Saturday, September 15, 2018

LAPORAN PRAKTIKUM KOMPETISI GULMA


LAPORAN PRAKTIKUM
KOMPETISI GULMA

     

Oleh:

JEKY MIHARJA
NPM. E1J014144




PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2018


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
            Dalam suatu areal pertanaman, kemunduran produksi merupakan hal yang sering terjadi. Salah satu faktor yang mempengaruhi kemunduran produksi adalah karena adanya gangguan gulma. Gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan pertanian karena dapat merugikan dalam hal menurunkan hasil produksi yang bisa dicapai oleh tanaman.
Gulma dianggap sebagai tanaman penggangu karena merugikan tanaman budidaya atau tanaman pokok. Salah satu bentuk gangguan tersebut adalah kompetisi dengan tanaman budidaya. Adanya persaingan dengan gulma dapat mengurangi kemampuan tanaman budidaya untuk berproduksi. Kompetisi antara gulma dan tanaman yang diusahakan di dalam menyerap unsur-unsur hara dan air dari dalam tanah, ruang dan penerimaan cahaya matahari untuk proses fotosintesis, menimbulkan kerugian-kerugian dalam produksi baik kualitas maupun kuantitas.
1.2 Tujuan
            Membandingkan pertumbuahan dan hasil tanaman yang tumbuh dengan keadaan bebas gulma dan tanaman yang tumbuh bersama gulma.








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kacang hijau adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah.
Bagian paling bernilai ekonomi adalah bijinya. Biji kacang hijau direbus hingga lunak dan dimakan sebagai bubur atau dimakan langsung. Biji matang yang digerus dan dijadikan sebagai isi onde-onde, bakpau, atau gandas turi. Kecambah kacang hijau menjadi sayuran yang umum dimakan di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara dan dikenal sebagai tauge. Kacang hijau bila direbus cukup lama akan pecah dan pati yang terkandung dalam bijinya akan keluar dan mengental, menjadi semacam bubur. Tepung biji kacang hijau, disebut di pasaran sebagai tepung hunkue, digunakan dalam pembuatan kue-kue dan cenderung membentuk gel (Wikipedia, 2013).
Kacang hijau (Vigna Radiata L) ialah tanaman kacang-kacangan yang telah lama dibudidayakan di Indonesia. Tanaman ini memiliki kelebihan tersendiri bila dibandingkan dengan tanaman kedelai dan kacang tanah, yaitu memiliki umur yang relatif pendek (55-60 hari) dan tahan terhadap kekeringan. Selain itu di dalam biji kacang hijau terkandung unsur yang diperlukan oleh tubuh manusia, seperti protein, vitamin dan mineral. Sehubungan dengan hal tersebut, menyebabkan permintaan terhadap biji kacang hijau terus meningkat sejalan dengan makin meningkatnya tingkat kesadaran masyarakat terhadap pemenuhan gizi. Oleh karena itu agar jumlah permintaan dapat terimbangi dengan jumlah penyediaan, maka hasil tanaman kacang hijau perlu ditingkatkan.
Kerapatan tanaman menggambarkan banyaknya populasi per satuan luas lahan. Pada kerapatan tinggi, permukaan tanah tertutup oleh vegetasi, sehingga peluang untuk tumbuhnya gulma relatif rendah karena cahaya yang diterima oleh permukaan tanah juga rendah. Namun dapat juga menciptakan kondisi lingkungan di sekitar tanaman maupun di permukaan tanah dapat berakibat meningkatnya kelembaban. Sehingga pada jenis gulma tertentu bahkan dapat meningkatkan pertumbuhannya. Permasalahan lain yang akan muncul adalah kerapatan yang tinggi tersebut, akan menimbulkan terjadinya persaingan di antara tanaman itu sendiri, baik dalam hal cahaya, unsur hara, air, maupun ruang (spase) sehingga menyebabkan hasil per individu tanaman rendah, walaupun per satuan luas lahan masih mengalami peningkatan hingga batas tertentu (Yodi, 2011).
Jenisjenis gulma dominan yang mengikuti tanaman kacangan seperti kacang tanah, kedelai, dan kacang hijau adalah gulma daun lebar seperti Ageratum conyzoides L., Phyllanthus urinaria L., Cyanotis axillaris (L.) Sweet, Lindernia viscosa (Hornem.) Bold., Synedrella nudiflora (L.) Gaertn., dan Oldenlandia corymbosa L. yang semuanya merupakan gulma semusim. Jenis-jenis tanaman kacangan dan jenis-jenis gulma daun lebar tersebut merupakan tumbuhan yang mengikuti jalur fotosintesis C3. Penanaman dua jenis tanaman yang berbeda secara tumpangsari (intercropping) selain dapat menekan pertumbuhan gulma juga dapat merubah komposisi jenis gulma, yaitu jenis gulma yang semula dominan pada pertanaman tunggal menjadi tidak dominan pada pertanaman tumpangsari (Sujono, 2005).













