LAPORAN PRAKTIKUM
MEKANISASI PERTANIAN
ACARA VII
“Penanaman Padi Dengan Rice Transplanter ”
Disusun oleh:
Nama
: Jeky Miharja
NPM : E1J014144
Shift : kamis 08-00:09-40
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam bidang
pertnian kegiatan penanaman merupakan salah satu kegiatan yag cukup penting dan
juga menentukn hasil pertanian. Dalam pratikum sebelumnya kita dapat mengetahui
bahwa perkembangan pertanian meliputi perkembangan alat/mesin pengelolahan
tanah. Namun tidaklah hanya sampai disana, dalam kegiatan penanaman juga
memiliki perkembangan terutama terkait dengan alat/mesinnya. Alat/mesin
pertanian selalu berkembang sejalan dengan berkembangnya tingkat peradaban
manusia. Walaupun demikian, para petani di indonesia masih memakai cara-cara
tradisional dalam kegiatan penanaman, cara-cara itu selain menghabiskan tenaga
dan waktu, juga menghabiskan biaya. Dengan demikian sudahlah menjadi kewajiban
kita sebagai seorang mahasiswa teknik pertanian untuk memperkenalkan lat/mesin
penanam yang modern tersebut sehingga dengan penggunaan alat/mesin penanam
diharapkan menghemat waktu dan tenaga. Hasil yang didapat akan lebih memuaskan
dibanding dengan memakai cara tradisional. Selain meringankan dalam kegiatan
penanaman juga dapat mengetahui dosis penggunaan benih yang tepat yang telah
memperhitungkan sebelum kegiatan penanaman.
1.2 Tujuan
Memperoleh keterampilan dalam mengoprasikan rice
transplanter untuk penanaman padi pada lahan sawah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Untuk pengolahan
tanah sawah dilakukan dengan cara dicangkul atauditraktor, pengolahan tanah
dilakukan pada saat terjadi hujan pertama yang dapatmelembabkan atau meratakan
tanah (mencemek-cemek), setelah itu pengolahantanah dilakukan kembali pada saat
menjelang tanam, tenaga kerja yang digunakanterdiri dari tenaga kerja luar
keluarga.(Laila, Dkk, 2012).
Bibit dipindahkan
ke lahan setelah men-capai umur 12 hari setelah semai,dan 24 hari setelah
semai. Kondisi air pada saat tanam yaitu kondisi tanah yang basah tetapi
tidak tergenang (macak-macak). Sistem tanam yang digunakan adalah tanam satu
lubang 1 bibit padi. Penyulaman dilakukan maksimum satu minggu setelah tanam
untuk mempertahankan po-pulasi yang optimal.(budi,2005)
Pada jarak tanam Penanaman dilakukan pada saat bibit berumur
15-21hari, dengan 1 bibit per lubang. Bibit yang ditanam sebaiknya memiliki
umurfisiologi yang sama (dicirikan oleh jumlah daun yang sama, misal 2 atau
3daun/batang). Jarak tanam dapat menggunakan sistem tegel (20 x 20 cm atau 25
x25 cm atau 27x27 cm) dan/atau sistem legowo - 2 (20x10x40 cm atau 25x12,5x50cm
atau 27x13,5x50 cm) tergantung tinggi tempat, kesuburan lahan dan varietasyang
ditanam. Bibit ditanam pada kedalaman 1-2 cm. Sisa bibit yang telah
dicabut diletakkan dibagian pinggir petakan, nantinya digunakan untuk
menyulam.Penyulaman dilakukan pada 7 hari setelah tanam (HST) dengan bibit dari
varietasdan umur yang sama. Setelah ditanam, air irigasi dibiarkan macak-macak
(1-3 cm)selama 7-10 hari. (Ishaq, 2009).
Pola tanam yang
di terapkan pola beberapa barisan tanaman yangkemudian diselingi satu barisan
kosong. Tanaman yang seharusnya ditanam pada barisan yang
kosong dipindahkan sebagai tanaman sisipan di dalam barisan.
Padaawalnya tanam jajar legowoBentuk jarak tanam secara manual/konvensional
menggunakan sistemtanam jajar legowo dengan jarak tanam 20 x 10 x 40 cm seluas±
0,33 ha (1 patok).Pada tanam menggunakan rice transplanter dengan bibit hasil
persemaian sistem basah menggunakan dapog (tray) umur 16 hari setelah semai (HSS). Sedangkan
tanam secara konvensional menggunakan bibit hasil persemaian konvensionalumur
20 HSS.(Suhendrata, 2009).
Sistem tanaman secara legowo bergantung pada kesuburan.
