemudian diselingi satu barisan kosong. Tanaman yang seharusnya ditanam pada barisan yang kosong dipindahkan sebagai tanaman sisipan di dalam barisan. Padaawalnya tanam jajar legowoBentuk jarak tanam secara manual/konvensional menggunakan sistemtanam jajar legowo dengan jarak tanam 20 x 10 x 40 cm seluas± 0,33 ha (1 patok).Pada tanam menggunakan rice transplanter dengan bibit hasil persemaian sistem basah menggunakan dapog (tray) umur 16 hari setelah semai (HSS). Sedangkan tanam secara konvensional menggunakan bibit hasil persemaian konvensionalumur 20 HSS.(Suhendrata, 2009).
            Sistem tanaman secara legowo bergantung pada kesuburan. Kenaikan hasil tersebut disebabkan populasi tanaman pada jajar legowo lebih banyak dibandingkan cara tanam konvensional. Upaya untuk meningkatkan hasil panen padi per satuan luas, juga harus diiringidengan keberlanjutan teknologi yang dikenalkan serta bergantung terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat adopsi teknologi petani. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui tingkat adopsi teknologi petani dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat adopsi petani dalam menerapkan teknologi budidaya padi sistem tanam jajar legowo agar dapat meningkatkan pendapatan dan tingkat efisiensi ekonomis petani. Melihat kondisidi atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan sistem tanam jajar legowo masihrendah. Untuk itu penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh manatingkat adopsi teknologi jajar legowo 2:1 pada tanaman padi sawah serta faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi petani terhadap sistem tanam jajar legowo 2:1.(Laila, 2012).
            Penanaman menggunakan sistem jajar legowo dengan jarak (30 x 20 x10)cm, 4/5 butir/lubang. Kedalaman sekitar 4-5cm dan 2 garis paling pinggirsebagai panduan alat selanjutnnya. Setlah pembentukan larikan dengan jarak antarlarikan 20 dan 30 cm dari kedalaman 4-5cm, selanjutnya benih di tanam padalarikan tersebut dengan jarak antar titik 10cm sebanyak 4-5 butir titik .( Suryanto,Dkk, 2008)













BAB III
METODOLOGI
1.3 Alat dan Bahan
1.  Rice Transplanter
2.  Bibit padi


1.4 Cara Kerja
Ø Menghidupkan dan mematikan mesin dan mematikan mesin
Ø Pastikan tuas gigi pada posisi NETRAL
Ø Atur tuas kopling utama pada posisi ‘MATI’ dan tuas kopling penanam dalam posisi ‘KUNCI’
Ø Atur saklar utama dalam posisi’ NYALA’
Ø Sesuaikan tuas pedal gas pada posisi antsrs ‘RENDAH’ dan ‘TINGGI’
Ø Tarik dengan kuat tali starter maka mesin akan hidup
Ø Untuk mematikan mesin, pidahkan tuas pedal gas pada posisi ‘RENDAH’ beberapa saat
Ø Atur skelar utama pada posisi ‘MATI’, maka mesin akan mati.
Menjalankan dan mnghentikan
Ø   Memutar tuas gas ke posisi ‘MULAI’ dan ‘TINGGI’ agar kecepatan mesin menjadi tinggi
Ø   Memindahkan tuas pemindah gigi pada posisi ‘PERJALANAN DARAT’
Ø   Mengatur tuas tanam ke posisi ‘ATAS’ agar rice tranplanter dalam posisi tertinggi dan memindahkan tuas tanam ke posisi ‘KUNCI’
Ø   Saat tuas kopling utama pada posisi ‘NYALA’ maka rice transplanter akan maju
Ø   Untuk menghentikan rice transplanter yang sedang berjalan, memindahkan tuas pedal gas ke posisi ‘RENDAH’
Ø   Memindahkan tuas kopling utama ke posisi ‘MATI’ maka rice transplanter akan mati
Membelokkan jalan nya rice transplanter
Ø   Menghidupkan mesin dan menjalankan rice transplanter
Ø   Memindahkan tuas pedal gas ke posisi ‘RENDAH’
Ø   Menarik tuas kemudi kanan jika ingin membelok
kekanan atau tuas kemudi kiri jika ingin membelok ke kiri
Operasi Penanaman bibit padi
·        Persiapan penanaman
Ø   Menyiapkan bibit dalam bentuk lembaran seperti karpet berukuran 28 cm x 70 cm
Ø   Menempatkan rice transplanter pada posisi titik awalpenanaman sebelah kiri lahan yang akan ditanami
Ø   Menyusun lembaran bibit pada platfrom bibit dan rak penyimpan bibit
Ø   Atur tus penyesuaian pengmbilan ke dalaman untuk mengatur ke dalaman jumlah bibit yang akan ditanam ‘LEBIH BESAR’ berarti semakin banyak jumlah bibit yang akan ditanam pada lubang tanam
Ø   Mengatur tuas penyesuaian kedalaman tanam dan tuas penyesuaian pengambilan ke posisi yang di inginkan
·        Penanaman
Ø   Pindahkan tuas gigi pada posisi ‘OPERASI LAPANGAN’
Ø   Atur tuas kopling penanaman ke posisi ‘PENANAMAN’
Ø   Pindakan tuas kopling utama ke posisi ‘NYALA’ maka rice tranplanter akan bergerak dan proses penanaman dimulai
Ø   Ketika penanaman sekkitar 1,5 m dari batas ujung penanaman pindahkan tuas kopling penananam ke posisi ‘BAWAH’ untuk menghentikan proses penanaman
Ø   Mengurangi kecepatan mesin dan menaikkan pegangan
Ø   Menarik tuas kopling kemudi kanan dan kiri untuk membelokan rice transplanter
Ø   Rice transplanter di posisiskan sejajar dengan barisan tanamandan memastikan ujung pedoman pada barisan terdekat dengan tanaman untuk menghasilkan jarak tanam yang tepat
Ø   Penanaman suatu bidang lahan akan selesai maka penanaman secar manual perlu dilakukan pada bagian lahan yang menjadi belokan rice transplanter
       

