BAB III
METODOLOGI
3.1 Bahan dan alat: benih kacang hijau, furadan, polybag ukuran 10 kg, cangkul, mistar, gembor, timbaagan dan oven.
3.2 Metode percobaan: tanaman diperlakukan dengan cara ditanam dengan tanpa gulma dan tanaman ditanam dengan keadaan dibiarkan dalam kondisi bergulma.
3.3 persiapan media tanam: polybag ukuran 10kg disisi dengan tanah yang telah dicampur dengan pupuk kandang hingga 3 cm dari bibir polybag. Kemudian disusun dalm barisan masing-masing kelompok. Tanah disiram dengan air hingga jenuh.
3.4 Penanaman dan pemeliharaan: penanaman bebih 2 biji per polybag dengan cara ditugal, bersamaan dengan penanaman ditaburkan karbofuran dengan dosis 2 kg per hektar. Selanjutnya tanaman dipelihara, penyiraman dilakukan bila 2 hari tidak turun hujan. Penyiangan gulma dilakukan pada pot perlakuan bebas gulma sedangkan pada pot tanaman yang dibiarkan bergula tidak disiangi.
3.5 panen: pada saat panen tanaman dan gulma dicabut dengan mula-mula polybag disobek dengan cutter agar akar tanaman dan gulma todak terpotong. Kemudian bersihkan sisa tanah yang masih menempel. Setelah diamati, brangkasan tanaman dan gulma di bungkus dengan kertas setelah itu di oven dengan suhu 70oC sampai berat keringnya konstan.
3.6 pengamatan:
1.      Tanaman: pengamatan dilakukan seminggu sekali, variabel yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah cabang dan jumlah daun, pengamatan dihentikan setelah bunga muncul. Pengamatan setelah panen meliputi bobot kering tanaman dan polong, jumlah polong.
2.      Gulma: gulma dikelompokkan per jenis dan duhitung jumlah dan dihitung jumlah individu masing-masing jenis gulma, jumlah total individu, dan bobot kering gulma total.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN


TANAMAN BERGULMA
Tinggi tanaman (cm):
1.      1 MST = 7,9 cm
2.      2 MST = 9,5 cm
3.      3 MST = 10,1 cm
4.      4 MST = 11,5 cm
5.      5 MST = 14,3 cm
6.      6 MST = 16,9 cm
Jumlah daun:
1.      1 MST = 3
2.      2 MST = 4
3.      3 MST = 4
4.      4 MST = 5
5.      5 MST = 5
6.      6 MST = 5
Jumlah polong: 3 buah
Berat basah tanaman: 6,42 g
Berat kering tanaman: 2,1 g
·         Gulma daun sempit: 4 rumpun
Berat kering: 7,5 g
·         Gulma daun lebar: 36 batang
Berat kering: 40,3 g