Kenaikan hasil tersebut disebabkan populasi tanaman pada jajar legowo lebih
banyak dibandingkan cara tanam konvensional. Upaya untuk meningkatkan hasil
panen padi per satuan luas, juga harus diiringidengan keberlanjutan teknologi
yang dikenalkan serta bergantung terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat adopsi teknologi petani. Oleh karena itu, sangat penting untuk
mengetahui tingkat adopsi teknologi petani dan faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi tingkat adopsi petani dalam menerapkan
teknologi budidaya padi sistem tanam jajar legowo agar dapat meningkatkan
pendapatan dan tingkat efisiensi ekonomis petani. Melihat kondisidi atas, dapat
disimpulkan bahwa penerapan sistem tanam jajar legowo masihrendah. Untuk itu
penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh manatingkat adopsi teknologi
jajar legowo 2:1 pada tanaman padi sawah serta faktor-faktor yang mempengaruhi
adopsi petani terhadap sistem tanam jajar legowo 2:1.(Laila, 2012).
Penanaman menggunakan sistem jajar legowo dengan jarak (30
x 20 x10)cm, 4/5 butir/lubang. Kedalaman sekitar 4-5cm dan 2 garis paling
pinggirsebagai panduan alat selanjutnnya. Setlah pembentukan larikan dengan
jarak antarlarikan 20 dan 30 cm dari kedalaman 4-5cm, selanjutnya benih di tanam
padalarikan tersebut dengan jarak antar titik 10cm sebanyak 4-5 butir titik .(
Suryanto,Dkk, 2008)
BAB III
METODOLOGI
1.3 Alat dan Bahan
1. Rice Transplanter
2. Bibit padi
1.4 Cara Kerja
Ø
Menghidupkan dan mematikan mesin dan mematikan
mesin
Ø
Pastikan tuas gigi pada posisi NETRAL
Ø
Atur tuas kopling utama pada posisi ‘MATI’ dan
tuas kopling penanam dalam posisi ‘KUNCI’
Ø
Atur saklar utama dalam posisi’ NYALA’
Ø
Sesuaikan tuas pedal gas pada posisi antsrs
‘RENDAH’ dan ‘TINGGI’
Ø
Tarik dengan kuat tali starter maka mesin akan
hidup
Ø
Untuk mematikan mesin, pidahkan tuas pedal gas
pada posisi ‘RENDAH’ beberapa saat
Ø
Atur skelar utama pada posisi ‘MATI’, maka mesin
akan mati.
Menjalankan
dan mnghentikan
Ø
Memutar tuas gas ke posisi ‘MULAI’ dan ‘TINGGI’
agar kecepatan mesin menjadi tinggi
Ø
Memindahkan tuas pemindah gigi pada posisi
‘PERJALANAN DARAT’
Ø
Mengatur tuas tanam ke posisi ‘ATAS’ agar rice
tranplanter dalam posisi tertinggi dan memindahkan tuas tanam ke posisi ‘KUNCI’
Ø
Saat tuas kopling utama pada posisi ‘NYALA’ maka rice
transplanter akan maju
Ø
Untuk menghentikan rice transplanter yang sedang
berjalan, memindahkan tuas pedal gas ke posisi ‘RENDAH’
Ø
Memindahkan tuas kopling utama ke posisi ‘MATI’
maka rice transplanter akan mati
Membelokkan
jalan nya rice transplanter
Ø Menghidupkan mesin dan menjalankan rice
transplanter
Ø Memindahkan tuas pedal gas ke posisi ‘RENDAH’
Ø Menarik tuas kemudi kanan jika ingin membelok
kekanan atau tuas kemudi kiri jika ingin membelok ke kiri
Operasi
Penanaman bibit padi
·
Persiapan penanaman
Ø
Menyiapkan bibit dalam bentuk lembaran seperti
karpet berukuran 28 cm x 70 cm
Ø
Menempatkan rice transplanter pada posisi titik
awalpenanaman sebelah kiri lahan yang akan ditanami
Ø
Menyusun lembaran bibit pada platfrom bibit dan
rak penyimpan bibit
Ø
Atur tus penyesuaian pengmbilan ke dalaman untuk
mengatur ke dalaman jumlah bibit yang akan ditanam ‘LEBIH BESAR’ berarti
semakin banyak jumlah bibit yang akan ditanam pada lubang tanam
Ø
Mengatur tuas penyesuaian kedalaman tanam dan
tuas penyesuaian pengambilan ke posisi yang di inginkan
·
Penanaman
Ø
Pindahkan tuas gigi pada posisi ‘OPERASI
LAPANGAN’
Ø
Atur tuas kopling penanaman ke posisi ‘PENANAMAN’
Ø
Pindakan tuas kopling utama ke posisi ‘NYALA’