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.4 Hasil
http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Teknik%20Mesin%20Budidaya%20Pertanian/Transplanter/tranplanter%20jepang%20operasi%203%20iseki.jpg 

2.4  Pembahasan

Pada pratikum kali ini yaitu penanaman padi dengan menggunakan rice transplanter dilahan percobaan laboratorium agronomi Universitas Bengkulu.Dimana peratikum ini kami meakukan penanaman dengan menggunankan alat penanam padi secara mekanis (rice transplanter).
Rice transplanter dioperasikan dengan cara yang sama seperti traktor tangan.Dimana tuas kiri digunakan sebagai untuk belok kiri dan tuas kanan digunakan untuk belok kanan.pada alat rice transplanter dilengkapi dengan alat penanam padi secara otomatis dengan jarak tanam yang lebih akurat. Penggunaan alat rice transplanter ini sangatlah efektif dan efisien dibandingkan penanaman dengan cara konvensional.
Pada pratikum ini kami melakukan langsung pengoperasian secara bergantian dalam melakukan penanaman padi dengan menggunakan alat rice transplanter. Penanaman ini dilakukan dengan menggunakan bibit padi yang telah berumur 2 minggu dengan ketebalan tanah 2 cm dan dengan panjang 10 cm.
Sebelum mengopeasikan rice transplater kita harus tetap memperhatikan standar operasional kerja dan keamanan kerja baik operator maupun mesin agar terhindar dari terjadinya kecelakaan kerja yang tidak diinginkan dan pada saat penanaman kita juga harus memperhatikan cara menggunakan rice transplanter, supaya bibit tanaman padi yang telah kita tanam tidak rusak terinjak oleh operator itu sendiri.
Dari serangkaian penanaman padi dengan menggunakan rice transplanter dapat disimpulkan bawah kerja akan lebih efektif dan efisien dalam proses produksi tanaman padi.















BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
            Pada acara peratikum ini dapat disimpulkan bawah penggunaan alat rice transplanter dalam melakukan penanaman padi dilahan lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan cara tradisional karena dapat mempermudah operator dalam proses produksi tanaman padi.
5.2 SARAN
            Saya rasa dalam pelaksanaan peratikum penanaman padi dengan menggunakan rice transplanter ini sudah lebih baik dan saya harap peratikum ini tetap dipertahankan untuk generasi selanjutnya.















DAFTAR PUSTAKA
Laila, Dkk, 2012. The Adoption of Rice-Field Farmers on Jajarlegowo 2:1 PlantSystem Atpolongbangkeng Utara Sub-District,Takalar Regency,Petani Padi Sawah, Jajar Legowo,3, (12) : 255
Suryanto, A, Pengelolaan Tanaman Terpadu,2008. Jawa Tengah : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian.
Ishaq, I Penangakaran Benih Padi,2009. Lembang : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP).
Suhendrata, T 2013. Prospek Pengembangan Mesin Tanam Pindah Bibit Padi Dalam Rangka Mengatasi Kelangkaan Tenaga Kerja Tanam Bibit Padi, Prospek Pengembangan Mesin Tanam Pindah Bibit Padi.10, (1): 97
Budi,2005. Pengenalan Alat Rice Transplanter Penanaman Padi. Universitas Sriwijaya : Palembang



No comments:

Post a Comment

LAPORAN MAGANG KELAPA SAWIT

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG TEKNIK PEMULIAAN TANAMAN KELAPA SAWIT ( Elaeis guineensis Jacq) DI PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT (PPKS) M...