TANAMAN TANPA GULMA
Tinggi tanaman (cm):
1.      1 MST = 10,5 cm
2.      2 MST = 11,7 cm
3.      3 MST = 13,0 cm
4.      4 MST = 14,5 cm
5.      5 MST = 19,3 cm
6.      6 MST = 28,2 cm
Jumlah daun:
1.      1 MST = 3
2.      2 MST = 4
3.      3 MST = 4
4.      4 MST = 5
5.      5 MST = 6
6.      6 MST = 7
Jumlah polong: 6 buah
Berat basah tanaman: 13,08 g
Berat kering tanaman: 3,7 g

BAB V
PEMBAHASAN

Dalam percobaan yang telah dilakukan dan dari data yang diperoleh tampak jelas adanya perbedaan antara tanaman yang tumbuh bebas gulma dengan tanaman yang tumbuh bersama gulma, perbedaan tampak pada setiap variabel pengamatan yang meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah polong dan berat brangkasan kering tanaman.
Gulma dianggap sebagai tanaman penggangu karena merugikan tanaman budidaya atau tanaman pokok. Salah satu bentuk gangguan tersebut adalah kompetisi dengan tanaman budidaya. Adanya persaingan dengan gulma dapat mengurangi kemampuan tanaman budidaya untuk berproduksi. Kompetisi antara gulma dan tanaman yang diusahakan di dalam menyerap unsur-unsur hara dan air dari dalam tanah, ruang dan penerimaan cahaya matahari untuk proses fotosintesis, menimbulkan kerugian-kerugian dalam produksi baik kualitas maupun kuantitas.
Selain kompetisi dalam hal ruang, air, cahaya dan unsur hara, gulma juga dapat memproduksi alelopati. Alelopati berasaldari bahasa Yunani, allelon yang berarti "satu sama lain" dan pathos yang berarti "menderita". Alelopati didefinisikan sebagai suatu fenomena alam dimana suatu organisme memproduksi dan mengeluarkan suatu senyawa biomolekul yang disebut alelokimia ke lingkungan dan senyawa tersebut memengaruhi perkembangan dan pertumbuhan organisme lain di sekitarnya.  Alelopati terjadi pada sebagian tumbuhan dan dapat mengakibatkan tumbuhan di sekitar penghasil alelopati pertumbuhannya menjadi terbambat atau bahkan mati.
Tanaman yang rentan terhadap senyawa alelokimia dari gulma dapat mengalami gangguan pada proses perkecambahan, pertumbuhan, serta perkembangannya. Perubahan morfologis yang sering terjadi akibat paparan senyawa alelokimia adalah perlambatan atau penghambatan perkecambahan biji, perpanjangan koleoptil, radikula, tunas, dan akar.



BAB VI
PENUTUP
Kesimpulan:
1.      Terbukti bahwa gulma mempengaruhi dan menghambat pertumbuhan tanaman dapat dilihat dari perbedaan pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
2.      Adanya persaingan dengan gulma dapat mengurangi kemampuan tanaman budidaya untuk berproduksi. Kompetisi antara gulma dan tanaman yang diusahakan di dalam menyerap unsur-unsur hara dan air dari dalam tanah, ruang dan penerimaan cahaya matahari untuk proses fotosintesis, selain itu sebagian gulma dapat memproduksi alelopati yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman disekitarnya.



DAFTAR PUSTAKA

Yodi, Ridlo. 2011. Kajian tentang kompetisi kacang hijau terhadap gulma pada berbagai kerapatan. http://elibrary.ub.ac.id/handle/123456789/32389. Di akses 25 Mei 2013.
Wikipedia. 2013. Kacang hijau. http://id.wikipedia.org/wiki/Kacang_hijau. Di akses 25 Mei 2013.
Soejono, A.T., 2005. Tumpangsari tebu lahan kering dengan beberapa jenis tanaman palawija kaitannya dengan pertumbuhan gulma dan hasil tanaman. Universitas Gadjah Mada, Disertasi.


No comments:

Post a Comment

LAPORAN MAGANG KELAPA SAWIT

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG TEKNIK PEMULIAAN TANAMAN KELAPA SAWIT ( Elaeis guineensis Jacq) DI PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT (PPKS) M...