maka rice tranplanter akan bergerak dan proses penanaman dimulai
Ø
Ketika penanaman sekkitar 1,5 m dari batas ujung
penanaman pindahkan tuas kopling penananam ke posisi ‘BAWAH’ untuk menghentikan
proses penanaman
Ø
Mengurangi kecepatan mesin dan menaikkan pegangan
Ø
Menarik tuas kopling kemudi kanan dan kiri untuk
membelokan rice transplanter
Ø
Rice transplanter di posisiskan sejajar dengan
barisan tanamandan memastikan ujung pedoman pada barisan terdekat dengan
tanaman untuk menghasilkan jarak tanam yang tepat
Ø
Penanaman suatu bidang lahan akan selesai maka
penanaman secar manual perlu dilakukan pada bagian lahan yang menjadi belokan
rice transplanter
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.4 Hasil

2.4 Pembahasan
Pada pratikum kali ini yaitu penanaman padi
dengan menggunakan rice transplanter dilahan percobaan laboratorium agronomi
Universitas Bengkulu.Dimana peratikum ini kami meakukan penanaman dengan
menggunankan alat penanam padi secara mekanis (rice transplanter).
Rice transplanter dioperasikan dengan cara yang
sama seperti traktor tangan.Dimana tuas kiri digunakan sebagai untuk belok kiri
dan tuas kanan digunakan untuk belok kanan.pada alat rice transplanter
dilengkapi dengan alat penanam padi secara otomatis dengan jarak tanam yang
lebih akurat. Penggunaan alat rice transplanter ini sangatlah efektif dan efisien
dibandingkan penanaman dengan cara konvensional.
Pada pratikum ini kami melakukan langsung
pengoperasian secara bergantian dalam melakukan penanaman padi dengan menggunakan
alat rice transplanter. Penanaman ini dilakukan dengan menggunakan bibit padi
yang telah berumur 2 minggu dengan ketebalan tanah 2 cm dan dengan panjang 10
cm.
Sebelum mengopeasikan rice transplater kita harus
tetap memperhatikan standar operasional kerja dan keamanan kerja baik operator
maupun mesin agar terhindar dari terjadinya kecelakaan kerja yang tidak
diinginkan dan pada saat penanaman kita juga harus memperhatikan cara
menggunakan rice transplanter, supaya bibit tanaman padi yang telah kita tanam
tidak rusak terinjak oleh operator itu sendiri.
Dari serangkaian penanaman padi dengan
menggunakan rice transplanter dapat disimpulkan bawah kerja akan lebih efektif
dan efisien dalam proses produksi tanaman padi.
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Pada acara peratikum ini dapat
disimpulkan bawah penggunaan alat rice transplanter dalam melakukan penanaman
padi dilahan lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan cara tradisional
karena dapat mempermudah operator dalam proses produksi tanaman padi.
5.2 SARAN
Saya
rasa dalam pelaksanaan peratikum penanaman padi dengan menggunakan rice
transplanter ini sudah lebih baik dan saya harap peratikum ini tetap
dipertahankan untuk generasi selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Laila, Dkk, 2012. The Adoption of Rice-Field
Farmers on Jajarlegowo 2:1 PlantSystem Atpolongbangkeng Utara
Sub-District,Takalar Regency,Petani Padi Sawah, Jajar Legowo,3,
(12) : 255
Suryanto, A, Pengelolaan Tanaman Terpadu,2008.
Jawa Tengah : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian.
Ishaq, I Penangakaran Benih Padi,2009. Lembang : Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP).
Suhendrata, T 2013. Prospek Pengembangan Mesin Tanam Pindah Bibit
Padi Dalam Rangka Mengatasi Kelangkaan Tenaga Kerja Tanam Bibit Padi, Prospek Pengembangan Mesin Tanam Pindah
Bibit Padi.10, (1): 97
Budi,2005. Pengenalan Alat Rice Transplanter Penanaman Padi.
Universitas Sriwijaya : Palembang

No comments:
Post a Comment