LAPORAN PRATIKUM GENETIKA
ACARA
8
MITOSIS

JEKY
MIHARJA
E1J014124
Shift
1.Senin (10.00-12.00)
Kelompok4
LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Dasar teori
Proses
reproduksi seluler meliputi proses
pembelahan inti untuk membentuk inti baru (mitosis ), di ikuti dengan pembagian
sitoplasma (stokinesis). Proses ini menghasilkan dua buah inti yang terpisaah
dalam sel yang berbeda. Mitosis dan sitokinesis adalah komponen pembelahan sel
yang secara keseluruhan di sebut reproduksi sel. Proses mitosis di seluruh
organisme pada dasarnya sama,bail hewan maupun di tanaman. Walaupun pegamatan
umumnya di lakukan pada tanaman, prinsif
yang didapat berlaku juga untuk hewan. Memang ada perbedaan mengenai proses
pembelahan sel yang ada pada tanaman dan hewan. Pembelahan itu tidak mengenai
mitosis hanya mengenai pembentukan spindel dan prilaku sitokinesis. Pembentukan
spindel melibatkan sentriol pada hewan tanpa sentriol pada tanaman tinggi.
Sitokinesis pada hewan terjadi dengan cara purrowing, sedangkan pada tanaman
dengan pemisah sel.
.
Mitosis terjadi secara aktif pada jaringan meristem yang sedang tumbuh secara
pesat, seperti ujung akar, pucuk, dan tunas. Kecepatan pembelahan sel pada setiap
organ-organ berbeda-beda. Sel-sel spitel misalnya, memiliki masa hidup relatip
pendek. Karenanya, penggantian dan pembuatan sel-sel baru terjadi secara terus
menerus dan cepat. Fase-fase mitosis terdiri dari profase, metafase, anafase,
dan telofase.masing-masing fase dan pembagian selanjutnya dapat dilihat pada
fase mitosis.
·
Profase
profase,
sentrosom dengan sentriolnya mengalami replikasi dan dihasilkan dua sentrosom.
Masing-masing sentrosom hasil pembelahan bermigrasi ke sisi berlawanan dari inti. Pada saat bersamaan, mikrotubul muncul
diantara dua sentrosom dan membentuk benang-benang spindle, yang membentuk
seperti bola sepak. Pada sel hewan, mikrotubul lainnya menyebar yang kemudian
membentuk aster. Pada saat bersamaan, kromosom teramati dengan jelas, yaitu
terdiri dua kromatid identik yang terbentuk pada interfase. Dua kromatid
identek tersebut bergabung pada sentromernya. Benang-benang spindel terlihat
memanjang dari sentromer (Campbell et al. 1999).
·
Metafase.
Masing-masing
sentromer mempunyai dua kinetokor dan masing-masing kinetokor dihubungkan ke
satu sentrosom oleh serabut kinetokor. Sementara itu, kromatid bersaudara
begerak ke bagian tengah inti membentuk keping metafase (metaphasic plate)
(Hadi,1982).
·
Anafase.
Masing-masing
kromatid memisahkan diri dari sentromer dan masing-masing kromosom membentuk
sentromer. Masing-masing kromosom ditarik oleh benang kinetokor ke kutubnya
masing-masing (Nurhadi, 1984).
·
Telofase.
Ketika
kromosom saudara sampai ke kutubnya masing-masing, mulainya telofase. Kromosom
saudara tampak tidak beraturan dan jika diwarnai, terpulas kuat dengan pewarna
histologi (Campbell et al. 1999). Tahap berikutnya terlihat benang-benang
spindle hilang dan kromosom tidak terlihat (membentuk kromatin; difuse).
Keadaan seperti ini merupakan karakteristik dari interfase. Pada akhirnya
membran inti tidak terlihat diantara dua anak inti (Campbell et al. 1999).
