Wednesday, March 23, 2016

LAPORAN GENETIKA MITOSIS AGROEKOTEKNOLOGI UNIB

LAPORAN PRATIKUM GENETIKA
                                                                     ACARA 8      
MITOSIS


JEKY MIHARJA
E1J014124
Shift 1.Senin (10.00-12.00)
Kelompok4


LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2015




BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Dasar teori
Proses reproduksi seluler meliputi  proses pembelahan inti untuk membentuk inti baru (mitosis ), di ikuti dengan pembagian sitoplasma (stokinesis). Proses ini menghasilkan dua buah inti yang terpisaah dalam sel yang berbeda. Mitosis dan sitokinesis adalah komponen pembelahan sel yang secara keseluruhan di sebut reproduksi sel. Proses mitosis di seluruh organisme pada dasarnya sama,bail hewan maupun di tanaman. Walaupun pegamatan umumnya di  lakukan pada tanaman, prinsif yang didapat berlaku juga untuk hewan. Memang ada perbedaan mengenai proses pembelahan sel yang ada pada tanaman dan hewan. Pembelahan itu tidak mengenai mitosis hanya mengenai pembentukan spindel dan prilaku sitokinesis. Pembentukan spindel melibatkan sentriol pada hewan tanpa sentriol pada tanaman tinggi. Sitokinesis pada hewan terjadi dengan cara purrowing, sedangkan pada tanaman dengan pemisah sel.
. Mitosis terjadi secara aktif pada jaringan meristem yang sedang tumbuh secara pesat, seperti ujung akar, pucuk, dan tunas. Kecepatan pembelahan sel pada setiap organ-organ berbeda-beda. Sel-sel spitel misalnya, memiliki masa hidup relatip pendek. Karenanya, penggantian dan pembuatan sel-sel baru terjadi secara terus menerus dan cepat. Fase-fase mitosis terdiri dari profase, metafase, anafase, dan telofase.masing-masing fase dan pembagian selanjutnya dapat dilihat pada fase mitosis.
·         Profase
profase, sentrosom dengan sentriolnya mengalami replikasi dan dihasilkan dua sentrosom. Masing-masing sentrosom hasil pembelahan bermigrasi ke sisi  berlawanan dari inti.  Pada saat bersamaan, mikrotubul muncul diantara dua sentrosom dan membentuk benang-benang spindle, yang membentuk seperti bola sepak. Pada sel hewan, mikrotubul lainnya menyebar yang kemudian membentuk aster. Pada saat bersamaan, kromosom teramati dengan jelas, yaitu terdiri dua kromatid identik yang terbentuk pada interfase. Dua kromatid identek tersebut bergabung pada sentromernya. Benang-benang spindel terlihat memanjang dari sentromer (Campbell et al. 1999).
·         Metafase.
Masing-masing sentromer mempunyai dua kinetokor dan masing-masing kinetokor dihubungkan ke satu sentrosom oleh serabut kinetokor. Sementara itu, kromatid bersaudara begerak ke bagian tengah inti membentuk keping metafase (metaphasic plate) (Hadi,1982).
·         Anafase.
Masing-masing kromatid memisahkan diri dari sentromer dan masing-masing kromosom membentuk sentromer. Masing-masing kromosom ditarik oleh benang kinetokor ke kutubnya masing-masing (Nurhadi, 1984).
·         Telofase.
Ketika kromosom saudara sampai ke kutubnya masing-masing, mulainya telofase. Kromosom saudara tampak tidak beraturan dan jika diwarnai, terpulas kuat dengan pewarna histologi (Campbell et al. 1999). Tahap berikutnya terlihat benang-benang spindle hilang dan kromosom tidak terlihat (membentuk kromatin; difuse). Keadaan seperti ini merupakan karakteristik dari interfase. Pada akhirnya membran inti tidak terlihat diantara dua anak inti (Campbell et al. 1999).

1.2.      Tujuan
1.         mengamati tahapan yang ada dalam proses mitosis
2.         mengamati fungsi asetokarmin untuk mengamati proses mitosis
3.         membandingkan dan mendiskusikan perbedaan setiap fase yang ada pada proses mitosis.