1.2. Tujuan
1. mengamati tahapan yang ada dalam proses
mitosis
2. mengamati fungsi asetokarmin untuk
mengamati proses mitosis
3. membandingkan
dan mendiskusikan perbedaan setiap fase yang ada pada proses mitosis.
BAB.
II
METODELOGI
PENELITIAN
2.1
Alat dan Bahan
Alat : Bahan :
1. mikroskop
1. ujung akar bawang merah
2. gelas
pengamat 2. pewarna asetokarmin
3. gelas
objek 3. larutan 1 M HCl
4. gelas
penutup 4. larutan 70% dan 96% alkohol
5. jarum
pengiris
6. skalpel
7. forset
2.2
Cara kerja
1. meneteskan
larutan 1 M HCl di atas gelas pengamat secukupnya
2. meletakkan
potongan ujung akar sepanjang 1cm diatas
HCl tersebut, lebih kurang 5 menit
3. mengambil
ujung akar bawang merah yang sudah lunak tersebut dan memindahkan ke gelas
objek yang sebelunya telah diolesi dengan asetokarmin
4. mencacah
potongan akar yang ada dalam asetokarmin tersebut dengan skapel sampai halus
5. menutup
gelas objek dengan gelas penutup
6. melwatkangelasobyektersebutdiatasapialkohol,
jangansampaimendidih. kemudianmembalikslidetersebut, meletakkandiatas tissue danmenekanagakkerasdenganmenggunakanibujari.
haliniaknmeratakansel-seldanmemencarkan jaringan sehingga memungkinkan untuk
diamati dibawah mikroskop
7. meneteskan minyak emerson untuk memperjelas
pengamatan
8. mengamati objek tersebut di bawah mikroskop. pengamatan
menggunakan perbesaran rendah kemudian perbesaran lebih tinggi dan perbesaran
paling tinggi.
9. menggambar fase-fase mitosis yang ada ditemukan,
mencocokkan pada fase-fase mitosis yang ada pada preparat yang telah disediakan
atau dengan bagian yang sudah ada.
BAB III
HASIL
PENGAMATAN
Hasil
pengamatan pada sel bawang merah
![]() |
BAB
IV
PEMBAHASAN
Dari pengamatn di bawah mikroskop dengan perbesaran 10
x 10/0,25 maka kami
memperoleh gambar
seperti di atas. Gambar diatas menunjukkan sel pada akar bawang merah sedang
berada pada fase interfase dan profase , hal ini ditunjukkan dengan inti sel
yang tampak keruh, belum menunjukkan aktifitas pembelahan tahap berikutnya dan
dinding sel masih tampak jelas (interfase). Benang- benang kromatin memendek dan
menebal. Maka Terbentuklah
kromosom. Setiap kromosom membelah, memanjang dan membentuk kromatid atau disebut juga (profase).
BAB V
KESIMPULAN
Dari
praktikum yang telah kami laksanakan kami menyimpulkan sebagai berikut :
1. saat
itu tengah mengalami fase interfase dan profase.
2. Akar
bawang digunakan untuk mempelajari mitosis dengan alasan karena akar bawang
memiliki kromosom yang besar, jumlah kromosomnya tidak terlalu banyak, sehingga
lebih memungkinkan untuk mendapatkan hasil percobaan yang lebih baik dan mudah
didapatkan.
3. Pembelahan
mitosis terjadi pada jaringan meristem yang sifatnya meristematik, pada
tumbuhan jaringan ini terdapat pada ujung akar.Berdasarkan hasil pengamatan,
tampak bahwa akar bawang merah pada
DAFTAR PUSTAKA
Suryo.
2008. Genetika. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Kimbal.John
W. Biologi edisi kelima jilid 1: institute pertanian bogor
Campbell.Neil
A. biologi edisi kedelapan. Jakarta .
penerbit erlangga
Suryati,
Dotti. 2012. Bahan ajar kuliah genetika,
hukum mendel II. UNIB: Bengkulu.

No comments:
Post a Comment