BAB. II
METODELOGI PENELITIAN

2.1 Alat dan Bahan
            Alat     :                                               Bahan  :
1.         mikroskop                               1.         ujung akar bawang merah      
2.         gelas pengamat                        2.         pewarna asetokarmin
3.         gelas objek                              3.         larutan 1 M HCl
4.         gelas penutup                          4.         larutan 70% dan 96% alkohol
5.         jarum pengiris
6.         skalpel
7.         forset  
           
2.2 Cara kerja
1.         meneteskan larutan 1 M HCl di atas gelas pengamat secukupnya
2.         meletakkan potongan ujung akar sepanjang  1cm diatas HCl tersebut, lebih kurang 5 menit
3.         mengambil ujung akar bawang merah yang sudah lunak tersebut dan memindahkan ke gelas objek yang sebelunya telah diolesi dengan asetokarmin
4.         mencacah potongan akar yang ada dalam asetokarmin tersebut dengan skapel sampai halus
5.         menutup gelas objek dengan gelas penutup


6.         melwatkangelasobyektersebutdiatasapialkohol, jangansampaimendidih. kemudianmembalikslidetersebut, meletakkandiatas tissue danmenekanagakkerasdenganmenggunakanibujari. haliniaknmeratakansel-seldanmemencarkan jaringan sehingga memungkinkan untuk diamati dibawah mikroskop
7.         meneteskan minyak emerson untuk memperjelas pengamatan
8.         mengamati objek tersebut di bawah mikroskop. pengamatan menggunakan perbesaran rendah kemudian perbesaran lebih tinggi dan perbesaran paling tinggi.
9.         menggambar fase-fase mitosis yang ada ditemukan, mencocokkan pada fase-fase mitosis yang ada pada preparat yang telah disediakan atau dengan bagian yang sudah ada.













BAB III
HASIL PENGAMATAN

Hasil pengamatan pada sel bawang merah

 



















BAB IV
PEMBAHASAN

Dari pengamatn di bawah mikroskop dengan perbesaran 10 x 10/0,25 maka kami memperoleh  gambar seperti di atas.  Gambar diatas  menunjukkan sel pada akar bawang merah sedang berada pada fase interfase dan profase , hal ini ditunjukkan dengan inti sel yang tampak keruh, belum menunjukkan aktifitas pembelahan tahap berikutnya dan dinding sel masih tampak jelas (interfase). Benang- benang kromatin memendek dan menebal. Maka Terbentuklah kromosom. Setiap  kromosom membelah, memanjang dan membentuk kromatid atau disebut juga (profase).














BAB V
KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah kami laksanakan kami menyimpulkan sebagai berikut :
1.      saat itu tengah mengalami fase interfase dan profase.
2.      Akar bawang digunakan untuk mempelajari mitosis dengan alasan karena akar bawang memiliki kromosom yang besar, jumlah kromosomnya tidak terlalu banyak, sehingga lebih memungkinkan untuk mendapatkan hasil percobaan yang lebih baik dan mudah didapatkan.
3.      Pembelahan mitosis terjadi pada jaringan meristem yang sifatnya meristematik, pada tumbuhan jaringan ini terdapat pada ujung akar.Berdasarkan hasil pengamatan, tampak bahwa akar bawang merah pada













DAFTAR PUSTAKA

Suryo. 2008. Genetika. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Kimbal.John W. Biologi edisi kelima jilid 1: institute pertanian bogor
Campbell.Neil A.  biologi edisi kedelapan. Jakarta . penerbit erlangga
Suryati, Dotti. 2012. Bahan ajar kuliah genetika, hukum mendel II. UNIB: Bengkulu.


No comments:

Post a Comment

LAPORAN MAGANG KELAPA SAWIT

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG TEKNIK PEMULIAAN TANAMAN KELAPA SAWIT ( Elaeis guineensis Jacq) DI PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT (PPKS) M...